Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menjaga kebersihan tangan dengan selalu mencucinya memakai sabun dan hand sanitizer saat ini sangat dianjurkan untuk mencegah tertular virus corona atau Covid-19. Tapi itu saja belum cukup. Menjaga sistem kekebalan tubuh juga tak kalah penting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, mengatakan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat menangkal virus corona. “Karena untuk terjadinya suatu infeksi ada tiga hal, yakni daya tahan tubuh, virus, dan faktor lingkungan,” kata Ari, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ari menjelaskan, ketika berada dekat dengan orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus, misalnya Covid-19, belum tentu seseorang akan tertular. Dengan catatan, daya tahan tubuh orang tersebut sedang baik atau bagus.
“Kenapa? Karena memang setiap orang memiliki daya tahan tubuh untuk menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh,” ujar dokter spesialis penyakit dalam ini. “Jadi, kembali lagi, memang yang penting daya tahan tubuh.”
Karena itu, daya tahan tubuh harus selalu dijaga. Caranya? Menurut Ari, mengkonsumsi makanan berbasis herbal merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga daya tahan tubuh. Namun itu saja belum cukup.
“Juga harus istirahat yang cukup, tidur yang cukup, makan teratur, berolahraga, dan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan,” kata dia. Tak lupa, Ari mengingatkan untuk tidak stres. “Karena stres bisa menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan mudah terkena penyakit.”
Secara terpisah, dokter spesialis gizi klinik, Luciana B. Sutanto, mengatakan makanan yang dikonsumsi sangat mempengaruhi daya tahan tubuh. Ia menyarankan untuk makan secara teratur, bervariasi, mengandung protein, serta mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
“Protein penting untuk daya tahan tubuh karena merupakan bahan baku membentuk sel. Adapun sayur dan buah harus dikonsumsi karena sumber vitamin dan mineral,” kata Luciana.
Profesor imunologi di Universitas Manchester, Inggris, Sheena Cruickshank, mengatakan mikroba di dalam tubuh tidak hanya membentuk penghalang pelindung, tapi juga memprogram sistem kekebalan tubuh.
“Makan makanan yang lebih bervariasi dengan banyak makanan berserat tinggi dapat menjaga kesehatan mikrobiom. Sebab, mikrobiom sangat menyukai serat, kacang-kacangan, dan makanan berfermentasi,” kata Cruickshank, seperti dikutip The Guardian.
Menurut Cruickshank, mikrobiom kulit juga penting, tapi banyak yang tidak tahu tentang itu. Sinar ultraviolet dosis tinggi (biasanya dari matahari) dapat mempengaruhinya secara negatif, melemahkan fungsi perlindungan, serta memicu penekanan kekebalan pada kulit.
Tak hanya itu, vitamin D telah menjadi topik hangat dalam imunologi. “Ini digunakan oleh makrofag kita,” ujar Cruickshank.
Arne Akbar, Presiden British Society for Immunology dan profesor di University College, London, mengatakan, supaya bugar secara imunologis, seseorang harus bugar juga secara fisik. Orang dewasa harus aktif secara fisik, misalnya 150 menit seminggu melakukan aktivitas aerobik moderat, seperti berkebun dan bersepeda; atau 75 menit beraktivitas kuat, seperti berlari atau berenang.
Adapun untuk orang lanjut usia, yang lebih rentan terhadap infeksi, adalah melakukan olahraga apa pun yang memungkinkan. “Lebih baik daripada tidak sama sekali. Olahraga dapat memperlambat sistem kekebalan tubuh yang menurun seiring dengan bertambahnya usia,” kata Akbar.
THE GUARDIAN | THE CONVERSATION
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
