Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Duduk Lama di Depan Komputer Tingkatkan Risiko Alzheimer

Penurunan aliran darah dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan berisiko kemungkinan penyakit neurodegeneratif yang lebih besar, seperti Alzheimer.

16 Agustus 2018 | 20.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, London - Sebuah penelitian baru mengungkap bahwa kegiatan menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan layar komputer akan memperlambat aliran darah yang vital ke otak dan bahkan berisiko akan penyakit Alzheimer.

Baca: Waspada Alzheimer, Pankreas pun Bisa Terancam

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut menimbulkan konsekuensi potensial untuk kondisi jangka panjang seseorang. Secara khusus, penurunan aliran darah dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan berisiko kemungkinan penyakit neurodegeneratif yang lebih besar, seperti Alzheimer, sebagaimana dilaporkan Daily Mail 16 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untungnya, berjalan hanya 2 menit setiap setengah jam dapat menonaktifkan pengaruh ini, dan memulihkan sirkulasi yang sehat.

Para peneliti mempublikasikan temuan mereka di Journal of Applied Physiology, baru-baru ini. Peneliti di Liverpool John Moores University tersebut menganalisis kebiasaan duduk dari 15 rekan kerja di kantor selama tiga sesi terpisah.

Selama masing-masing sesi, mereka memakai pengukur ultrasound yang melacak aliran darah melalui arteri serebral tengah mereka, yang melayani otak secara langsung.

Di sesi pertama mereka duduk terus menerus selama empat jam, dengan pengecualian ke toilet singkat. Dalam sesi kedua, mereka melakukan dua menit berjalan cepat di treadmill terdekat dengan interval 30 menit. Kemudian, di sesi ketiga, mereka berjalan selama delapan menit setiap dua jam.

Hasilnya, aliran darah berkurang selama sesi pertama dan terakhir - ketika aktivitas minimal atau setiap dua jam - tetapi meningkat pesat ketika subyek aktif secara teratur.

Sophie Carter, seorang mahasiswa doktoral yang memimpin penelitian itu, mengatakan bahwa temuan itu menegaskan kembali perlunya istirahat singkat tetapi teratur. "Hanya dengan istirahat berjalan dua menit secara teratur memiliki efek keseluruhan mencegah penurunan aliran darah otak," katanya.

Simak artikel lain tentang Alzheimer di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | NYTIMES

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus