Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Gerhana Total Bulan Merah

Bulan berada pada titik terjauh dari bumi saat terjadi gerhana total.

23 Juli 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gerhana Total Bulan Merah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gerhana bulan terlama dalam abad ini akan berlangsung pada Jumat, 27 Juli, atau Sabtu pagi, 28 Juli, waktu Indonesia. Gerhana bulan total yang disertai fenomena blood moon atau bulan kemerahan ini diprediksi berlangsung selama 1 jam 43 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama proses terjadinya gerhana total, satelit bumi itu akan berubah warna menjadi kemerah-merahan hingga sangat merah. Diperkirakan sejak awal terjadinya gerhana hingga berakhir akan berlangsung selama hampir 4 jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gerhana bulan terlama ini bisa dilihat hampir di seluruh belahan dunia, kecuali di Amerika Utara. Para ilmuwan bisa meneliti fenomena ini dengan jelas di Afrika, Timur Tengah, Asia bagian selatan, dan wilayah Samudra India. Itu pun dengan catatan jika langit cerah tak berawan.

Yang menarik, gerhana bulan total ini akan berlangsung bersamaan dengan planet Mars yang berada pada posisi berseberangan dengan bulan. "Makanya cahaya Mars akan terlihat sangat terang," ucap Noah Petro dari NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland.

Pada bulan ini, planet Mars akan berada pada jarak terdekat dengan bumi sejak 2003. Setelah berada pada posisi berseberangan dengan bulan, ketika Mars tampak sangat bersinar, planet merah ini akan berada di titik terdekat dengan bumi pada 31 Juli.

Fenomena gerhana bulan total kali ini terlihat sangat indah lantaran bulan berubah menjadi merah, bukan gelap. Hal itu terjadi lantaran sebagian sinar matahari yang melewati atmosfer bumi dibelokkan cahayanya oleh sisi luar bumi sebelum jatuh pada permukaan bulan.

Udara di bumi membiaskan gelombang sinar panjang yang lebih pendek, yakni warna hijau dan biru. Yang tersisa adalah gelombang sinar panjang yang mengandung warna merah. Sinar inilah yang kemudian jatuh di permukaan bulan.

Fenomena menarik lainnya adalah waktu gerhana yang lama, bahkan terlama dalam abad ini. "Apa yang mempengaruhi durasi gerhana bulan adalah posisi bulan saat melewati bayangan bumi," ucap Petro, seperti dikutip Space.com.

Bagian paling gelap dari bayangan bumi ini disebut umbra. "Anda bisa melihat umbra berbentuk kerucut yang memanjang dari bumi. Arahnya berlawanan dengan datangnya sinar matahari yang menyinari bumi," Petro menjelaskan.

Bulan bisa hanya melewati sebagian kerucut gelap itu atau tepat berada di tengahnya. "Saat berada pada titik tengah itu, gerhana terjadi lebih lama. Kali ini bulan lewat hampir di titik tengah itu, makanya durasi gerhana lebih lama ketimbang yang terjadi pada Januari lalu," ucap Petro.

Selain itu, bulan akan berada pada titik terjauh dari bumi malam itu. Artinya, ukuran bulan akan terlihat lebih kecil dari biasanya dan akan melewati bayang bumi lebih lama dari biasanya pula. Adapun gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 21 Januari 2019. SPACE.COM | EARTHSKY | GRAPHICNEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus