Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dengan cagle lebih irit 20% dengan cagle lebih irit 20 %

Ahli mesin as tony cagle menemukan alat penghemat energi, sistem pembakaran bensin secara efisien. di indonesia sudah dipasarkan oleh pt inera utama, milik turino junaidi. (ilt)

25 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah teka-teki naiknya bahan bakar minyak (BBM) dan kampanye hemat energi, ada alat baru yang ditawarkan. Konon ia mampu membuat pemakaian besin mobil lebih irit, sampai 20%. Ia bernama Sistem Pengontrol Bahan bakar Cagle (Cagle Automatic Fuel Control System). Penemunya ialah Tony Cagle, ahli mesin mobil Amerika yang namanya menjadi beken setelah menciptakan rem dengan sistem piringan. Mirip jam kantung, Cagle--sebutan ringkas alat yang dibuat sejak 1976 itu --dilengkapi dengan tiga pipa karet. Satu ujung disambung dengan selang bensin ke karburator. Pipa lain yang segaris dihibungkan dengan pompa bensin mobil, dan selang kecil yang tegak lurus pada kedua pipa itu disambung dengan ruang hampa mesin. Dalam keadaan normal, bensin dipompa dari perut mobil dan dialirkan ke karburator dengan tekanan 5-7 pon untuk tiap inci persegi (PSI). "Tekanan pompa sering menyebabkan bensin yang tertampung di karburator berlebihan," kata Khoo Keng Hong, Direktur Teknik Energy Management and Consultancy (Enercon) dari Selangor, Malaysia. "Akibatnya, karburator menyemprotkan uap bensin berlebihan ke dalam ruang pembakaran." Dia memperkenalkan Cagle di Jakarta Sabtu lalu. Dengan bantuan Cagle tekanan pompa bensin terhadap karburator diperkecil menjadi 1-2 PSI saja. "Prinsip alat ini ialah membuat agar bensin terbakar secara efisien, tidak hilang percuma," kata Khoo lagi. "Dan kekuatan mesin sama sekali tijdak-berkurang." Soal iritnya pemakaian bensin tentu akan menarik pemilik mobil. Misalkan seseorang memiliki mobil lebih dari sebuah dengan pemakaian bensin rata-rata 50 liter sehari. Setelah memasang Cagle, ia akan menghemat 10 liter atau 3.600 liter setahun. Ini berarti, keuntungan yang bakal dinikmati dalam 1 tahun sedikitnya Rp 1,2 juta. Kebetulan alat ini supel, bisa dipasang pada sembarang merk mobil. termasuk tank dan panser yang memakai bensin. "Asal ada selang antara pompa bensin dan karburator," kata Khoo. Sedang kendaraan disel, atau dengan sistem injeksi, tidak bisa memakainya karena tidak punya karburator. Pemasarannya paling banyak masih di Amerika Serikat. Di kawasan Asia baru Malaysia yang mencobanya sejak 6 minggu lalu. "Baru sekitar 300 buah terjual," kata Mohd. Ali bin Abdul Aziz, pemilik perusahaan agen utama alat buatan Cagle Corporation itu di Malaysia. Ia berada di Jakarta minggu lalu untuk menawarkan alat itu. "Saya mengusahakan agar harga di kawasan ASEAN ini setingkat," katanya pada TEMPO. Di Malaysia sebuah bisa laku M$ 180 (Rp 55.000). Di Indonesia, pemasarannya oleh PT Indra Utama, milik Turino Djunaedi, sutradara dan produser film. "Soal harga, masih harus saya hitung-hitung dengan bea masuk, ongkos kirim dan lain-lain komponen." Turino memberikan ancar-ancar, harganya sebuah sekitar Rp 75. 000. Agen tunggalnya di Jakarta mengadakan peragaan. Tujuh mobil yang terkenal boros minum bensin dicoba Sabtu dan Minggu lalu mendaki ke Puncak. Sebelum memakai Cagle, sebuah Mercedes 280 menghabiskan 16 liter bensin super untuk jarak 98 km (Jakarta-Puncak-Bogor). Setelah memakai alat itu, ia hanya menghabiskan bensin 10 liter. Sedang Holden Commodore yang semula memakan bensin super 11,5 liter, kemudian berkurang menjadi 10,8 liter. Namun ahli teknik dan Turino Djunaedi yang memimpin peragaan itu sempat menjadi kaget setelah mobil yallg memakai bensin premium justru bertambah boros. Jip CJ-7 semula minum bensin 15,5 liter, kemudian menjadi 16 liter. Dan Toyota Landcruiser dari 14 liter menjadi 15,3 liter. Dalam perjalanan dengan Cagle kebetulan rombongan itu memang terpaksa merayap karena terhambat barisan gerak jalan di Puncak dan hujan lebat sepanjang Jalan Jagorawi. Pada percobaan kedua, memang ada penurunan jumlah bensin yang tersedot mesin. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini--baik sebelum maupun sesudah memakai Cagle--pengisian bensin dilakukan di tempat sama, sehingga kemungkinan perbedaan angka meteran pompa dihindari. "Karena sifatnya yang menghemat energi ini, kami akan menawarkan kepada pemerintah dan siapa saja," kata Turino. Nampaknya pihak Hankam yang menyertakan sebuah jip dalam peragaan itu juga tertarik dengan alat yang mampu bertahan 4 tahun itu. Berkata seorang perwira: "Seandainya bisa menghemat 10 persen saja, sebenarnya sudah untung."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus