PERALATANNYA berukuran raksasa Bertingkat empat dan seluas
separuh lapangan sepakbola, ia akan ditenggelamkan Mei depan ke
dasar Laut Utara yang terkenal bergelombang ganas itu. Dua
perusahaan minyak terbesar di dunia, Shell Group dan Exxon Corp.
berpatungan membikinnya untuk semakin mengembangkan produksi
minyak lepas pantai. Diduga pengeboran akan bisa dilakukan pada
kedalaman 5.000 kaki, naik dari rata-rata kini sekitar 1.000
kaki. Diperkirakan cadangan minyak dunia dari ladang lepas
pantai akan bertambah lagi seluas Benua Afrika.
Seharga US$ 677 juta, peralatan itu bernama pusat pelipat ganda
bawah laut (Underwater manifold center). Ia bisa dikatakan
sebagai robot raksasa yang dapat bekerja secara otomatis. Robot
ini dirancang untuk menunjang kegiatan pengeboran minyak dan
sekaligus mampu memompa minyak ke permukaan laut, ke landasan
(platform) produksi yang agak jauh jaraknya.
UMC ini akan dipasang pertama kali di Ladang Cormorant, Laut
Utara bagian Inggris. Ia akan ditempatkan di antara dua landasan
produksi minyak yang permanen, dan berdiam di atas penyangga
beton atau baja.
1000 Kaki
Ladang Cormorant yang mempunyai kedalaman 500 kaki sebenarnya
masih bisa dikerjakan dengan landasan konvensional, tapi
pemasangan UMC agaknya sebagai percobaan memproduksi minyak di
seluruh kawasan Laut Utara yang kedalamannya lebih dari 1.000
kaki dan tinggi gelombangnya 60 kaki. Tentu saja, kedalaman Laut
Utara ini membuat biaya pembangunan landasan konvensional akan
lebih besar. Laut yang ganas ini tidak pula memungkinkan para
penyelam memperbaiki peralatan di dasar laut.
Shell dan Exxon agaknya memandang ke depan. Sistem serupa akan
dicoba pula untuk mengebor minyak di laut dalam lain, atau lebih
jauh dari pantai. Mereka menyebut kemungkinan memasangnya kelak,
misalnya, di Teluk Meksiko dan Laut Cina Selatan.
Teknologi robot UMC mulai dikembangkan oleh Shell dan Exxon
sekitar 1960-an. Exxon sendiri mengembangkan prototip UMC --
sistem produksi bawah laut yang memompa dari sumur minyak pada
kedalaman 170 kaki di Teluk Meksiko antara 1969 dan 1974. Kedua
perusahaan ini sejak 1976 merancang pusat produksi bawah laut
yang otomatis, bekerja pada kedalaman 1.000 kaki. Peralatan
serupa kemudian dikembangkan di laut yang berombak lebih besar.
Konstruksi UMC itu kemudian ditangani oleh Hollandse Constructie
Groep dari Negeri Belanda dan baru selesai September 1979.
Shell, sebagai partner dalam usaha patungan itu, merencanakan
menggunakan robot ini September nanti. Ia akan menyeret
peralatan itu sampai ke Ladang Cormorant, 90 mil sebelah
tenggara Kepulauan Shetland. Di sana peralatan itu akan
ditenggelamkan ke dasar laut dengan "bantal" beton. Pipa-pipa
akan menghubungkannya dengan landasan permanen di Cormorant
Selatan sejauh 4,5 mil. Produksi diharapkan mulai Juli 1983.
Robot UIIC alan memompa minyak ke landasan lari sumur yang
dibor di bawahnya. VMC itu akan menjaga minyak yang dipompa
tetap arusnya.
Setelah 25 tahun berproduksi, menurut Shell, robot itu akan
mampu menyedot 114 juta barrel dari cadangan sebesar 550 juta
barrel yang tersimpan di perut Ladang Cormorant. Tapi sebenarnya
Shell juga dapat membangun landasan permanen yang lebih rendah
biayanya US$ 100 juta, ketimbang UMC. Biaya tambahan itu secara
keseluruhan baginya justru akan menguntungkan perusahaan untuk
masa depan.
Menghemat Upah
Dengan menggunakan Sistem Komputer bawah laut dari TRW Ferranti
dan robot bikinan General Electric Co, UMC ini dapat memutar
katup, mengubah fungsi sumur dan memperbaiki bagian peralatan
yang rusak. Semuanya bekerja secara otomatis. Ini semua bisa
diatur dari landasan Cormorant. "Kami akan bekerja dengan
satu-satuna di dunia, komputer di permukaan laut yang
mengontrol produksi minyak bawah laut dari jarak yang agak
jauh," ujar Mike M. Brady, seorang pelaksana proyek UMC, seperti
dikutip oleh majalah Business Week (New York).
Robot ini juga secara terus-menerus melakukan perbaikan sendiri
dengan bantuan kendaraan pemeliharaan jarak jauh (remote
maintenance vehicle). Pertama kali dipergunakan pada proyek
Exxon di Teluk Meksiko, kendaraan pemeliharaan jarak jauh ini
telah disempurnakan untuk "ditugaskan" di Laut Utara yang
terkenal ganas itu.
Awak pada kapal pemeliharaan sewaktu-waktu dapat mengirim
kendaraan pengontrolnya ke bawah dengan kabel. Alat itu kemudian
bergerak sepanjang lorong UMC, mengganti katup, atau melakukan
tugas lainnya. Di kedalaman laut Ladang Cormorant, kendaraan
pemeliharaan itu bisa menghemat upah untuk penyelam (US$1.000
perjam) sehari. Sementara batas kemampuan kerja penyelam ialah
sampai kedalaman 900 kaki saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini