Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Gunung Etna, gunung berapi yang terkenal di Sisilia, dilaporkan meluncur ke arah laut. Gunung berapi itu merayap rata-rata sekitar setengah inci (14 milimeter) setahun menuju Laut Mediterania antara tahun 2001 dan 2012, sebagaimana dilaporkan Live Science, 27 maret 2018.
Baca: Tiga Waktu Terbaik Menikmati Panorama Gunung Kelud
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun gerakan merayap itu tidak meningkatkan risiko bahaya dari gunung berapi itu, yang lingkungannya selalu berubah. Yang lebih membutuhkan perhatian adalah muntahan abu dan lahar dari kawah baru yang dimulai pada bulan Januari 2017 hingga sebagian besar tahun itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Januari 2018, Etna sering mengeluarkan abu dan gas, menurut Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution.
Namun, pergerakan gunung yang lambat itu bisa menjadi berita buruk dalam jangka panjang bagi siapa pun di lereng bawah Etna, menurut vulkanolog John Murray dari Open University Inggris dan koleganya yang melaporkan pada 23 Maret di jurnal the Bulletin of Volcanology.
"Catatan geologis menunjukkan bahwa gerakan gunung berapi seperti ini rentan terhadap kehancuran sektor di sisi lereng bukit," tulis Murray dan timnya. Keruntuhan ini jarang terjadi, para peneliti menambahkan, tetapi luar biasa merusak.
Baca: Menengok Wajah Puncak Gunung Kelud yang Berubah Pasca-Erupsi
Daily Mail menyebutkan Dr Murray mampu memeriksa pergerakan gunung berapi menggunakan stasiun GPS yang ditempatkan di sekitar gunung berapi. Dia menyimpulkan bahwa Gunung Etna meluncur sekitar satu hingga tiga derajat, mungkin karena sedimen lentur.
LIVE SCIENCE | DAILY MAIL