Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Anti-kong hucu s.m (sebelum mao)

Penggalian arkeologi dari zaman chi'm shih huang ti, kaisar pertama, anti konfusianisme huang mengadakan perubahan politik dan sosial yang merupakan titik balik sejarah cina. (ilm)

2 Oktober 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI RRT, suatu negeri dengan kebudayaan tertua, dewasa ini sedang berlangsung penggalian arkeologi yang sangat penting. Seorang manusia bernama Ch'in Shih Huang Ti, mati k.l. 2000 tahun yang lalu, telah jadi buah bibir 800 juta orang. Ch'in Shih Huang, pemersatu pertama Cina pernah mengatakan bahwa keturunannya akan memerintah selama 10.000 tahun. Tapi ia sendiri hanya bertahta sebagai kaisar selama 11 tahun. Tahun-tahun akhir hayatnya sebagian besar digunakan untuk mencari "sumber hidup abadi" yang dapat mengelakkan kematian. Ia adalah orang pertama yang anti doktrin-doktAn Konfusianisme (Kong Hu Chu). Ia memerintahkan pembakaran atas buku-buku Konfusianis. Bahkan membunuh sarjana-sarjana Konfusianis dengan cara mengubur mereka hidup-hidup. Ia memerintah dengan tangan besi, sehingga dalam buku-buku sejarah tradisionil selalu dapat penilaian sangat buruk. Sejalan dengan penggalian-penggalian arkeologi yang dewasa ini sedang dilakukan, ada pula kampanye uhtuk lebih memberi gambaran positif terhadap tokoh ini. Ia memang kejam dan penuh tahyul. Tapi sekarang -- di RRT yang oleh Mao digerakkan anti-Konfusius-dijunjung tinggi sebagai tokoh yang "usaha-usaha positifnya telah mempercepat proses sejarah". Mengapa demikian? Orang Cina terbaik Penggalian dan penilaian kembali atas tokoh sejarah ini dimulai secara kebetulan. Beberapa orang petani di Sian-sebuah kota di propinsi Shenhsi -- sedang menggali sumur untuk mengairi ladangnya. Tiba-tiba alat gali mereka mengenai sesuatu. Itu ternyata patung-patung tanah liat yang setelah diteliti menggambarkan tentara pengawal sang kaisar. Penemuan ini telah menggerakkan penggalian besar-besaran atas bekas istana dan kuburan Ch'in Shih Huang. Petilasan yang diketemukan berjumlah 200 tempat yang terpencar. Terletak di tepi sungai Huai dekat Hsienyang, di mana 22 abad yang lalu sang kaisar mendirikan istananya yang megah. Untuk meyakinkan dirinya agar ibu kotanya itu dihuni oleh orang-orang Cina terbaik, ia mengumpulkan 120.000 keluarga berada dari segenap penjuru kerajaan. Yang termegah dari semua peninggalan itu adalah istana Afang yang dikerjakan oleh 700.000 pekerja paksa. Istana itu diperlengkapi dengan perabotan indah, penuh dengan pelayan dan gundik-gundik. Walaupun diakui sebagai tiran yang sangat kejam, para sejarawan RRT sekarang melihat. juga segi "positif" dari kaisar ini. "Ia telah berbuat hal-hal yang sangat progresif menurut ukuran Cina sekarang. Dan terutama dia merupakan kaisar pertama yang mempersatukan Cina." Demikian salah satu komentar. Pada masa Negara-negara Berperang (Chan Kuo, 403-221 sM.), ia masih jadi putera mahkota kerajaan Ch'in, salah satu negara dalam masa itu. Tahun 246 s.M. ketika raja Ch'in mangkat, ia naik tahta pada umur 13 tahun. 25 tahun pertama dari pemerintahannya dihabiskan di medan perang. Satu demi satu negara saingannya ditaklukkan. Akhirnya ia menundukkan seluruh Cina baaikan "seekor ulat sutera menelan daun murbei". Demikian pelukisan yang dibuat oleh sejarawan kuno Ssu-m Chien, pengarang Shih Chi, kitab sejaral dinasti pertama. Api lawan Air Di tahun 221 s.M . ia mempersatukan seluruh Cina di bawah suatu pemerintah pusat. Ia memproklamirkan dirinya sebagai Ch'in Shih Huang Ti, artinya: Ch'in, Kaisar Berdaulat Pertama. Gelar Huang Ti (kaisar) tetap dipakai sampai tahun 1911, waktu runtuhnya Manchu, dinasti terakhir. Dalam peperangan-peperangan itu Chou merupakan saingan terakhir dan terkuat yang sukar ditaklukkan. Larribang Chou adalah api. Karena api kalah oleh air, dengan sendirinya lambang negeri Ch'in harus air. Dalam warna, air dilambangkan dengan warna hitam. Maka semua panji Ch'in harus berwarna hitam. Dalam angka, air sama dengan 6. Jadi angka peruntungan Ch'in adalah 6. Ketika kaisar memerintahkan pembuatan Tembok Besar (Ch 'ang Ch 'eng), jalan di atas tembok itu harus cukup luas untuk 6 ekor kuda yang lari bergandengan. Ch'in Shih Huang mendirikan Tembok Besar dengan cara menghubungkan: tembok-tembok pertahanan yang sudah ada, dibuat oleh tiap negara pada masa Negeri-negeri Berperang. Itu dibangun terutama untuk menahan serangan bangsa-bangsa pengembara yang hidup di padang-padang rumput Mongolia. Kekhawatiran atas serangan dari utara dilukiskan oleh suatu ungkapan kuno: "Tak perlu takut bahaya dari selatan walau itu berupa macan. Berhati-hatilah terhadap ancaman dari utara walaupun itu cuma seekor musang". Ini ternyata masih berlaku hingga saat ini, paling tidak dari kaca mata Cina. Tembok Besar dibangun dengan cara mengerahkan pekerja paksa, terdiri dari tawanan perang dan penjahat-penjahat. Mereka dibotaki, pada waktu bekerja lehernya dirantai. Mereka menambah panjang tembok dengan 1500 mil melalui beratus lembah dan ngarai. Beratus ribu orang mati dalam pekerjaan raksasa itu. Tulang-tulangnya dihancurkan dan ditanam di dasar tembok. Sehingga tembok itu mendapat pula julukan sebagai "kuburan terpanjang di dunia". Tembok yang melingkar-lingkar bagaikan ular merupakan benteng terpanjang sejagat. Dan satu-satunya hasil tangan manusia yang bisa dilihat oleh para astronot yang terbang di angkasa luar. Ganteng Ch'in Shih Huang memerintah hanya 11 tahun. Tapi perubahan-perubahan yang dikerjakannya sangat banyak dan merupakan titik balik dalam sejarah Cina. Secara radikal ia merubah struktur politik dan sosial. Ia menghapuskan sistim feodal dan membentuk monarki terpusat yang diperintah secara militer. Untuk memperlancar perhubungan dan distribusi bahan makanan ia membuat jalan-jalan dan menghubungkan sungai-sungai dengan menggali berbagai terusan. Ada terusan yang sampai saat ini masih berfungsi. Ia juga memperkenalkan sistim irigasi dan menyuburkan tanah-tanah tandus. Di bidang politik ia melihat bahwa Konfusianisme merupakan penghalang karena ajaran itu selalu ingin kembali ke orde kuno. Kaisar lebih menyukai ajaran Legalis yang lebih modern walaupun sangat otoriter. Karena itu 460 orang sarjana Konfusianis dikubur hidup-hidup. Buku-buku ajaran ini dibakar, kecuali beberapa karya yang dipelihara di perpustakaan kerajaan. Karena tindakan-tindakannya ini Ch'in Shih Huang sekarang dianggap sebagai tokoh "positif". Gambar bukit di mana buku-huku dibakar digantungkan di musium Sian. Di sebelahnya ada lukisan sang kaisar. Ia kelihatan ganteng, sedikit tegap, dengan kumis tipis dan janggut agak panjang. Adalah sistim kerja paksa dan penindasan terhadap Konfusianisme yang menyebabkan ia mendapat penilaian buruk dalam sejarah tradisionil Cina. Tapi apabila dibandingkan dengan tokoh-tokoh sejarah sesamanya, tokoh Ch'in Shih Huang menurut sejarawan RRC sekarang tidak lebih buruk. Membunuh orang bersalah bersama dengan seluruh keluarganya adalah kebiasaan yang umum pada jaman itu. Demikian pula dengan sistim kerja paksa. Adapun tindakannya yang menyapu bersih Konfusianisme, ini sejalan dengan tindakan pemerintah sekarang yang juga sedang memberantas ajaran ini hingga ke akar-akarnya. Menyamar Sebagai pemegang kekuasaan ia berhasil. Tapi ia selalu mengadakan perjalanan ke seluruh negeri. Kadang-kadang ia menyamar sebagai petani biasa, menyusuri jalan-jalan di kota-kota yang baru didatanginya. Ia mencari tahu apa penilaian rakyatnya terhadap dia. