Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Korea Selatan memulai kerja sama untuk pengembangan mesin perkakas di Indonesia. Menurut Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB Tata Cipta Dirgantara, mesin perkakas atau machine tools itu seperti mesin bubut, mesin CNC (Computer Numerical Control) dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami bekerja sama dengan Korea Selatan untuk menguasai kemampuan merancang, sampai memproduksi machine tools itu,” katanya Senin, 31 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari laman resmi ITB, kerja sama bernilai US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar itu akan berlangsung selama tiga tahun, terhitung sejak 2019 hingga 2021. Pandemi Covid-19 membuat kerja sama itu diperpanjang hingga Desember 2022.
Menurut Tata, rencana pendirian sebuah pusat pengembangan mesin perkakas sudah dimulai sejak 10 tahun lalu di ITB oleh dosen-dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. “Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas industri manufaktur di Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya,” kata dia.
Tanpa kemampuan untuk mengembangkan mesin perkakas mandiri, menurutnya, kemajuan industri-industri manufaktur dalam bidang apapun akan terhambat. Alasannya karena mesin perkakas adalah inti dari teknologi yang digunakan pada industri manufaktur. Solusinya dengan merintis pusat pengembangan mesin perkakas di Indonesia.
Atase Komersial dari Kedutaan Republik Korea (Korea Selatan) untuk Indonesia, Chung Keun Yong, mengatakan pemerintahnya mendukung dan mengapresiasi antusiasme ITB dalam pengembangan mesin perkakas. Lewat pemerintah Indonesia, ITB mendapat hibah peralatan yang berkaitan dengan pengembangan mesin perkakas dari Korea Selatan yang dikirim secara bertahap.
Selain itu ITB berencana menggaet banyak industri manufaktur lokal untuk membuat komponen penting dari mesin perkakas.
Ketua tim kerja sama dari ITB Agung Wibowo mengatakan mesin perkakas menghasilkan komponen, seperti untuk otomotif, alat berat, mesin pertanian, industri elektronik, dan sebagainya. Selama ini Indonesia biasa mengimpor komponen dan teknologi mesin perkakasnya belum berkembang. “Karena pembuatan mesin perkakas itu sulit dan harga mesinnya mahal,” kata dia, Selasa 1 Juni 2021.
Fokus riset dan pengembangan yang dilakukan ITB bersama Korea Selatan, yaitu mesin perkakas manual. “Kita harus menguasai dulu dasarnya sebelum ke mesin yang canggih,” ujarnya. Tim ITB akan mempelajari bagaimana membuat konstruksi mesinnya, merakit, dan mengetahui komponen pentingnya. Hasilnya nanti berupa rancangan mesin perkakas dari ITB untuk dibuat oleh industri skala menengah.