Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Alkohol, Buat Mobil

Setelah Jepang, Jer-Bar, kini membuat mobil irit bahan bakar. Dari pabrik mobil Volkswagen, 45, buah mobil berbahan bakar bensin-methanol berhasil menempuh jarak 1,5 juta km tahun lalu.

16 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI pabrik mobil Volkswagen, Jerman Barat, sedang berjalan revolusi diam-diam. Setelah didahului oleh Honda dari Jepang yang lebih dulu membuat mobil yang irit bensin - dalam bentuk Honda CVCC alias Civic kini maskapai raksasa Jerman itu bereksperimen dengan methanol. Khususnya campuran bensindan 15% methanol sebagai bahan bakar jenis-jenis VW Rabbit, Van, Audi 100 dan Scirocco. Tahun lalu, 45 mobil VW dengan bahan bakar bensin-metanol itu berhasil menempuh perjalanan sejauh 1,5 juta kilometer sampai ke lingkaran Kutub Utara di Swedia, dalam waktu 16 bulan. Ternyata bahan bakar baru itu hanya menghemat enerji sebanyak 3% dibanding bensin biasa. Tapi dengan adanya campuran metanol itu, ongkos bahan bakarnya jauh lebih murah. Sehingga diperhitungkan, penghematan bensin mulai tahun 1994 akan mencapai 2,4 juta metric ton setahun. Itu setelah campuran bensin-metanol itu dapat mulai diintrodusir tahun 1982. Baru 12 tahun kemudian diperkirakan dapat diterima umum. Baik oleh p abrikan mobil, maupun konsumennya. Tapi ada yang lebih penting dari pada sekedar penghematan bensin. Yakni pengurangan polusina. Campuran bensin-metanol itu, mengurangi pembuangan gas carbon-mono-oxide (CO) sebanyak 50%, sedang polusi hidrokarbon dikurangi sebanyak 30%. Dari segi penyediaan bahan bakar pun, riset Volkswagen yang ditunjang oleh Kementerian Teknologi & Penelitian RFJ dengan biaya sebanyak 41 juta DM ini penting artinya. Sebab metanol, yang rumus kimianya CH3OH, dapat diperoleh dari sumber alam yang tak dapat diperbaharui (non-renewable nafural resources), tapi juga dapat dihasilkan dari sumber-sumber nabati dan hewani yang dapat diperbaharui. Gas alam adalah salah satu bahan baku pembuatan metanol yang masih berlimpah-ruah. Baik dengan cara oksidasi gas alam yang kaya gas methane (CH4), maupun dengan cara mengkukus gas alam yang kaya zat asam arang (CO2) - seperti yang dihasilkan kontraktor Italia, Agip di laut Natuna dengan katalisator oksida seng atau oksida chroom. Pemanfaatan metanol untuk campuran bahan bakar moba ini berarti revolusi dalam kegunaan gas alam pula. Kini gas dari kerak bumi ini hanya digunakan untuk sumber enerji bukan transpor, misalnya untuk memasak dan penerangan. Buat Indonesia, yang tiap tahun membakar percuma 3,5 juta ton gas iring yang keluar dari sumur-sumur minyak lepas pantai, potensi gas iring sebagai bahan bakar mobil metanol ini tentu besar artinya. Belum lagi sumur-sumur gas alam bebas seperti di Kalimantan Timur, Aceh dan perairan Timor Timur. Tahi Ternak Di Indonesia Tapi bagaimana dengan negara yang tidak punya cadangan gas alam? Buat mereka, batubara bisa merupakan bahan baku gas metana (25 - 30%). Tapi sayang sekali tidak sekaya kandungan metana dalam gas alam (75 - 95%). Metana itu pada gilirannya harus dibakar lagi dengan oksigen yang cuma-cuma dalam udara menjadi cairan metanol yang juga dikenal sebagai alkohol. Namun buat negeri-negeri yang sama sekali tidak memiliki bahan bakar fosil -- minyak, gas dan batubara - sumber-sumber hidup juga bisa dimanfaatkan untuk membuat gas metana atau sekaligus metanol. Kotoran ternak misalnya, melalui proses pengendapan dan penampungan yang sederhana dalam tanki air dapat menghasilkan gas metana, seperti telah dibuktikan di India dan Indonesia. Di Pilipina -- yang sangat tergantung pada ekspor gula tebunya --malah sudah diadakan eksperimen bagaimana memproses tetes tebu menjadi metanol untuk bahan bakar transpor. Jika begitu terus, bisa oleng juga OPEC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus