Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat dua gempa sebelum dan sesudah letusan Gunung Agung Bali, Senin malam, 2 Juli 2018. BMKG menyatakan kedua gempa tidak terkait dengan aktivitas gunung api aktif di Bali itu.
Baca: Gunung Agung Meletus Lagi, Ini Rekomendasinya untuk Masyarakat
Baca: Gunung Agung Erupsi Lagi, Status Menjadi Siaga
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, Selasa, 3 Juli 2018, pukul 08.19.01 WIB di wilayah Samudera Hindia atau perairan selatan Bali terjadi gempa tektonik. Lindu bermagnitudo 4,9 dengan informasi data awal 5,0.
Episenter atau sumber gempa terletak pada koordinat 9,66 LS dan 115,22 BT. "Tepatnya di laut pada jarak 110 kilometer arah selatan Denpasar pada kedalaman 24 kilometer," katanya Selasa, 3 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BMKG menyatakan gempa selatan di Bali ini merupakan lindu berkedalaman dangkal. Penyebabnya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Tepatnya, kata Daryono, Samudra Hindia di bawah cekungan busur muka (fore arc basin).
Hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan lindu ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik-mendatar (oblique thrust).
Dampak gempa berupa guncangan dilaporkan terasa di daerah Kuta, Badung, Denpasar, dan Gianyar, dalam skala intensitas III MMI, serta di Mataram, Lombok dengan skala II MMI.
Beberapa warga di Kuta, Badung, dan Denpasar dilaporkan sempat berlarian keluar rumah karena panik merasakan guncangan gempa yang berlangsung dengan tiba-tiba.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami. "Gempa ini murni aktivitas tektonik dan tidak berkaitan dengan erupsi Gunung Agung," ujar Daryono.
Hingga pukul 08.38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebelum Gunung Agung erupsi, sebuah gempa juga muncul dengan magnitudo 4.5, Ahad, 1 Juli 2018 pukul 13.00 WIB. Lokasi sumber gempa berjarak 4 kilometer arah timur laut dari Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Gempa berkedalaman 109 kilometer itu dirasakan di Mataram, Lombok Barat dan Lombok Timur dengan skala intensitas II versi BMKG (III MMI), dan di Praya (II MMI). Penyebabnya, kata Daryono, aktivitas subduksi menengah.
Simak artikel lainnya tentang gempa dan erupsi Gunung Agung Bali di kanal Tekno Tempo.co.
ANWAR SISWADI