Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ada Tiga Sesar Pembangkit Gempa di Kalimantan Timur

Seluruh gempa yang bersumber di wilayah Kalimantan Timur dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

23 Agustus 2019 | 20.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peta Kalimantan Timur. maps.google.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kalimantan Timur disebut-sebut sebagai wilayah calon ibu kota negara yang baru. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut ada tiga struktur sesar atau patahan di sana. "Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster," katanya lewat keterangan tertulis Jumat 23 Agustus 2019.

Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat berada di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur dan masih sangat aktif. BMKG mencatat aktivitas kegempaannya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur.

Berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017, Sesar Mangkalihat memiliki potensi magnitudo mencapai M=7,0. Intensitas atau guncangan gempanya berskala VI-VII MMI. "Artinya gempa yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan tingkat sedang hingga berat di Semenajung Mangkalihat dan sekitarnya," kata Daryono.

Adapun Sesar Paternoster yang jalurnya berarah barat-timur melintasi wilayah Kabupaten Paser. Meskipun termasuk kategori sesar berusia tersier, BMKG mencatat di jalur sesar ini masih sering terjadi gempa.

Catatan gempa di Kabupaten Paser cukup banyak, di antaranya yang paling kuat adalah Gempa Paser berkekuatan M=6,1 pada 26 Oktober 1957. Peristiwa gempa tektonik yang terbaru adalah Gempa Longkali, Paser, pada 19 Mei 2019 bermagnitudo 4,1.  "Guncangannya sempat menimbulkan kepanikan masyarakat," ujar Daryono.

Seluruh gempa yang bersumber di wilayah Kalimantan Timur dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Sehingga, meskipun magnitudonya tidak sebesar yang bersumber di zona megathrust, kata Daryono, tetap dapat berdampak merusak bangunan jika tidak diantisipasi dengan sebaik-baiknya.

Potensi bahaya gempa bumi harus diantisipasi dengan menerapkan building code dengan ketat dalam membangun struktur bangunan. Bangunan tahan gempa bumi wajib diberlakukan. Alternatif lain bagi mereka yang belum memungkinkan membangun bangunan tahan gempa, maka dapat membangunnya dari bahan ringan seperti kayu atau bambu yang dirancang menarik.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus