Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 23 jurnal ilmiah Universitas Airlangga (Unair) berhasil terakreditasi dan reakreditasi di SINTA 1 hingga SINTA 5. Pengumuman disampaikan Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reakreditasi dan akreditasi jurnal di SINTA (Science and Technology Index) adalah bagian dari proses penilaian mutu dan pengakuan terhadap kualitas jurnal ilmiah di Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua LIPJPHKI Unair Hery Purnobasuki mengatakan bahwa capaian itu merupakan hasil dari komitmen dan kerja keras civitas akademika Unair. Ia menjelaskan bahwa strategi utama keberhasilan itu adalah penerapan konsep “Super Tim” dan penyusunan peta jalan pengembangan jurnal yang sistematis.
“Roadmap ini memudahkan kami untuk mengawal peningkatan kualitas dan status indeks jurnal,” ungkap Hery dalam keterangannya, Selasa, 26 November 2024.
Dia mengatakan setiap jurnal memiliki target indeksasi spesifik dengan pendampingan di tingkat universitas. Dengan memiliki roadmap yang jelas akan memudahkan untuk mencapai indeksasi jurnal yang lebih tinggi dan berkualitas.
Capaian itu berdampak terhadap kinerja Unair dalam bidang luaran riset pada skala nasional maupun internasional. “Dengan semakin berkualitasnya jurnal-jurnal yang Unair kelola, tentu saja akan dapat menjadi rujukan dan tujuan para peneliti nasional maupun internasional,” katanya.
Dengan meningkatnya kualitas jurnal, Unair diharapkan menjadi rujukan para peneliti dan berkontribusi terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) 5. Indikator itu adalah menghasilkan karya dosen yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Hasil kerja bisa dalam beberapa kategori dan masing-masing memiliki kriteria. Misalnya, menerbitkan jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, menerbitkan buku seperti monograf maupun referensi, dan lain sebagainya,” katanya.
Hery menyampaikan bahwa kendala utama dalam pengelolaan jurnal adalah terbatasnya naskah berkualitas dengan diversitas tinggi. Untuk mengatasi hal ini, Unair berfokus pada peningkatan kualitas jurnal dan status indeksasi sebagai daya tarik bagi penulis bereputasi.
“Kualitas jurnal salah satu penentu ketertarikan penulis untuk mengirimkan karyanya, sehingga adanya target masing-masing jurnal dapat terus meningkatkan status indeksnya,” kata Hery. Ia optimistis target yang jelas untuk masing-masing jurnal akan memperkuat kontribusi Unair dalam dunia akademik.