DI RRT, suatu negeri dengan kebudayaan tertua, dewasa ini sedang
berlangsung penggalian arkeologi yang sangat penting. Seorang
manusia bernama Ch'in Shih Huang Ti, mati k.l. 2000 tahun yang
lalu, telah jadi buah bibir 800 juta orang.
Ch'in Shih Huang, pemersatu pertama Cina pernah mengatakan bahwa
keturunannya akan memerintah selama 10.000 tahun. Tapi ia
sendiri hanya bertahta sebagai kaisar selama 11 tahun.
Tahun-tahun akhir hayatnya sebagian besar digunakan untuk
mencari "sumber hidup abadi" yang dapat mengelakkan kematian. Ia
adalah orang pertama yang anti doktrin-doktAn Konfusianisme
(Kong Hu Chu). Ia memerintahkan pembakaran atas buku-buku
Konfusianis. Bahkan membunuh sarjana-sarjana Konfusianis dengan
cara mengubur mereka hidup-hidup. Ia memerintah dengan tangan
besi, sehingga dalam buku-buku sejarah tradisionil selalu dapat
penilaian sangat buruk.
Sejalan dengan penggalian-penggalian arkeologi yang dewasa ini
sedang dilakukan, ada pula kampanye uhtuk lebih memberi gambaran
positif terhadap tokoh ini. Ia memang kejam dan penuh tahyul.
Tapi sekarang -- di RRT yang oleh Mao digerakkan
anti-Konfusius-dijunjung tinggi sebagai tokoh yang "usaha-usaha
positifnya telah mempercepat proses sejarah". Mengapa demikian?
Orang Cina terbaik
Penggalian dan penilaian kembali atas tokoh sejarah ini dimulai
secara kebetulan. Beberapa orang petani di Sian-sebuah kota di
propinsi Shenhsi -- sedang menggali sumur untuk mengairi
ladangnya. Tiba-tiba alat gali mereka mengenai sesuatu. Itu
ternyata patung-patung tanah liat yang setelah diteliti
menggambarkan tentara pengawal sang kaisar. Penemuan ini telah
menggerakkan penggalian besar-besaran atas bekas istana dan
kuburan Ch'in Shih Huang. Petilasan yang diketemukan berjumlah
200 tempat yang terpencar. Terletak di tepi sungai Huai dekat
Hsienyang, di mana 22 abad yang lalu sang kaisar mendirikan
istananya yang megah. Untuk meyakinkan dirinya agar ibu kotanya
itu dihuni oleh orang-orang Cina terbaik, ia mengumpulkan
120.000 keluarga berada dari segenap penjuru kerajaan. Yang
termegah dari semua peninggalan itu adalah istana Afang yang
dikerjakan oleh 700.000 pekerja paksa. Istana itu diperlengkapi
dengan perabotan indah, penuh dengan pelayan dan gundik-gundik.
Walaupun diakui sebagai tiran yang sangat kejam, para sejarawan
RRT sekarang melihat. juga segi "positif" dari kaisar ini. "Ia
telah berbuat hal-hal yang sangat progresif menurut ukuran Cina
sekarang. Dan terutama dia merupakan kaisar pertama yang
mempersatukan Cina." Demikian salah satu komentar.
Pada masa Negara-negara Berperang (Chan Kuo, 403-221 sM.), ia
masih jadi putera mahkota kerajaan Ch'in, salah satu negara
dalam masa itu. Tahun 246 s.M. ketika raja Ch'in mangkat, ia
naik tahta pada umur 13 tahun. 25 tahun pertama dari
pemerintahannya dihabiskan di medan perang. Satu demi satu
negara saingannya ditaklukkan. Akhirnya ia menundukkan seluruh
Cina baaikan "seekor ulat sutera menelan daun murbei". Demikian
pelukisan yang dibuat oleh sejarawan kuno Ssu-m Chien, pengarang
Shih Chi, kitab sejaral dinasti pertama.
Api lawan Air
Di tahun 221 s.M . ia mempersatukan seluruh Cina di bawah suatu
pemerintah pusat. Ia memproklamirkan dirinya sebagai Ch'in Shih
Huang Ti, artinya: Ch'in, Kaisar Berdaulat Pertama. Gelar Huang
Ti (kaisar) tetap dipakai sampai tahun 1911, waktu runtuhnya
Manchu, dinasti terakhir.
Dalam peperangan-peperangan itu Chou merupakan saingan terakhir
dan terkuat yang sukar ditaklukkan. Larribang Chou adalah api.
Karena api kalah oleh air, dengan sendirinya lambang negeri
Ch'in harus air. Dalam warna, air dilambangkan dengan warna
hitam. Maka semua panji Ch'in harus berwarna hitam. Dalam angka,
air sama dengan 6. Jadi angka peruntungan Ch'in adalah 6. Ketika
kaisar memerintahkan pembuatan Tembok Besar (Ch 'ang Ch 'eng),
jalan di atas tembok itu harus cukup luas untuk 6 ekor kuda yang
lari bergandengan.
Ch'in Shih Huang mendirikan Tembok Besar dengan cara
menghubungkan: tembok-tembok pertahanan yang sudah ada, dibuat
oleh tiap negara pada masa Negeri-negeri Berperang. Itu dibangun
terutama untuk menahan serangan bangsa-bangsa pengembara yang
hidup di padang-padang rumput Mongolia. Kekhawatiran atas
serangan dari utara dilukiskan oleh suatu ungkapan kuno: "Tak
perlu takut bahaya dari selatan walau itu berupa macan.
Berhati-hatilah terhadap ancaman dari utara walaupun itu cuma
seekor musang". Ini ternyata masih berlaku hingga saat ini,
paling tidak dari kaca mata Cina.
Tembok Besar dibangun dengan cara mengerahkan pekerja paksa,
terdiri dari tawanan perang dan penjahat-penjahat. Mereka
dibotaki, pada waktu bekerja lehernya dirantai. Mereka menambah
panjang tembok dengan 1500 mil melalui beratus lembah dan
ngarai. Beratus ribu orang mati dalam pekerjaan raksasa itu.
Tulang-tulangnya dihancurkan dan ditanam di dasar tembok.
Sehingga tembok itu mendapat pula julukan sebagai "kuburan
terpanjang di dunia". Tembok yang melingkar-lingkar bagaikan
ular merupakan benteng terpanjang sejagat. Dan satu-satunya
hasil tangan manusia yang bisa dilihat oleh para astronot yang
terbang di angkasa luar.
Ganteng
Ch'in Shih Huang memerintah hanya 11 tahun. Tapi
perubahan-perubahan yang dikerjakannya sangat banyak dan
merupakan titik balik dalam sejarah Cina. Secara radikal ia
merubah struktur politik dan sosial. Ia menghapuskan sistim
feodal dan membentuk monarki terpusat yang diperintah secara
militer.
Untuk memperlancar perhubungan dan distribusi bahan makanan ia
membuat jalan-jalan dan menghubungkan sungai-sungai dengan
menggali berbagai terusan. Ada terusan yang sampai saat ini
masih berfungsi. Ia juga memperkenalkan sistim irigasi dan
menyuburkan tanah-tanah tandus.
Di bidang politik ia melihat bahwa Konfusianisme merupakan
penghalang karena ajaran itu selalu ingin kembali ke orde kuno.
Kaisar lebih menyukai ajaran Legalis yang lebih modern walaupun
sangat otoriter. Karena itu 460 orang sarjana Konfusianis
dikubur hidup-hidup. Buku-buku ajaran ini dibakar, kecuali
beberapa karya yang dipelihara di perpustakaan kerajaan.
Karena tindakan-tindakannya ini Ch'in Shih Huang sekarang
dianggap sebagai tokoh "positif". Gambar bukit di mana buku-huku
dibakar digantungkan di musium Sian. Di sebelahnya ada lukisan
sang kaisar. Ia kelihatan ganteng, sedikit tegap, dengan kumis
tipis dan janggut agak panjang.
Adalah sistim kerja paksa dan penindasan terhadap Konfusianisme
yang menyebabkan ia mendapat penilaian buruk dalam sejarah
tradisionil Cina. Tapi apabila dibandingkan dengan tokoh-tokoh
sejarah sesamanya, tokoh Ch'in Shih Huang menurut sejarawan RRC
sekarang tidak lebih buruk. Membunuh orang bersalah bersama
dengan seluruh keluarganya adalah kebiasaan yang umum pada jaman
itu. Demikian pula dengan sistim kerja paksa. Adapun tindakannya
yang menyapu bersih Konfusianisme, ini sejalan dengan tindakan
pemerintah sekarang yang juga sedang memberantas ajaran ini
hingga ke akar-akarnya.
Menyamar
Sebagai pemegang kekuasaan ia berhasil. Tapi ia selalu
mengadakan perjalanan ke seluruh negeri. Kadang-kadang ia
menyamar sebagai petani biasa, menyusuri jalan-jalan di
kota-kota yang baru didatanginya. Ia mencari tahu apa penilaian
rakyatnya terhadap dia.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya ia selalu diliputi ketakutan
oleh usaha pembunuhan. Ia tidak pernah tidur di tempat yang sama
di istananya. Kalau ada orang yang membuka rahasia di mana ia
berada, orang itu beserta keluarganya akan dibunuh.
Menjelang akhir hidupnya, ia juga sibuk mencari "sumber
kehidupan kekal". Para alkhemia mengeksploitir kepercayaan
kaisar atas adanya "hidup abadi", dan memperoleh keuntungan.
Ahli-ahli nujum memberitahukan kepadanya tentang pulau di lautan
barat. Di tempat itu penghuninya tidak mengenal tua dan
kematian. Karena mereka memiliki "zat sumber kehidupan kekal".
Kaisar mengirimkan sebuah armada untuk mencari pulau tersebut
dan membawa hadiah-hadiah berharga sebagai penukar zat itu.
Beberapa waktu kemudian, pemimpin armada itu kembali dan
melaporkan bahwa pulau itu sudah diketemukan. Tetapi penghuninya
tidak mau menyerahkan zat itu karena hadiah yang diterimanya
murah. Mereka menginginkan orang-orang muda, gadis dan
tukang-tukang yang pandai. Maka berlayar kembalilah armada itu
dengan membawa 3000 orang Cina yang terbaik. Mereka tidak pernah
kembali. Mungkin dapat menemukan pulau itu. Tetapi para
sejarawan berpendapat bahwa mereka menetap di Jepang. Ada sebuah
kota pantai Jepang yang bernama Ch'in Shih Huang.
Hidup Ch'in Shih Huang penuh dengan misteri. Ia bekerja dengan
penuh kerahasiaan dan hanya orang-orang kepercayaannya saja yang
tahu di mana dia berada. Ketika ia meninggal dalam suatu
perjalanan di bagian Barat Cina, kematiannya dirahasiakan. Juga
terhadap orang-orang yang turut dalam rombongannya. Hanya dua
orang yang tahu hal itu, yaitu Chao Kao, orang kasim (kebiri)
kepercayaannya dan perdana menterinya Li Ssu. Keduanya
merahasiakan kematian untuk alasan tertentu, ingin berkuasa.
Chao Kao dan Li Ssu takut apabila kematian Ch'in Shih Huang
diketahui, pengaruh mereka di istana akan lenyap. Mereka menulis
surat palsu kepada putra kaisar yang ada dalam pengasingan, Fu
Su untuk bunuh diri. Sebagai kaisar diangkat Hu Hai, putera
bungsu yang dapat dikendalikan mereka.
Ketika intrik-intrik itu berlangsung, rombongan sedang kembali
ke Hsienyang yang masih beratus mil jauhnya. Kedua orang membawa
kereta yang sarat dengan ikan dalam rombongan agar bau mayat
yang sedang membusuk bisa hilang oleh bau amis ikan. Waktu itu
musim panas. Setelah tiba di Hsienyang, mayat kaisar ditempatkan
di sebuah salrcofagus besar dan indah di dekat istana yang
dibangunnya.
Terperangkap
Teks-teks kuno menceriterakan bahwa setelah pemikul mayat yang
setia meletakkan mayat kaisar dan mengatur alat-alat dalam
kuburan, pintu besar ditutup dan mereka terperangkap di dalam.
Ini dilakukan agar jalan ke pemakaman yang penuh dengan harta
berharga itu tidak bisa ditemukan kembali.
Setelah Ch'in Shih Huang tiada, kerajaan jadi lemah.
Pemberontakan-pemberontakan terjadi, yang mengakibatkan
kekacauan. Akhirnya Liu Pang lah yang berkuasa. Ia berasal dari
petani, dan mendirikan dinasti baru Han. Pada masa dinasti ini
Konfusianisme direstorasikan menjadi ideologi negara.
Penemuan arkeologi terakhir memperkuat dugaan bahwa Ch'in Shih
Huang adalah kaisar pertama yang mencoba mengadakan
standardisasi. Ia menyeragamkan timbangan, ukuran, peraturan
hukum, bahasa tertulis dan panjang sumbu gerobak atau kereta. Di
ruangan bawah bekas istana diketemukan bekas-bekas kereta kayu
yang panjang sumbunya sama. Penyeragaman ukuran sumbu kereta
mempermudah pembuatan jalan. Kereta-kereta itu diikatkan kepada
kuda-kuda tanah liat seukuran sebenarnya. Kuda-kudaan tanah itu
berbentuk modern dengan garis-garis sederhana. Nyata sekali
dikerjakan dengan sangat halus dan hati-hati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini