Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah berjalan lebih dari satu semester. Salah satu bagian dari program itu adalah magang yang dapat dikonversi 20 sks di luar program studi mahasiswa. Hasil evaluasi magang mahasiswa selama satu semester kebelakang sudah berada di tangan fakultas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun disayangkan, hasilnya tampak tidak memuaskan. Dalam Webinar Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) ke-76 yang bertajuk “Sinergi FIB dan IKASASDAYA” pada Sabtu, 12 Maret lalu, Dekan FIB UGM Setiadi mengatakan kegiatan magang yang terjadi tidak sesuai dengan tujuan awalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Magang (mahasiswa MBKM) ternyata tidak se-ideal yang direncakanan, mahasiswa dibebani pekerjaan yang melebihi porsi seorang mahasiswa yang magang,” tutur Setiadi seperti dikutip di laman resmi UGM pada Selasa, 15 Maret 2022.
Agar hal itu tak terjadi lagi, FIB bersinergi dengan IKASASDAYA (Ikatan Alumni Fakultas Sastra dan Budaya) dengan harapan untuk menjamin perlindungan kepada mahasiswa selama kegiatan magang tersebut.
“Karena itu, ketika bisa bersinergi dengan alumni yang bekerja di berbagai institusi, negeri maupun swasta, dan lain sebagainya, kita akan lebih kuat. Alumni kita dapat menjaga betul-betul apa yang ingin didapatkan (dari kegiatan magang) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui MBKM ini,” kata Setiadi.
Sinergi untuk Kemajuan Kinerja Akademik
Tujuan sinergi FIB dan IKASASDAYA tidak hanya berhenti sampai di situ. Setiadi menuturkan sinergi tersebut juga bertujuan untuk semakin memperbaiki kinerja akademik dan Tridarma peguruan tinggi yang telah dilaksanakan fakultas selama ini.
Alumni akan turut digandeng untuk merumuskan kurikulum di FIB UGM. Semua alumni akan diikutsertakan, baik yang senior maupun junior, baik yang telah bekerja maupun yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan. Hal ini guna mensinkronisasi muatan pelajaran dengan kebutuhan di lapangan, atau dalam hal ini dunia kerja.
“Kita undang senior maupun yang baru bekerja, yang sudah lulus maupun yang masih berjuang mencari pekerjaan. Kita tanya apa yang kurang dari kurikulum kita ini, muatan apa yang perlu kita tambahkan sehingga kurikulum ini dapat memberikan bekal kepada lulusan untuk berkompetisi lebih baik,” kata Setiadi.
Overload karena Nyambi Kuliah
Ihwal beban berlebih bagi mahasiswa magang, Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Nizam mengatakan program magang MBKM dirancang oleh mitra dan sudah dikurasi oleh Kementerian Pendidikan untuk memastikan beban setara dengan 20 sks. Menurut Nizam, yang jadi persoalaan beban berlebih yakni karena mahasiswa tidak full time mengikuti program magang.
Nizam mengatakan mahasiswa magang yang menyambi kuliah di kampus terjadi karena terkadang ada kampus yang tidak memberikan izin konversi penuh 20 sks. “Kadang karena kampus tidak memberi izin 20 sks. Bisa dipastikan mahasiswa akan overload kalau mereka nyambi kuliah,” katanya kepada Tempo pada Selasa, 15 Maret 2022.
Baca juga:
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.