Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN meresmikan Gedung Laboratorium Terpadu Riset Oseanografi (Laterio) di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Selasa, 22 Februari 2022. Gedung disebut memiliki fasilitas infrastruktur riset strategis kelautan modern dan dijanjikan dikelola dengan konsep open laboratory dan coworking space.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyatakan kebijakan open laboratory infrastruktur riset dipilih dengan harapan investasi yang dilakukan membawa manfaat seluas-luasnya bagi para periset, akademisi dan mahasiswa di seluruh Indonesia secara berkelanjutan. ”Investasi tersebut ditujukan untuk mendorong kolaborasi dan hasil-hasil riset kelas dunia di bidang kelautan,” kata Handoko saat peresmian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk Gedung Laterio, seluruh pembangunan delapan lantainya memperoleh pendanaan hibah luar negeri program Coral Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI) . Program didanai Bank Dunia dengan investasi sebesar Rp 73 miliar untuk gedung dan Rp 49,5 miliar untuk mendukung sistem dan instrumentasi laboratorium serta interior kantor.
Gedung Laterio dilengkapi fasilitas Laboratorium Instrumentasi Terpadu dan 14 laboratorium preparasi untuk mendukung berbagai disiplin dalam ilmu kelautan. Peralatan yang ada di antaranya instrumentasi untuk inductively coupled plasma - optical emission spectrometer, mercury analyzer, graphite furnace atomic absorption spectrometer, Fourier transform infrared spectrometer, gas chromatography–mass spectrometry, autoanalyzer dan microbalance.
Selain itu instalasi berbagai instrumentasi laboratorium lainnya. Mereka mencakup raman spectrometer, scanning electron microscope, total organic content analyzer, particle size analyzer, colony counter, microplate spectrophotometer, accelerated solvent extractor.
Pelaksana tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN, Ocky Karna Radjasa, menonjolkan alat automated digital microscope yang disebutnya pertama di BRIN. “Mikroskop lainnya seperti trinocular stereo microscope, trinocular compound microscope with phase contrast, dan fluorescence microscope, serta instrumentasi fluorescence imaging system untuk mendukung berbagai penemuan keragaman hayati laut Indonesia,” kata dia.
Ketika ditanya penekanan penelitian di bidang kelautan ke depan, Handoko menunjuk laut dalam. Menurutnya, data tentang laut dalam di Indonesia masih minim. “Masih banyak misteri dan banyak potensi tersembunyi," katanya sambil menambahkan, "Karena 60 persen laut di Indonesia adalah juga laut dalam.”
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.