Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Diet Sehat untuk Astronot di Antariksa, Ini Rekomendasi Hasil Studi

Hidup di luar angkasa menimbulkan banyak risiko bagi astronot, termasuk peningkatan paparan radiasi dan efek gaya berat mikro yang berkepanjangan.

1 Februari 2023 | 23.12 WIB

Seorang astronot memegang adonan pizza yang mengambang saat membuatnya di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Awalnya Astronaut asal Italia, Paolo Nespoli, merindukan makan pizza saat berada di luar angkasa dan meminta bahan-bahannya pada atasannya agar bisa membuat pizza. dailymail.co.uk
Perbesar
Seorang astronot memegang adonan pizza yang mengambang saat membuatnya di Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Awalnya Astronaut asal Italia, Paolo Nespoli, merindukan makan pizza saat berada di luar angkasa dan meminta bahan-bahannya pada atasannya agar bisa membuat pizza. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hidup di luar angkasa menimbulkan banyak risiko bagi astronot, termasuk peningkatan paparan radiasi dan efek gaya berat mikro yang berkepanjangan. Pola makan bergizi dan olahraga teratur dapat membantu astronot menghadapi tantangan kesehatan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Studi oleh seorang ilmuwan makanan di Johnson pace Center NASA di Houston, Grace Douglas, mengungkap itu. “Misi luar angkasa sangat dibatasi beratnya dan makanan memiliki salah satu persyaratan massa tertinggi," tulis Grace Douglas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Studi terbarunya itu menunjukkan hasil setelah 45 hari di ruang simulasi penerbangan luar angkasa di Bumi. Laporan dari studinya itu menyatakan pola makan luar angkasa yang ditingkatkan ditambah dengan buah-buahan, sayuran, dan ikan dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kinerja astronot.

Diet yang saat ini digunakan untuk para astronot yang tinggal di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) dirancang untuk menyediakan makanan yang bergizi lengkap. “Namun semua makanan untuk ruang harus diproses untuk stabilitas rak pada suhu kamar," kata Douglas.

Artinya, makanan mampu bertahan lama di rak pada suhu kamar tanpa rusak.  Masalahnya, dia menambahkan, "Kebanyakan buah dan sayuran sehat tidak dikonsumsi dengan cara ini."

Pada studi, Douglas dan timnya mengembangkan lebih banyak variasi buah dan sayuran yang cocok dengan penerbangan luar angkasa dan menyediakannya pada tingkat yang lebih tinggi dalam makanan. Mereka menggunakannya untuk membantu membangun pola makan yang ditingkatkan dengan lebih banyak porsi dan variasi buah dan sayuran yang lebih banyak, serta lebih banyak ikan, makanan kaya tomat, dan ransum lain yang kaya akan nutrisi penting seperti flavonoid dan lemak omega-3.

Para peneliti menyelidiki efek berbeda dari diet ISS saat ini dibandingkan diet luar angkasa yang ditingkatkan milik studi mereka itu. Pengujian dilakukan pada enam wanita dan 10 pria. Ke-16 orang ini masing-masing makan salah satu diet saat mereka mengambil bagian dalam misi 45 hari di ruang tertutup berbasis di Bumi yang dirancang untuk mensimulasikan lingkungan ruang angkasa secara terbatas.

Para ilmuwan menemukan bahwa sukarelawan dengan pola makan yang ditingkatkan memiliki kadar kolesterol dan hormon stres kortisol yang lebih rendah. Mereka juga tampil lebih baik dalam hal kecepatan, ketepatan, dan perhatian pada permainan video sederhana yang dirancang untuk menguji kinerja mental. Selain itu, mikrobioma usus mereka - komunitas mikroba yang secara alami hidup di saluran pencernaan kita - tetap lebih beragam dan kaya, pertanda kesehatan yang baik, daripada sukarelawan dengan diet standar.

"Kami menunjukkan manfaat yang terkait dengan diet dalam waktu kurang dari 45 hari, yang menunjukkan betapa pentingnya diet bagi kesehatan dan kinerja," kata Douglas sambil menjelaskan, "Astronot harus tampil pada tingkat kognitif dan fisik yang sangat tinggi, dan informasi ini penting karena kami merencanakan sumber daya untuk misi yang akan datang."

Menurut Douglas, para ilmuwan sedang menguji diet ini dalam misi di luar angkasa. NASA disebutkannya tertarik pada bagaimana massa makanan dapat dikurangi, tetapi pertama-tama harus memahami dulu bagaimana makanan berinteraksi dengan kesehatan dan kinerja dalam misi ini. Juga, bagaimana pengurangan dapat berdampak pada kesehatan dan kinerja.

"Mungkin diperlukan lebih banyak massa kendaraan untuk makanan guna mendukung kesehatan dan kinerja, terutama karena misi menjadi lebih lama dan lebih jauh dari Bumi."

Hasil kerja Douglas dan rekan-rekannya telah dipublikasikan secara online di jurnal Scientific Reports pada 15 Desember 2022.

 

SPACE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus