Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dari panci menjadi rumah

PT Maspion Group menawarkan rumah yang dibuat aluminium. akan dipasarkan melalui supermarket. Soal harga masih dipertanyakan. (ilt)

9 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIDAK hanya sekadar panci, rumah pun, kecuali pintu, jendela, dan lantai, kini sudah dibuat dari aluminium. Itulah yang ditawarkan PT Maspion Group (MG), yang berlokasi di kawasan industri Sawotratap, Sidoarjo, Jawa Timur, yang ditinjau Menteri Perumahan Rakyat Cosmas Batubara, 15 Februari lalu. "Cara seperti ini memang patut dikembangkan," ujar Cosmas, setelah melihat rumah percontohan dan komponen-komponennya. MG, perusahaan yang didirikan pada 1965 itu, ingin betul rumah buatannya dilibatkan dalam program transmigrasi. Untuk itu mereka membuat sebuah tipe rumah berukuran 5 x 6 meter, dengan harga Rp 700 ribu sebuah. Ada juga tipe rumah berukuran 7,8 x 7,3 meter, yang harganya Rp 60 ribu per meter persegi. Ambisi MG, tampaknya, tidak berhenti sampai di situ. "Kami bemaksud memasarkan rumah ini melalui supermarket," ujar Johny Ibrahim, manajer perusahaan tersebut. Setiap paket rumah akan terdiri dari 10 peti kemas, lengkap dengan petunjuk pemasangan dengan sistem knock-down, yang cukup ditangani tiga orang dalam tiga hari. "Rahasia" rumah aluminium ini, menurut Johny, terletak pada ramuan kimiawi yang digunakan untuk komponen masingmasing. Untuk atap, misalnya, dipakai takaran silikon maksimal 0,6%, besi maksimal 0,7%, tembaga 0,05%-0,20%, mangan 1,0%-1,5%, seng maksimal 0,10%, dan aluminium 96,85%--97,50%. Dinding membutuhkan komposisi silikon maksimal 0,3%, besi maksimal 0,7%, tembaga maksimal 0,2%, mangan maksimal 0,2%, magnesium 0,5%--1,1%, krom maksimal 0,1%, seng maksimal 0,25%, dan aluminium 97,7%-97,10%. Sedangkan untuk kerangka dibutuhkan campuran silikon 0,20%-0,6%, besi 0,35%, tembaga 0,10%, mangan 0,45%--0,9%, magnesium 0,10%, krom 0,10%, seng 0,10%, titanium 0,10%, dan aluminium 97,10%. Komposisi ini, menurut Johny, berpedoman pada standar Asosiasi Aluminium AS. Cara pembuatan tiap komponen pun tidak sama. Untuk atap dan dinding dipakai metode rolling. Sedangkan untuk kerangka ditempuh metode ekstrusi. Dengan pengelolaan bahan seperti ini, MG memberi garansi 20 tahun untuk rumah buatannya. "Asal pemasangan rumah tersebut betul-betul menaati petunjuk kami," kata Alim Markus direktur pengelola MG. Bagaimana dengan keadaan suhu di dalam rumah? "Sejuk dan nyaman," sahut Johny. Untuk itu, ia mengandalkan hasil penelitian Lembaga Amerika untuk Pengujian Material (ASTM), yang menyebutkan atap aluminium lebih sejuk ketimbang genting dan seng. Aluminium, katanya, memantulkan 70% -90% sinar matahari yang jatuh ke permukaannya. Ketika TEMPO memasuki rumah contoh itu di siang terik, pekan lalu, termometer menunjukkan angka 30C. Teknologi ini, bisa diduga, bukan barang baru. Alim sendiri mengaku, ia terkesan melihat rumah yang sama di Jepang, setahun lalu. Kebetulan, MG, dengan kompleksnya yang hampir seluas 40 hektar, dan karyawan hampir tujuh ribu orang, sudah lama memproduksikan atap aluminium. Ia juga membuat pelbagai barang, mulai jam dinding, pipa plastik, dan berbagai keperluan rumah tangga. "Soal mutu rumah aluminium itu memang tidak jadi masalah," kata Ir. Djawahir, direktur PT Piranha, Surabaya, yang bergerak di bidang pembangunan perumahan. Hanya, menurut arsitek lulusan ITB ini, "Orang Indonesia belum siap bermukim di dalam rumah aluminium." Di samping itu, agaknya, soal harga masih bisa dipertanyakan. Dengan Rp 60 ribu per meter persegi, rumah ini lebih rendah dari standar KPR, yang Rp 86.350 per meter persegi Tetapi, rumah alumimum masih membutuhkan wood wall (lapisan dinding kayu) pada bagian dalamnya. Terutama untuk menghilangkan kesan bahwa sang penghuni tinggal di dalam panci. Juga memerlukan lantai yang bagus, yang pada KPR sudah dimasukkan ke dalam perhitungan. Karena itulah, rupanya, Menteri Cosmas Batubara tidak serta-merta menganjurkan "memasyarakatkan" produk ini. "Kalau atap dan rangkanya, saya salut," ujar Menteri. "Tetapi, secara keseluruhan, saya harus pikir-pikir dulu." Tipe 70 rumah aluminium ini hanya berbobot 2 ton. Tipe 56 beratnya 1,5 ton, tipe 46 cuma 1 ton, dan tipe 35, yang paling kecil, bahkan hanya 800 kg. Sedangkan kedalaman pondasinya dinyatakan cukup 40 cm. "Antikarat, ringan, mudah diangkut, dan tahan gempa," kata Johny, agak berpromosi. Tetapi, tahankah terhadap angin ribut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus