Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dengan robot di laut dalam

Robot mengebor, memperbaiki peralatannya dan memompa minyak. ladang minyak lepas pantai akan banyak bertambah bila alat itu berhasil.

3 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERALATANNYA berukuran raksasa Bertingkat empat dan seluas separuh lapangan sepakbola, ia akan ditenggelamkan Mei depan ke dasar Laut Utara yang terkenal bergelombang ganas itu. Dua perusahaan minyak terbesar di dunia, Shell Group dan Exxon Corp. berpatungan membikinnya untuk semakin mengembangkan produksi minyak lepas pantai. Diduga pengeboran akan bisa dilakukan pada kedalaman 5.000 kaki, naik dari rata-rata kini sekitar 1.000 kaki. Diperkirakan cadangan minyak dunia dari ladang lepas pantai akan bertambah lagi seluas Benua Afrika. Seharga US$ 677 juta, peralatan itu bernama pusat pelipat ganda bawah laut (Underwater manifold center). Ia bisa dikatakan sebagai robot raksasa yang dapat bekerja secara otomatis. Robot ini dirancang untuk menunjang kegiatan pengeboran minyak dan sekaligus mampu memompa minyak ke permukaan laut, ke landasan (platform) produksi yang agak jauh jaraknya. UMC ini akan dipasang pertama kali di Ladang Cormorant, Laut Utara bagian Inggris. Ia akan ditempatkan di antara dua landasan produksi minyak yang permanen, dan berdiam di atas penyangga beton atau baja. 1000 Kaki Ladang Cormorant yang mempunyai kedalaman 500 kaki sebenarnya masih bisa dikerjakan dengan landasan konvensional, tapi pemasangan UMC agaknya sebagai percobaan memproduksi minyak di seluruh kawasan Laut Utara yang kedalamannya lebih dari 1.000 kaki dan tinggi gelombangnya 60 kaki. Tentu saja, kedalaman Laut Utara ini membuat biaya pembangunan landasan konvensional akan lebih besar. Laut yang ganas ini tidak pula memungkinkan para penyelam memperbaiki peralatan di dasar laut. Shell dan Exxon agaknya memandang ke depan. Sistem serupa akan dicoba pula untuk mengebor minyak di laut dalam lain, atau lebih jauh dari pantai. Mereka menyebut kemungkinan memasangnya kelak, misalnya, di Teluk Meksiko dan Laut Cina Selatan. Teknologi robot UMC mulai dikembangkan oleh Shell dan Exxon sekitar 1960-an. Exxon sendiri mengembangkan prototip UMC -- sistem produksi bawah laut yang memompa dari sumur minyak pada kedalaman 170 kaki di Teluk Meksiko antara 1969 dan 1974. Kedua perusahaan ini sejak 1976 merancang pusat produksi bawah laut yang otomatis, bekerja pada kedalaman 1.000 kaki. Peralatan serupa kemudian dikembangkan di laut yang berombak lebih besar. Konstruksi UMC itu kemudian ditangani oleh Hollandse Constructie Groep dari Negeri Belanda dan baru selesai September 1979. Shell, sebagai partner dalam usaha patungan itu, merencanakan menggunakan robot ini September nanti. Ia akan menyeret peralatan itu sampai ke Ladang Cormorant, 90 mil sebelah tenggara Kepulauan Shetland. Di sana peralatan itu akan ditenggelamkan ke dasar laut dengan "bantal" beton. Pipa-pipa akan menghubungkannya dengan landasan permanen di Cormorant Selatan sejauh 4,5 mil. Produksi diharapkan mulai Juli 1983. Robot UIIC alan memompa minyak ke landasan lari sumur yang dibor di bawahnya. VMC itu akan menjaga minyak yang dipompa tetap arusnya. Setelah 25 tahun berproduksi, menurut Shell, robot itu akan mampu menyedot 114 juta barrel dari cadangan sebesar 550 juta barrel yang tersimpan di perut Ladang Cormorant. Tapi sebenarnya Shell juga dapat membangun landasan permanen yang lebih rendah biayanya US$ 100 juta, ketimbang UMC. Biaya tambahan itu secara keseluruhan baginya justru akan menguntungkan perusahaan untuk masa depan. Menghemat Upah Dengan menggunakan Sistem Komputer bawah laut dari TRW Ferranti dan robot bikinan General Electric Co, UMC ini dapat memutar katup, mengubah fungsi sumur dan memperbaiki bagian peralatan yang rusak. Semuanya bekerja secara otomatis. Ini semua bisa diatur dari landasan Cormorant. "Kami akan bekerja dengan satu-satuna di dunia, komputer di permukaan laut yang mengontrol produksi minyak bawah laut dari jarak yang agak jauh," ujar Mike M. Brady, seorang pelaksana proyek UMC, seperti dikutip oleh majalah Business Week (New York). Robot ini juga secara terus-menerus melakukan perbaikan sendiri dengan bantuan kendaraan pemeliharaan jarak jauh (remote maintenance vehicle). Pertama kali dipergunakan pada proyek Exxon di Teluk Meksiko, kendaraan pemeliharaan jarak jauh ini telah disempurnakan untuk "ditugaskan" di Laut Utara yang terkenal ganas itu. Awak pada kapal pemeliharaan sewaktu-waktu dapat mengirim kendaraan pengontrolnya ke bawah dengan kabel. Alat itu kemudian bergerak sepanjang lorong UMC, mengganti katup, atau melakukan tugas lainnya. Di kedalaman laut Ladang Cormorant, kendaraan pemeliharaan itu bisa menghemat upah untuk penyelam (US$1.000 perjam) sehari. Sementara batas kemampuan kerja penyelam ialah sampai kedalaman 900 kaki saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus