Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Gula Kulit Singkong

25 Januari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SINGKONG mudah tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Masyarakat mengolah umbi-umbian ini menjadi berbagai varian makanan: rebus, goreng, bakar, kukus, serta bisa pula dijadikan tepung dan keripik. Tapi hanya daging singkong yang dimanfaatkan, kulitnya dibuang percuma.

Lima mahasiswa Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Abdul Azis, Lia Nurjannah, Galih Nugraha, Putri Vionita, dan Faraouq, menemukan cara memanfaatkan kulit singkong. Mereka mengubahnya menjadi gula cair rendah kalori.

Temuan ini bermula dari ketertarikan pada tumpukan sampah kulit singkong yang seolah-olah tak pernah habis di dekat rumah mereka. Kebetulan tempat para mahasiswa ini tinggal berdekatan dengan industri rumah tangga pengolahan tepung singkong, di belakang Pasar Ciluar, Bogor. "Di sini masyarakat membuang begitu saja kulit singkong," kata Lia saat ditemui di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB, Kampus Dramaga, Kamis dua pekan lalu.

Sejak akhir 2013, mereka sering berdiskusi di taman kampus, hingga sepakat membentuk kelompok penelitian untuk membuat gula dari kulit singkong. Mereka menamai kelompoknya Gucakusi, akronim dari Gula Cair dari Kulit Singkong. Abdul Azis ditunjuk sebagai ketua tim. Tapi baru pada awal 2014 mereka mulai meneliti, setelah mendapat dana dari kampus lewat Program Kreativitas Mahasiswa. "Kami beberapa kali melakukan riset dan penelitian sampai berhasil," ujar Azis.

Azis mengklaim temuan mereka memiliki keunggulan dibanding gula pasir dari tebu ataupun gula aren. Menurut dia, gula cair dari kulit singkong mengandung kalori yang rendah, yakni 106 kkal per 100 gram. Sedangkan gula pasir dari tebu ataupun gula aren mengandung 364 kkal per 100 gram.

Pada International Innovation & Invention Expo 2015 di Makau, Cina, September tahun lalu, temuan ini diganjar medali emas.


1. Pisahkan kulit singkong dari daging dan rendam dalam air selama tiga hari.

2. Haluskan kulit singkong dengan cara diblender, lalu disaring. Campur pati kulit singkong dengan air dengan perbandingan tiga takaran singkong : satu takaran air.

3. Masak campuran ini sampai suhu 95-105 derajat Celsius.

4. Teteskan enzim alfaemilase, 1 mililiter untuk 1 kilogram pati kulit singkong. Berikutnya, masak kembali campuran itu sampai suhu 95-105 derajat Celsius.
Diamkan sampai suhu 60 derajat Celsius, lalu campur dengan 1 mililiter enzim amiloglukosidase untuk setiap 1 kilogram pati kulit singkong.

5. Masukkan pati kulit singkong ke cawan khusus, lalu campur dengan bubuk arang aktif secukupnya. Setelah jernih, saring cairan dari ampasnya. Diamkan selama 3 x 24 jam.

6. Masak cairan kulit singkong sampai kental. dan gula cair siap digunakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus