Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Belum Seindah Aslinya

Telepon seluler berkamera digital bermunculan. Bagaimana peluangnya di pasar?

8 September 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA sedang melancong ke tempat yang indah, Anda tak perlu repot-repot mengirim kartu pos bergambar kepada keluarga atau teman-teman. Cukuplah Anda membawa telepon genggam model terbaru. Dia akan mengirim dengan cepat cuilan-cuilan pemandangan yang Anda lihat. Bagaimana bisa? Bisa saja. Sejak dua pekan lalu di Jakarta telah diperkenalkan Nokia seri 7650, telepon genggam berkamera digital. Telepon ini juga mampu mengirim pesan singkat berisi paduan antara teks, gambar, video, dan audio (multimedia). Berukuran sebesar kamera saku standar, Nokia 7650 berbobot setara dengan remote control televisi. Layar berwarnanya menutupi hampir seluruh bodi. Dilengkapi dengan sebuah tombol navigasi—yang bisa bergerak ke lima arah untuk memilih menu—telepon genggam ini mudah dioperasikan, termasuk untuk memotret. Di bagian bawah ada papan tombol kecil yang bisa bergeser naik-turun untuk mengetik huruf dan angka. Bisa menampung memori 3,6 megabyte (setara dengan 32 frame foto ukuran kecil), telepon ini dijual Rp 6,3 juta. Sony Ericsson tak mau ketinggalan. Oktober mendatang, duet perusahaan Jepang-Swedia ini akan meluncurkan P800, yang sekelas dengan Nokia 7650. Meski desain dan dimensinya hampir sama, P800 jauh lebih canggih. Telepon ini bisa juga dioperasikan dengan cara menyentuh layarnya. Kapasitas memorinya mencapai 16 megabyte, yang terdiri atas 4 megabyte untuk aplikasi dan 12 megabyte sisanya untuk menyimpan data. Sebagai gambaran, satu frame foto ukuran kartu pos berukuran 16 kilobyte. Kapasitas penyimpanan P800 masih bisa diperbesar dengan menambahkan memori eksternal (flash memory), yang tersedia dalam berbagai ukuran, dari 8 megabyte sampai 128 megabyte. Sayang, Sony Ericsson belum mematok harga resmi produk terbarunya tersebut. Kedatangan telepon seluler berkamera sedikit terlambat di negeri ini. Produk itu sudah beredar di Jepang tahun lalu dan di Eropa beberapa bulan silam. Toh, operator penyedia jasa seluler dan produsen berharap produk terbaru itu mampu menggoyang pasar telepon seluler tanpa kamera, yang mulai jumud. Mungkinkah? Ada sekeping keraguan. Diperkirakan konsumen kurang tertarik karena hasil pemotretan telepon berkamera belum begitu bagus. Selain kurang tajam, warnanya tak seindah aslinya. Hitam, misalnya, tercetak kebiru-biruan. Padahal harga telepon genggam berkamera lebih mahal ketimbang harga kamera digital yang berkualitas lumayan. Sekarang ada kamera digital sebesar korek api dengan harga cuma Rp 800 ribu. Keraguan itu dilontarkan pula oleh Chris Chute, analis kamera digital dari International Data Corporation. "Kombinasi kamera dan telepon sulit dijual," katanya seperti dikutip BBC. Sebuah survei yang baru-baru ini dilakukan di Inggris memperkuat keyakinan Chute. Hampir setengah pengguna telepon genggam mengaku memanfaatkan telepon selulernya hanya untuk menelepon. Di mata Teppo Turkki, penasihat eksekutif Elisa Communications (perusahaan operator terbesar kedua di Finlandia), layanan pesan multimedia memang belum akan meledak dalam waktu dekat. Di Jepang, katanya, layanan tersebut sudah tersedia sejak tahun lalu, dengan jumlah pelanggan yang tumbuh terus, tapi statistik menunjukkan hanya sedikit orang yang mengirim foto melalui teleponnya. "Mereka masih lebih suka memakai kamera digital biasa," ujarnya. Di Indonesia? Sejauh ini, lalu lintas pengiriman pesan multimedia juga masih longgar seperti di jalan tol. Sampai pekan lalu, data PT Indosat Multimedia Mobile (IM3), satu-satunya operator penyedia layanan tersebut, menunjukkan bahwa jumlah pesan multimedia yang lewat baru mencapai 10 ribu pesan per hari dari 370 ribu pelanggannya. Angka ini jauh di bawah lalu lintas layanan pesan pendek (SMS), yang mencapai 700 ribu pesan per hari. Itu sebabnya produsen Nokia tak mau memasang target tinggi di negeri ini. Perusahaan dari Finlandia ini cuma mengharapkan 1.000 unit Nokia 7650 akan pindah ke tangan konsumen sampai awal tahun depan. Angka penjualan yang lebih besar mungkin saja didongkrak. Syaratnya? Ini yang masih sulit dipenuhi sekarang: harganya harus lebih murah. Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus