Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peniadaan penerbangan menjelang Idul Fitri sebagai bagian upaya mencegah penyebaran COVID-19 berdampak pada konsumsi avtur atau bahan bakar pesawat terbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri ini konsumsi avtur turun sebesar 11,8 persen dari konsumsi normal bulanan,” kata General Manager Pemasaran Pertamina Kalimantan Freddy Anwar, Jumat 7 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tersebut terutama berasal dari konsumsi avtur melalui bandara-bandara di Kalimantan, seperti Bandara Sepinggan di Balikpapan, Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin, Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Bandara Supadio di Pontianak, juga Bandara Kalimarau di Berau, Bandara Juwata di Tarakan.
Dari seluruh bandara itu tercatat konsumsi avtur mencapai 347 kiloliter (kl) per bulan yang saat ini turun menjadi 306 kl per bulan saat Ramadhan ini.
“Malah kalau untuk Kalimantan Timur saja turunnya sebesar 28,7 persen, dari 189,49 KL per bulan menjadi 135,05 KL per bulan,” rinci Freddy.
Larangan mudik mengacu kepada surat edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 13 Tahun 2021. Larangan ini berdasar pengalaman beberapa peristiwa sebelumnya, di mana peristiwa arus massa besar-besaran selalu membuat jumlah warga yang terpapar COVID-19 kembali meningkat.
Agar efektif larangan mudik diwujudkan dengan menutup penerbangan, meniadakan untuk sementara transportasi umum antarkota dan antarprovinsi.
Namun demikian, kata dia, tren penurunan ini akan segera berhenti begitu perayaan Idul Fitri berlalu dan penerbangan kembali pulih. Menurut Freddy, Pertamina tetap menjaga stok avtur di sembilan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Kalimantan.
“Kami perkirakan konsumsi avtur akan kembali meningkat pada bulan Juni sejak pemberlakukan kenormalan yang baru terlaksana,” kata Freddy.