Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Food and Agricultural Organisazition (FAO) dan Universitas Jember (Unej) tengah menjajaki kerja sama untuk kebutuhan ketahanan pangan. Penjajakan kerja sama itu diawali dengan kunjungan Country Manager, Food Security and Rural Development Specialist FAO Indonesia, I Wayan Tambun pada Rabu, 6 November 2024 ke kampus Unej di Tegalboto, Jember.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam diskusi antara dua lembaga ini, peluang kerja sama yang dibahas termasuk di antaranya pengembangan tanaman pisang di Kabupaten Lumajang. I Wayan Tambun mengatakan, lembaganya kini fokus pada bagaimana mengembangkan ketahanan pangan. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan tanaman pangan lokal berbasis kearifan lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“FAO Indonesia tengah membangun dan mengembangkan ketahanan pangan dengan model ekonomi sirkular. Sebagai contoh di Indonesia, yang akan dikembangkan adalah produksi tanaman pisang. Dan salah satu sentra produksinya adalah Lumajang. Untuk itu, kami hendak merintis kerja sama dengan perguruan tinggi, diantaranya UNEJ,” kata I Wayan Tambun melalui keterangan tertulis, Kamis 7 November 2024.
Tawaran kerja sama ini disambut hangat oleh Rektor Unej, Iwan Taruna yang juga dosen di Fakultas Teknologi Pertanian. Unej mendukung langkah FAO Indonesia dengan mengembangkan ketahanan pangan. “Penelitian mengenai ketahanan pangan menjadi salah satu fokus LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Unej. Tidak hanya kajian terkait dengan pertanian saja, namun juga meneliti aspek lainnya seperti dari sisi ekonomi, budaya hingga gastrodiplomasinya," kata dia.
Iwan juga mendukung pengembangan komoditas pisang melalui model ekonomi sirkular di Lumajang. Menurut rektor yang juga pakar teknik pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian, pisang memiliki banyak manfaat, dari buah, daun hingga batangnya. Ia menyebut soal bagaimana pisang menjadi produk tepung pisang yang prosesnya bisa dilakukan dengan teknologi yang tidak terlalu rumit.
Sebelum bertemu rektor, I Wayan Tambun memberikan kuliah umum di FISIP Unej. Tema yang diangkat adalah “Food Security, Challenges for Contemporary International Security”. Kuliah umum diikuti oleh peserta yang mayoritas adalah dosen dan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional.
Dalam kuliah umumnya, I Wayan Tambun banyak membahas berbagai tantangan dalam mencapai ketahanan pangan, khususnya di Indonesia. Mulai dari tahapan keamanan pangan, kedaulatan pangan hingga bagaimana mewujudkan pangan yang berkelanjutan. I Wayan Tambun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini.