Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ada Angin, Ada Listrik

Kincir angin pembangkit listrik di desa cilautereun dipasang oleh lapan sebagai proyek percobaan, buatan jerman dan belanda. (ilt)

27 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LISTRIK PLN belum mengalir ke wilayah pantai selatan Jawa Barat. Tapi listrik sudah mulai membantu kehidupan nelayan di sana. Nelayan Kasno dan kawan-kawan, misalnya, bisa memperoleh es seperlunya untuk mengawetkan ikan dan udang, sebelum mereka sempat menjual hasil laut itu ke Pameungpeuk, 6 km jauhnya. Sebuah mesin pembuat es berkapasitas 350 kg per hari disediakan oleh Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) di Desa Cilauteureun. Mesin itu mendapat tenaga dari kincir angin, suatu proyek percobaan. Hanya 100 m dari bibir pantai, tempat angin samudra berhembus bebas, Lapan sejak Mei lalu memasang kincir tipe Aeroman buatan MAN (Machinenfabriek Augsburg Nurnberg) seharga Rp 30 juta, suatu bantuan pemerintah Jerman Barat. Dua sudu yang berdiameter 5,5 m menempel pada sebuah turbin, sehingga instalasi ini mirip kipas angin raksasa. Turbin itu duduk horisontal di atas menara besi setinggi 10,5 m. Di samping kiri turbin, ada pula-kipas angin lebih kecil, punya 6 sudut dengan diameter 1,5 m. Dihubungkan oleh dua unit roda gigi ulir, kipas kecil ini berfungsi memusing posisi turbin sehingga selalu menyongsong arah angin. Dengan begitu dua sudu raksasa udi berputar secara otomatis, walaupun angin datang dari arah yang berubah-ubah. Putaran itu menggerakkan sebuah generator sinkron menghasilkan listrik sebesar 10 kw, apabila angin bertiup di atas 8,5 m per detik. Generator itu dirancang untuk kecepatan angin 8,5 hingga 24 m per detik. Tapi ia sudah berfungsi ketika angin berhembus 3,5 m per detik. Meskipun tidak dengan kapasitas penuh (10 kw), kincir di Cilauteureun bisa membagi listrik untuk mesin pembuat es, pengecas accu, atau pemompa air dan penerangan di kompleks Lapan itu. Penduduk seperti Kasno, selain mendapat es, juga tak perlu lagi pergi ke kota untuk mengecas accu yang mereka gunakan untuk menyalakan pesawat televisi. "Semuanya gratis," kau Kasno. Pada musim angin barat -- biasanya Januari dan Februari-kecepatan angin di sana 40 m per detik, yang mungkin menyebabkan generator terbakar. Karena itu kincir ini dilengkapi dengan sistem pengaman (gale safety). Ketika kecepatan angin melebihi 24 m per detik, alat ini akan bekerja otomatis menggeser posisi sudu raksasa ke posisi jungkat-jangkit, sehingga membentuk sudut nol derajat dengan arah angin. Dengan demikian terjangan angin diredam. Malah -- kalau datang topan--posisi turbin jadi membelakangi arah angin dan sudu berhenti berputar. Masih belum diketahui kapan penelitian ini selesai dan dimasyarakatkan. Tapi industri sudah berminat. Dalam perjanjian (11 November lalu) Lapan dengan PT Elnusa, perusahaan elektronika itu akan memproduksi kincir listrik, begitu penelitian selesai. Sebetulnya sejak tahun 1800n, pabrik bir di Jakarta sudah menggunakan kincir tapi untuk memompa air. Sampai sekarang pun kincir cukup populer di pedesaan untuk kebutuhan nonlistrik. Bahkan Pemda DKI, uhun 1976 memasukkan 26 kincir dari Australia untuk menggerakkan pompa air mekanis. Tapi kincir untuk pembapgkit listrik baru dipikirkan di Indonesia mulai pertengahan tahun 1970-an. Dan (tahun 1978), Menteri Ris-Tek menunjuk Lapan meneliti kemungkinan pengembangan energi angin. Biaya pemeliharaannya murah. Kincir Aeroman, misalnya, bisa tahan 20 tahun--hanya dengan pelumasan yang "bisa dilakukan oleh anak-anak STM," kata Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo, Kepala Pusat Teknologi Dirganura Lapan. Dalam wawancara TEMPO, Harijono menyatakan ambisi untuk memakai kincir berpotensi lebih besar --di atas 200 kw--di Penfui (Kupang) dan Denpasar. Pemerintah Belanda juga membantu proyek Lapan ini. Akhir Oktobr lalu dipasang satu kincir model Darrieus buatan pabrik pesawat terbang-Fokker, Belanda, tak jauh dari kincir bantuan Jerman tadi. Ada rencana Lapan memasang satu Darrieus lagi--"kini sedang kami tes di terowongan angin pabrik," kau Visser G. Tenaga ahli Belanda ini diperbantukan di Desa Angin Cilauteureun (demikian disebut lokasi proyek itu). Punya 3 sudu dengan diameter 5,3 meter, yang melekat pada poros balingbaling vertikal, Darrieus mirip alat pengocok telur raksasa. Kincir ini tak butuh menara, atau alat pembantu lain, karena sudu-sudunya dalam posisi tegak, mampu berputar walau angin datang dari mana pun. Di Cilauteureun, kincir Belanda ini baru bisa menghasilkan listrik ketika kecepatan angin minimal 5 m per detik. Bila di atas maksimal 24 m per detik, ia harus dimatikan. Kincir ini terpaksa dipadukan dengan mesin diesel 35 kw untuk menghidupkannya. Menurut Harijono, Darrieus yang menghasilkan listrik 7,5 kw cocok untuk daerah yang sudah punya listrik, misalnya, pabrik yang mau menghemat biaya energi di daerah terpencil. Kenapa harganya terlalu mahal? Kincir listrik masih dalam tahap penelitian. "Kalau sudah diproduksi secara komersial, harga tipe Darrieus mungkin hanya Rp 7,5 juta," kau Visser. Laboratorium Konversi Energi Listrik, ITB, telah membuat kincir dua sudu--dengan kecepatan angin 4-6 m per detik -- menghasilkan 300 watt (0,3 kw). Tanpa menara, harganya cuma Rp 80.000, kata Ir. Harry Sosrohadisewoyo, bekas kepala laboratorium itu. Memang murah tapi rendah pula kapasitasnya. Setelah krisis energi 1973, kincir angin secara berangsur termasuk daftar alternatif di berbagai negara. Negeri Belanda, misalnya, sudah memasang 70 kincir berskala 15-50 kw, bahkan me, rencanakan pembangunan 40 kincir yang berkapasitas 10 mw (megawat). Dan California, AS, mengirnpor 300 kincir angin dari Belanda. lndonesia akan menyusul tampaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus