Daya ingat lebah

DI Universitas Wuerzburg, Jerman Barat, Prof. Martin Lindauer, seorang sarjana ilmu hewan telah mengadakan riset atas kemungkinan belajar tanpa mengingat. Siswa-siswanya bukan manusia tapi sekawanan lebah yang juga bermukim di laboratoriumnya. Lebah-lebah itu ditempatkan dalam sebuah inkubator (mesin penetas) yang selama 3 minggu hanya dihidupi dengan sinar buatan. Mereka ke luar tanpa adanya pengalaman mengenai hari siang atau kembang-kembang yang sari bunganya mereka serap. Dari hasil pengamatan dapat diketahui ada lebah pekerja pertama yang kembali ke sarangnya dari dunia luar dengan memperagakan tarian yang diidentikkan sebagai tanda bagi lebah lain untuk mencari sari bunga. Prof. Lindauer mengatakan bahwa "daya ingat" lebah-lebah luar biasa terbatasnya. Indera yang pertama sekali bereaksi pada lebah adalah penciumannya, kemudian matanya -- yang mampu melihat warna dan akhirnya barulah berhasil menemukan bentuk sebagai suatu sarana untuk mengenal. Secara individuil, lebah terbilang cepat memberikan tanggapan terhadap kombinasi isyarat. Perasaan mereka terhadap waktu dikuasai oleh variasi sehari-hari dalam tarikan bumi. Lebah dari jenis pekerja keras dan sosial, pernah diajarkan berbagai muslihat di Wuerzburg -- yang ternyata sudah dilupakan. Makanya ada akibat lain. Mereka dapat diajarkan untuk merobah tanggapan mereka guna mempelajari muslihat-muslihat baru menggantikan yang lama. Dan ternyata mereka mudah menerima pola-pola yang gampangan ketimbang yang serba ruwet. Dasar hewan.