Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 21 dosen dari 7 politeknik negeri di Indonesia berkunjung ke tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang ada di Bali. Kunjungan itu merupakan rangkaian dari pelatihan peningkatan kapasitas dosen dan penguatan hubungan industri bagi 5 politeknik di antaranya yang akan meluncurkan program D4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid pada September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelima politeknik negeri itu terdiri dari empat yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, yakni Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang. Sedangkan satu sisanya adalah Politeknik Energi dan Mineral Akamigas yang berada di bawah Kementerian ESDM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuliah perdana dalam program D4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan tersebut akan dimulai pada September mendatang. Untuk itu, pelatihan atau peningkatan kapasitas telah dilakukan selama 1,5 tahun dengan dukungan dari Renewable Energy Skills Development (RESD), kerja sama pembangunan antara Pemerintah Swiss dan Indonesia yang berlangsung dari 2020 hingga 2025.
Program spesialisasi D4 di sini ditujukan bagi lulusan Diploma 3 teknik (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil) untuk mengambil program 1 tahun (semester 7 dan 8) spesialisasi energi terbarukan, atau siswa Diploma 4 teknik yang ingin mengambil peminatan energi terbarukan di tahun terakhirnya. Lulusan program akan mendapatkan gelar Sarjana Teknik Terapan Energi Terbarukan.
Pelaksanaan program diperkuat dengan hibah peralatan laboratorium energi terbarukan dari Pemerintah Swiss. Selain mendapat kerja sama dengan perusahaan energi terbarukan, termasuk dengan PT Solarion Energi Alam, PT ATW Alam Hijau, dan PT ATW Solar Indonesia untuk kunjungan lokasi PLTS di Bali, program magang, dan dosen ahli industri.
"Calon siswa dapat mendaftarkan diri di lima politeknik negeri itu," kata Martin Stottele selaku pimpinan pelaksana proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo.co, Kamis 4 Agustus 2022.
Martin menuturkan bahwa tujuan utama dari proyek RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, supervisi, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Cara yang didorongnya bukan hanya melalui penciptaan program D4 spesialisasi satu tahun di 5 politeknik percontohan di Indonesia.
Tapi juga peluncuran program diklat energi terbarukan di 5 lembaga pelatihan kerja dan penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan. "Proyek RESD juga menyediakan pendampingan dari Swiss Universities of Applied Sciences and Arts dan Swiss Federal University for Vocational Education bagi tenaga pendidik politeknik guna memberikan masukan kurikulum, praktik terbaik di bidang vokasi dan metodologi pengajaran, dan kerja sama industri.”
Graham Pearson, Chief Operating Officer PT Solarion Energi Alam, perusahaan pengelola satu PLTS yang dikunjungi, menyatakan jenis pembangkit listrik itu akan berperan besar dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, memiliki dampak yang baik bagi lingkungan hidup, dan membuka lapangan kerja. Solarion, menurut Graham, memiliki komitmen jangka panjang dalam pembangunan PLTS, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang energi terbarukan.
"Dengan adanya beberapa lokasi pembangunan PLTS Solarion di Pulau Jawa dan Bali yang sedang berjalan,Solarion siap menampung lulusan dari politeknik binaan RESD untuk belajar dan praktik kerja di Solarion agar dapat memperkaya pengetahuan praktis di industri PLTS,” kata dia.
Soichiro Nishimori, Direktur Utama PT ATW Alam Hijau, PLTS di Bali lainnya, memberi dukungannya menyediakan sistem PLTS tanpa investasi di awal sehingga masyarakat semakin mudah memiliki panel surya di atapnya. PT ATW Solar' Indonesia sebagai mitra pemasang dari PT ATW Alam Hijau juga disebutkannya sudah aktif menjembatani antara industri dengan masyarakat.
"Kami mengadakan program 'Kampung Surya”, yaitu edukasi dan pelatihan bagi masyarakat umum untuk menjadi operator dan melakukan pemeliharaan pada PLTS atap.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.