Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dunia Tampil di Ponsel Anda

Generasi peralihan ponsel yang mampu mengakses data lebih cepat dan murah telah beredar. Benarkah suara, data, dan gambar yang tampil di ponsel tak saling mengganggu?

18 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEKNOLOGI telekomunikasi tampaknya berkembang jauh lebih cepat ketimbang harapan para pengguna telepon seluler (ponsel). Dua raksasa telekomunikasi dunia seperti Siemens di Eropa dan Motorola di Amerika Serikat dikabarkan telah mengembangkan generasi ketiga (3G) ponsel. Dengan ponsel generasi terbaru itu, Anda bisa menikmati tiga layanan sekaligus, yakni suara, data, dan gambar, tanpa saling mengganggu.

Ponsel 3G punya kecepatan mengakses data yang luar biasa hebatnya: tiga megabit per detik. Itu berarti 300 kali lebih cepat dari kemampuan ponsel yang sekarang beredar di pasaran, yang kecepatannya sebesar 9,2 kilobit sedetik. Berarti pula, cukup dalam hitungan kejapan mata, 3G bisa menyuguhkan suara, data, dan gambar di seantero dunia kepada pemilik ponsel.

Sebagaimana diketahui, teknologi telekomunikasi sudah melewati dua generasi. Pada generasi pertama, ponsel masih pada tahap perangkat telepon yang hanya dapat digunakan untuk satu fungsi, yaitu menerima atau mengirim suara. Adapun generasi kedua lebih meningkat fungsinya, yakni bisa untuk suara dan data atau gambar, tapi kurang sempurna. Kekurangan itulah, plus kecepatan menjalankan fungsi, yang disempurnakan pada 3G.

Sayangnya, 3G, yang mirip teknologi telekomunikasi pada berbagai film kartun atau serial Star Trek itu, baru akan dipasarkan oleh Siemens dan Motorola setelah tahun 2001. Itu pun cuma di Amerika, Eropa, dan Jepang. Meskipun demikian, konsumen ponsel di Indonesia belum perlu kecewa. Soalnya, kini sudah ada teknologi general packet radio service (GPRS), yang merupakan generasi peralihan atau jembatan antara generasi kedua dan 3G.

GPRS, yang sudah diterapkan di antaranya di Inggris dengan hasil memuaskan, diperkenalkan pada pameran CommunicAsia di Singapura pada awal Juni 2000. Memang, GPRS tak sehebat 3G. Sebab, ia hanya bisa menampilkan layanan multimedia (suara, data, dan gambar) dengan kecepatan 115 kilobit. Kecepatan itu berarti 12,5 kali kemampuan ponsel yang menggunakan sistem global system for mobile communication (GSM).

Seperti juga 3G, GPRS mengadopsi teknologi integrated services digital network, yang merupakan cikal bakal ponsel untuk mengakses suara, data, dan gambar dalam satu layanan secara simultan tanpa saling mengganggu. GPRS didukung pula oleh sistem wireless application protocol, yang membuat data internet bisa "ngepas" pada layar kecil di ponsel.

Keunggulan lain dari GPRS, ia ternyata mampu memangkas ongkos. Dengan menggunakan GPRS, pelanggan cukup membayar sejumlah data yang ditransfer saja. Bandingkan dengan biaya percakapan dan perolehan data bila menggunakan GSM. Setelah dua nomor terhubung, air time pada GSM akan langsung jalan.

Dengan sederet kelebihan itu, bagaimana peluangnya di Indonesia? Mats H. Olsson, Presiden Direktur Ericsson, mengaku perusahaannya selaku vendor teknologi sudah sangat siap. Bahkan, "Kami sudah menyiapkan solusi total," kata Olsson. Artinya, mulai sistem manajemen, perangkat keras yang berupa sentral GPRS, base transceiver station protokol X.25, sampai handset (ponselnya) sudah tinggal dipakai. Operator ponsel di Indonesia pun, menurut Olsson, mengaku sudah tertarik. Hanya, sampai saat ini belum terdengar adanya kontrak bisnis GPRS yang yang diteken Ericsson.

Sementara itu, Laurens J.M. Bulters, Direktur Operasi Telkomsel, juga mengaku berminat pada GPRS. Tapi, kata Bulters, kecepatan pengiriman data yang telah terukur dengan GPRS adalah 80 kilobit per detik, bukan 115 kilobit. Sekalipun begitu, perubahan dari ponsel generasi kedua ke GPRS, "Ibaratnya dari jalan kampung ke jalan tol," tutur Bulters.

Namun, Telkomsel baru akan menerapkan GPRS pada tahun 2001. Alasannya, menurut Bulters, adalah untuk menyiapkan ponsel yang berharga relatif murah dalam jumlah besar. Selain itu, Telkomsel harus mengusahakan izin frekuensi GPRS secara gratis, sehingga konsumen tak terbebani.

Tanggapan senada pun diutarakan Dedi Suherman, Corporate Planning PT Telkom. Kata Dedi, Telkom akan berupaya meluncurkan produk GPRS pada tahun ini juga. Dan ia menjanjikan, pelanggan telepon yang menggunakan GPRS tak akan terkena biaya besar.

Yusi A. Pareanom, Setiyardi (Singapura)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus