Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan asteroid kembar. NASA, di laman websitenya menyatakan, bahwa asteroid tersebut merupakan kembaran dari YE5 yang ditemukan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 21 Desember 2017, Survei Langit Oukaimeden Maroko mengungkapkan penemuannya tentang asteroid YE5, yang kemudian dianggap hanya berjumlah satu. Kemudian, pada 21 Juni 2018, asteroid berada pada jarak paling dekat dengan bumi, setidaknya untuk 170 tahun ke depan, sekitar 3,7 juta mil (6 juta kilometer) jauhnya, 16 kali jarak dari bumi ke bulan.
NASA Goldstone Solar System Radar di California mengamati asteroid baru tersebut pada 21 dan 22 Juni 2018. Hasilnya menunjukkan tanda-tanda keberadaan dua asteroid, atau sistem biner. Tapi, para ilmuwan tidak dapat mengatakan apakah kedua tubuh itu bergabung atau terpisah sampai asteroid berputar.
NASA pun meminta para ilmuwan di Observatorium Arecibo, Puerto Rico untuk mencari asteroid kedua, karena mereka berencana untuk mengamati YE5 tahun depan. Arecibo akhirnya memutuskan untuk bekerja sama dengan Green Bank Observatory, Virginia Barat, Amerika Serikat untuk memelajari asteroid dengan menggunakan konfigurasi radar bistatik.
Dengan rencana ini, Arecibo mengirim sinyal radar dan Green Bank menerima sinyal kembali. Mereka mampu mengonfirmasi bahwa asteroid itu sebenarnya ada dua. Tidak hanya itu, seperti dilaporkan Live Science, 15 Juli 2018, para ilmuwan juga menemukan kedua asteroid saling berputar satu sama lain setiap 20-24 jam.
Sistem biner biasanya digunakan antara asteroid yang lebih besar dan asteroid yang lebih kecil. Sementara itu, kedua asteorid yang baru ditemukan memiliki ukuran yang sama, sekitar 3.000 kaki (900 meter). Para ilmuwan percaya bahwa mereka kemungkinan terbuat dari materi gelap yang tidak memantulkan sinar matahari sebanyak asteroid standar.
Meski ukurannya kembar, kedua asteroid itu mungkin memiliki tekstur permukaan dan kepadatan atau kekasaran permukaan, juga beberapa faktor lain yang berbeda. Sebab, reflektifitas individu mereka berbeda. Ini bisa menunjukkan bahwa kedua asteroid bermula secara terpisah dan akhirnya jatuh ke orbit Bumi secara bersamaan.
Asteroid-asteroid itu membutuhkan 1.730 hari untuk mengorbit matahari, jadi mungkin 4,74 tahun dari sekarang para ilmuwan akan dapat melihat hal lain yang belum ditemukan tentang asteroid ini.
Simak artikel menarik lainnya tentang asteroid kembar dan kabar terbaru NASA hanya di kanal Tekno Tempo.co.
NEWS WEEK | LIVE SCIENCE | NASA | MUHAMMAD ABI MULYA | AMB