Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika Anda tinggal di rumah yang kurang terkena sinar matahari dan lembap, sebaiknya Anda berhati-hati. Sebab, menurut tim peneliti internasional yang dipimpin Oliver Werz dari Universitas Friedrich Schiller, Jerman, besar kemungkinan di dalam rumah itu terdapat jamur Aspergillus fumigatus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah jenis jamur yang sangat berbahaya, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Jamur ini terdapat di mana-mana, seperti pada noda gelap di dinding lembap atau sebagai spora kecil mikroskopis di udara yang melekat di dinding, kasur, dan lantai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi orang sehat, tak jadi masalah. Sebab, jika spora itu masuk ke tubuh, sistem pertahanan kekebalan tubuh akan melindunginya. Tapi jamur ini dapat mengancam jiwa orang dengan sistem kekebalan tubuh buruk, seperti pasien AIDS atau orang yang mengalami imunosupresi setelah melakukan transplantasi organ.
Werz dan tim menemukan cara bagaimana Aspergillus fumigatus menghancurkan pertahanan kekebalan tubuh dan memungkinkan berkembangnya infeksi jamur yang fatal. Hasil temuan tersebut diterbitkan dalam jurnal spesialis Cell Chemical Biology, dua pekan lalu.
Menurut Werz, gliotoxin-mikotoksin yang kuat-bertanggung jawab atas sifat patogen Aspergillus fumigatus. "Zat ini memiliki efek mengacaukan imunitas tubuh serta melemahkan aktivitas sel sistem pertahanan kekebalan tubuh," kata dia.
Namun, lantaran belum jelas bagaimana tepatnya hal tersebut dapat terjadi, Werz dan rekan-rekan timnya memutuskan mempelajari secara rinci dan mengklarifikasi mekanisme molekuler yang mendasarinya.
Dalam penelitian ini, Werz dan rekan-rekannya berkolaborasi dengan para peneliti dari Institut Leibniz untuk Penelitian Produk Alami dan Biologi Infeksi (Hans Knöll Institute) yang dipimpin Axel Brakhage dan Christian Hertweck, ahli mikologi dan sintesis produk alami.
Dalam penelitian ini, para peneliti memasukkan sel kekebalan ke kontak dengan gliotoxin yang diproduksi secara sintetis. Sel-sel ini, yang disebut dengan neutrofil granulosit, mewakili garis pertama sistem pertahanan kekebalan tubuh.
"Tugas mereka adalah mendeteksi patogen dan menghilangkannya," ujar Werz. Begitu sel tersebut bersentuhan dengan patogen, semisal jamur, ia akan melepaskan zat pengantar khusus (leukotriene) ke dalam darah yang menarik sel kekebalan lainnya.
Setelah sejumlah besar sel kekebalan berkumpul, mereka dapat membuat pengganggu tak berbahaya lagi. Namun proses ini tidak terjadi jika patogen Aspergillus fumigatus terlibat.
Sebab, seperti yang ditunjukkan oleh para ilmuwan Universitas Friedrich Schiller, gliotoxin memastikan bahwa produksi zat pengantar leukotriene B4 dalam neutrofil granulosit terhambat, sehingga mereka tidak dapat mengirim sinyal ke sel-sel kekebalan lain. Ini disebabkan oleh enzim spesifik (LTA4 hidrolase) yang dimatikan oleh mikotoksin.
"Ini yang mengganggu komunikasi di antara sel-sel kekebalan tubuh dan menghancurkan mekanisme pertahanan. Akibatnya, mudah bagi spora-dalam hal ini jamur-memasuki organisme untuk menyusup ke jaringan atau organ," kata Werz. SCIENCE DAILY | PHYS | AFRILIA SURYANIS
Siklus Hidup Infeksi dari Aspergillus Fumigatus
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo