Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BADAN Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan satu dari enam pasien Covid-19 di rumah sakit bisa mengalami gangguan pernapasan dan membutuhkan ventilator. Amerika Serikat, yang jumlah kasusnya tertinggi di dunia, menurut Johns Hopkins Center for Health Security, membutuhkan 740 ribu ventilator. Indonesia, meski kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mempunyai 8.423 ventilator, telah mengimpor sekitar 100 unit. Namun pasokan alat berbanderol di atas Rp 500 juta itu seret karena seluruh dunia membutuhkannya. Hal itu mendorong PT Pindad (Persero) bersama Universitas Indonesia membuat ventilator Covent-20. Perusahaan otomotif General Motors juga bekerja sama dengan produsen alat medis Ventec Life Systems menciptakan ventilator yang harganya sepertiga dari versi canggih VOCSN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ventilator Corona
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat penyokong napas buatan PT Pindad (Persero) dan Universitas Indonesia ini dinamai Covent-20 untuk menghadapi pandemi virus corona pada 2020. Ada dua mode ventilasi, yakni continuous positive airway pressure untuk mendorong oksigen ke paru-paru dan continuous mandatory ventilation bagi pasien gagal napas. Semua komponen Covent-20 berasal dari dalam negeri. Alat ini mempunyai volume tidal atau jumlah udara yang diberikan ke pasien tiap napas 300-600 mililiter.
5 Alat 1 Unit
Alat kesehatan VOCSN rancangan Ventec Life Systems ini memadukan lima fungsi, yakni ventilator (V), terapi oksigen, penghilang batuk (C), penyedot sekresi (S), dan nebulizer (N), dalam satu unit. Alat portabel ini telah dipakai ribuan pengguna di Amerika Serikat dan Jepang sejak 2018. Pada medio Maret lalu, General Motors mulai memproduksi VOCSN V+Pro, varian yang harganya sepertiga VOCSN. Sebanyak 30 ribu alat ini dipesan pemerintah Amerika dengan kontrak senilai US$ 490 juta.
Termurah dari India
Ventilator Nocca 310 ini buatan Nocca Robotics—perusahaan rintisan yang ditetaskan Institut Teknologi India (IIT) bekerja sama dengan perusahaan milik Kementerian Pertahanan India, Bharat Dynamics Limited. Ventilator tipe invasif portabel berbiaya produksi murah ini sudah diminati banyak pabrik peralatan medis India untuk diproduksi massal. Target produksi Nocca 310 sebanyak 30 ribu unit atau sekitar 200 unit per hari pada pertengahan Mei ini.
Tercepat Disetujui
Ventilator Spiro Wave ini menjadi yang paling cepat mendapat persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), yakni dalam waktu 30 hari. Pada prinsipnya, alat ini seperti resuscitator otomatis bagi pasien gawat darurat. Resuscitator adalah alat yang menggunakan tekanan positif untuk mengembangkan paru-paru orang yang berhenti bernapas. Desain Spiro Wave berbasis E-Vent, purwarupa ventilator kode terbuka Massachusetts Institute of Technology.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo