Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Cukup Disentuh dan Pintar

Smart display bisa mengakses internet, memutar CD, dan mengirim e-mail tanpa seutas kabel pun.

12 Januari 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELAK mungkin beginilah pemandangan yang gampang ditemukan di setiap rumah. Seorang ayah mengetik e-mail pada sebuah "layar ajaib" sambil menonton televisi. Dengan peranti yang sama, si ibu mencari-cari gaun model terbaru dari sebuah situs mode di internet sembari memasak di dapur. Anak-anaknya? Mereka asyik bergoyang mengikuti irama Asereje yang didendangkan Las Ketchup sambil sebentar-sebentar memelototi layar serupa.

Layar ajaib yang diberi nama smart display ini digagas oleh Bill Gates dan tim Microsoft. Seperti biasa, Microsoft lebih berkonsentrasi pada peranti lunaknya. View Sonic lalu mewujudkannya dalam sebuah produk berbentuk layar monitor liquid crystal display (LCD), yang diluncurkan dua pekan silam. Dalam waktu dekat, produsen lain seperti NEC, Fujitsu, dan Philips akan menyusul mengeluarkan produk sejenis.

Meski cuma berupa layar monitor, smart display alias layar pintar membawa beberapa hal baru. Ia terhubung ke sebuah komputer pribadi (PC) secara nirkabel menggunakan teknologi Wi-Fi (atau 802.11b). Jarak terjauh yang bisa dicapai oleh koneksi tanpa kabel ini sekitar 30 meter. Untuk mengoperasikannya, pengguna cukup menyentuhkan pena khusus (stylus) ke layarnya—biasa disebut sebagai teknologi layar sentuh.

Smart display dibuat agar seseorang bisa mengakses komputer utama tanpa harus duduk di depan meja komputer. Pengguna dapat menyusuri jagat maya dari atas genteng atau mengopi compact disc dari satu situs sembari berbaring di kamar tidur. Seorang dokter bisa melihat catatan medis pasiennya tanpa harus duduk di depan meja prakteknya di rumah sakit. Dengan adanya layar pintar, meja karyawan di kantor pun akan menjadi lebih longgar dan rapi karena tak harus dijejali dengan PC.

Layar pintar itu ditopang tiga hal: sistem operasi Windows XP di dalam PC, Windows CE di setiap smart display, dan koneksi nirkabel teknologi Wi-Fi (atau 802.11b). Windows XP memungkinkan satu komputer berbagi informasi dengan perangkat lain. Windows CE mengolah dan menjalankan semua pekerjaan di layar pintar. Wi-Fi? Inilah teknologi yang memungkinkan komunikasi antara PC dan layar pintar berlangsung.

Apa beda layar pintar dengan monitor biasa atau laptop? Monitor biasa tak memiliki kemampuan selain menampilkan informasi dari komputer yang tersambung dengannya, dalam sistem komunikasi satu arah. Layar pintar mampu melakukan komunikasi dua arah dengan PC.

Namun layar pintar bukan komputer itu sendiri. Ia hanya memberikan kebebasan pada pengguna untuk memanfaatkan semua dokumen, program, dan layanan internet yang ada pada sebuah PC dari sembarang tempat. Ia sendiri tak memiliki dokumen, aplikasi, dan servis internet. Tanpa sebuah PC, smart display bukan apa-apa. Sebaliknya, notebook dan laptop punya banyak hal, dari sistem penyimpanan dokumen sampai aplikasi, seperti layaknya komputer.

Dalam uji coba yang dilakukan David Pogue, wartawan koran The New York Times, layar pintar buatan View Sonic terlihat belum optimal. Layarnya sangat lambat merespons perintah meskipun terhubung dengan PC supercanggih. Penyebabnya, ada bottleneck pada akses nirkabel antara PC dan layar pintar. Jalur koneksi nirkabel tak sanggup mengalirkan semua data melalui udara secara seketika. Data harus antre seperti mobil yang mau eksit dari jalur tol ke jalan biasa. Walhasil, komunikasi antara PC dan smart display pun tersendat.

Tiadanya papan ketik (keyboard) juga menjadi masalah tersendiri. Untuk mengetik sesuatu, hanya tersedia satu tampilan mirip keyboard ukuran kecil. Bayangkan seandainya Anda sedang terburu-buru padahal Anda belum terbiasa dengan teknik layar sentuh. Boleh jadi Anda malah frustrasi. Soalnya, orang sudah telanjur terbiasa menulis dengan menekan, bukan menyentuh, huruf-huruf pada keyboard yang lebih besar.

Ada yang lebih penting. Harganya tak sebanding dengan kemampuannya. Layar pintar View Sonic dijual antara Rp 9 juta dan Rp 11 juta (tergantung ukuran layarnya). Layar pintar buatan Philips mungkin baru bisa dibeli dengan uang Rp 12 juta. Padahal, dengan duit yang kurang-lebih sama, Anda bisa mendapatkan laptop baru berkemampuan jauh di atasnya. Dengan laptop, setidaknya Anda tak perlu frustrasi kehilangan papan ketik dan tetap bisa menjelajahi internet sambil tiduran. Pilih mana?

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus