Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komet langka yang bergerak mendekati Matahari, Komet C/2022 E3 (ZTF), mencapai titik terdekatnya dengan Matahari, yang juga dikenal sebagai perihelionnya, pada hari Kamis, 12 Januari 2023. Komet mencapai jarak sekitar 160 juta kilometer dari Matahari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengikuti perihelion, komet itu kemudian akan bergerak menuju Bumi, yang membuat pendekatan terdekatnya ke planet kita (perigee) pada 2 Februari dengan jarak 42 juta kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pusat Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL) berhasil mengabadikan komet langka tersebut pada hari Senin, 16 Januari 2023, pukul 05.00-05.15 WIB dini hari.
Aditya Abdillah Yusuf, peneliti OAIL, menyatakan kegembiraannya berhasil mendapatkan objek langka itu mengingat langit Lampung kerap mendung pada dini hari.
“Seneng sih, akhirnya tertangkap setelah sekian hari mendung. Secara ajaib langit subuh cerah,” tulis Aditya lewat pesan singkat, 18 Januari 2023. Dan sekarang, langit kembali mendung. Pengambilan gambar tersebut dilakukan di kampus ITERA secara remote dengan menggunakan teleskop robotik OZT-ALTS.
Kegembiraan lain Aditya karena teleskop robotik berfungsi dengan baik. “Alat ini dirakit dan operasional sejak akhir 2021. Tapi baru pertama kali ini digunakan untuk melakukan pengamatan komet,” jelasnya.
Menurutnya, teleskop robotik OZT-ALTS sebenarnya dikhususkan untuk melihat hilal atau bulan. “Akan tetapi bisa kita lihat potensialnya untuk melakukan pengamatan lain, seperti komet, exoplanet, maupun nebula,” ujar Aditya.
Komet C/2022 E3 (ZTF)
Komet merupakan benda langit besar dengan ekor panjang dan terbuat dari debu dan es serta mengorbit pada Matahari. Komet C/2022 E3 (ZTF) ditemukan oleh astronom Bryce Bolin dan Frank Masci menggunakan data dari Zwicky Transient Facility (ZTF) pada 2 Maret 2022.
Komet ini disebut langka karena orbitnya yang berbentuk hiperbola sehingga mengakibatkan kedatangannya hanya terjadi sekali dalam seumur hidup.
Menurut periodenya, komet dibagi menjadi dua jenis. Pertama, komet periode pendek dengan lama waktu mengorbit Matahari kurang dari 200 tahun, sedangkan periode panjang dengan jangka waktu 200 hingga jutaan tahun. Secara umum terdapat tiga jenis orbit komet, yaitu elips, parabola, dan hiperbola.
Kiprah OAIL lainnya
Sebelumnya, sampah antariksa besar, bekas roket peluncuran RRT CZ5B berbobot sekitar 20 ton berukuran 30 meter telah terkonfirmasi melewati beberapa negara. Selain Malaysia dan Filipina, beberapa provinsi di Indonesia juga dilewati, di antaranya adalah Lampung.
OAIL juga berhasil merekam sampah antariksa tersebut. Aditya yang saat itu juga termasuk tim pengamat sangat gembira berhasil mendapatkan objek yang ramai menjadi perbincangan.
ITERA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.