Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat langit dan pecinta astronomi Selasa malam, 19 Februari 2016, dapat menyaksikan fenomena Supermoon terbesar dan tercerah dalam tujuh tahun ke depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bulan penuh dipercaya dapat memprovokasi kehidupan masyarakat, hal ini sering terjadi beberapa minggu sebelum peristiwa Supermoon.
Supermoon adalah bulan penuh yang lebih dekat ke Bumi daripada biasanya. Seperti dilansir laman livescience, beberapa waktu lalu, beberapa mitos atau cerita kuno ada yang mengaitkan gerhana bulan dengan hal-hal yang romantis.
Pengaruh pada kehidupan masyarakat itu bisa tentang hubungan, pengalaman, atau faktor internal. Beberapa orang mengikuti kalender Supermoon karena bisa mewakili masa perubahan, penyesuaian, atau peningkatan kesadaran.
Orang-orang Tlingit dari pantai barat laut Pasifik, Amerika Utara, mengatakan bahwa gerhana terjadi ketika matahari dan istrinya, bulan, memerlukan beberapa waktu untuk menyendiri (dalam gelap). Sementara orang-orang Hupa dari barat laut California mengatakan berbagai jenis kisah cinta terkait gerhana bulan.
Menurut mitos Hupa, bulan adalah orang yang pergi keluar untuk berburu setiap hari dan membawa pulang buruan untuk rumah tangga yang dipenuhi binatang lapar. Ketika mereka tidak puas dengan makanan mereka, hewan peliharaan, termasuk ular dan singa gunung, akan memakan bulan (maka terjadi gerhana).
Untungnya istrinya membantu mengikat luka-lukanya dan membuatnya kembali bersinar di langit sekali lagi.
Mungkin, karena siklus menstruasi dan bulan sama panjangnya, banyak peradaban awal percaya bahwa bulan menentukan kapan wanita bisa hamil.
Hal ini bisa menjelaskan mengapa Dewi Bulan--dari Dewi Cina Chang'e hingga Mama Quilla dari suku Inca--begitu menonjol dalam mitologi di seluruh dunia. Pada 1950, dokter asal Republik Ceko Eugene Jonas menemukan sebuah teks astrologi kuno Asiria yang menyatakan bahwa perempuan subur selama fase-fase tertentu dari bulan.
Eugene Jonas mendasarkan metode perencanaan keluarga berdasarkan hipotesis itu, dan mengatakan pada pasiennya mereka berovulasi ketika bulan berada di posisi yang sama seperti ketika mereka lahir. Menurut teori lain yang bertahan sampai hari ini, bulan purnama menyebabkan peningkatan kelahiran.
Studi terbaru menampilkan sedikit bukti statistik akan booming bayi terimbas bulan. Bagaimanapun, sebagian besar ahli berpikir efek bulan pada reproduksi bisa diperkirakan. Tapi tidak dijelaskan apakah ada kaitannya dengan fenomena supermoon.
LIVESCIENCE | HEALTHAIM | HISTORY