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya ia selalu diliputi ketakutan oleh usaha pembunuhan. Ia tidak pernah tidur di tempat yang sama di istananya. Kalau ada orang yang membuka rahasia di mana ia berada, orang itu beserta keluarganya akan dibunuh. Menjelang akhir hidupnya, ia juga sibuk mencari "sumber kehidupan kekal". Para alkhemia mengeksploitir kepercayaan kaisar atas adanya "hidup abadi", dan memperoleh keuntungan. Ahli-ahli nujum memberitahukan kepadanya tentang pulau di lautan barat. Di tempat itu penghuninya tidak mengenal tua dan kematian. Karena mereka memiliki "zat sumber kehidupan kekal". Kaisar mengirimkan sebuah armada untuk mencari pulau tersebut dan membawa hadiah-hadiah berharga sebagai penukar zat itu. Beberapa waktu kemudian, pemimpin armada itu kembali dan melaporkan bahwa pulau itu sudah diketemukan. Tetapi penghuninya tidak mau menyerahkan zat itu karena hadiah yang diterimanya murah. Mereka menginginkan orang-orang muda, gadis dan tukang-tukang yang pandai. Maka berlayar kembalilah armada itu dengan membawa 3000 orang Cina yang terbaik. Mereka tidak pernah kembali. Mungkin dapat menemukan pulau itu. Tetapi para sejarawan berpendapat bahwa mereka menetap di Jepang. Ada sebuah kota pantai Jepang yang bernama Ch'in Shih Huang. Hidup Ch'in Shih Huang penuh dengan misteri. Ia bekerja dengan penuh kerahasiaan dan hanya orang-orang kepercayaannya saja yang tahu di mana dia berada. Ketika ia meninggal dalam suatu perjalanan di bagian Barat Cina, kematiannya dirahasiakan. Juga terhadap orang-orang yang turut dalam rombongannya. Hanya dua orang yang tahu hal itu, yaitu Chao Kao, orang kasim (kebiri) kepercayaannya dan perdana menterinya Li Ssu. Keduanya merahasiakan kematian untuk alasan tertentu, ingin berkuasa. Chao Kao dan Li Ssu takut apabila kematian Ch'in Shih Huang diketahui, pengaruh mereka di istana akan lenyap. Mereka menulis surat palsu kepada putra kaisar yang ada dalam pengasingan, Fu Su untuk bunuh diri. Sebagai kaisar diangkat Hu Hai, putera bungsu yang dapat dikendalikan mereka. Ketika intrik-intrik itu berlangsung, rombongan sedang kembali ke Hsienyang yang masih beratus mil jauhnya. Kedua orang membawa kereta yang sarat dengan ikan dalam rombongan agar bau mayat yang sedang membusuk bisa hilang oleh bau amis ikan. Waktu itu musim panas. Setelah tiba di Hsienyang, mayat kaisar ditempatkan di sebuah salrcofagus besar dan indah di dekat istana yang dibangunnya. Terperangkap Teks-teks kuno menceriterakan bahwa setelah pemikul mayat yang setia meletakkan mayat kaisar dan mengatur alat-alat dalam kuburan, pintu besar ditutup dan mereka terperangkap di dalam. Ini dilakukan agar jalan ke pemakaman yang penuh dengan harta berharga itu tidak bisa ditemukan kembali. Setelah Ch'in Shih Huang tiada, kerajaan jadi lemah. Pemberontakan-pemberontakan terjadi, yang mengakibatkan kekacauan. Akhirnya Liu Pang lah yang berkuasa. Ia berasal dari petani, dan mendirikan dinasti baru Han. Pada masa dinasti ini Konfusianisme direstorasikan menjadi ideologi negara. Penemuan arkeologi terakhir memperkuat dugaan bahwa Ch'in Shih Huang adalah kaisar pertama yang mencoba mengadakan standardisasi. Ia menyeragamkan timbangan, ukuran, peraturan hukum, bahasa tertulis dan panjang sumbu gerobak atau kereta. Di ruangan bawah bekas istana diketemukan bekas-bekas kereta kayu yang panjang sumbunya sama. Penyeragaman ukuran sumbu kereta mempermudah pembuatan jalan. Kereta-kereta itu diikatkan kepada kuda-kuda tanah liat seukuran sebenarnya. Kuda-kudaan tanah itu berbentuk modern dengan garis-garis sederhana. Nyata sekali dikerjakan dengan sangat halus dan hati-hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus