Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Gunung Merapi Embuskan Wedhus Gembel 5 Kali

Beberapa kali sebelumnya juga terjadi luncuran awan panas Gunung Merapi, namun tidak teramati oleh CCTV karena kabut 0-III.

18 Maret 2019 | 08.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi mengembuskan awan panas sebanyak lima kali sejak Ahad, 17 Maret pukul 18.00 WIB hingga Senin 18 Maret pukul 06.00 WIB. Awan panas yang biasa disebut wedhus gembel itu terjadi dua kali di Ahad dan tiga kali di Senin. Jarak luncur teramati maksimal 900 meter.

Baca:
Gunung Merapi Lontarkan 16 Kali Gempa Guguran Pagi Ini
Baca: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas, Jumat Sore

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Luncuran ke arah Kali (sungai) Gendol atau ke arah tenggara,” kata Nur Kholik, salah satu petugas ruang monitoring di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Senin, 18 Maret 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secara visual, sejak beberapa hari ini gunung api itu sering tertutup kabut. Asap kawah juga tidak teramati oleh CCTV yang dipasang.

Selain itu, beberapa kali sebelumnya juga terjadi luncuran awan panas namun tidak teramati oleh CCTV karena kabut 0-III. Namun jarak luncur diperkirakan masih dalam jarak aman. Karena radius tiga kilometer dari puncak gunung harus kosong dari aktivitas penduduk.  

“Secara visual, kabut 0-I maksudnya kabut menutupi 1/3 bagian gunung, kabut 0-II maksudnya kabut menutupi 2/3 bagian gunung, kabut 0-III artinya kabut menutupi seluruh tubuh gunung,” kata Kholik.

Gunung Merapi masih berstatus Waspada atau level II. Gunung api aktif ini berada di empat kabupaten, yaitu di Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah). Kawasan Rawan Bencana tiga atau lokasi paling dekat dengan bahaya erupsi tidak boleh untuk hunian tetap penduduk.  

Kawasan Rawan Bencana III itu tidak hanya yang paling dekat dengan kawah Merapi. Tetapi juga kawasan  yang dekat dengan sungai-sungai yang berhulu di Merapi karena berpotensi adanya aliran lahar panas dan lahar hujan (saat musim hujan).

“Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana,” kata Sunarta, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi.

 

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus