Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PARA petani kini punya kesempatan menggelembungkan produktivitas ladangnya. Kedelai varietas baru telah ditemukan oleh Suyono M.S., dosen ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember, Jawa Timur. Namanya meru betiri dan baluran. Berwarna kuning cerah, berat setiap bijinya mencapai 14-17 gram. Kandungan protein kedelai jenis unggul ini sekitar 40 persen, dan kadar lemaknya 21 persen. "Ini sesuai dengan standar internasional," kata Suyono.
Temuan ini diperoleh dari sumber-sumber plasma nutfah yang dikumpulkannya dari berbagai belahan dunia seperti Taiwan, Australia, Jepang, Thailand, dan juga Indonesia. Semuanya diseleksi berdasarkan kriteria yang ketat. Produktivitas calon bibit kedelai, misalnya, harus mencapai minimal 3 ton per hektare. Cara ini lebih efektif, murah dan tidak bertele-tele dibandingkan dengan pola breeding atau perkawinan berbagai jenis kedelai.
Akhirnya didapatlah dua varietas yang diberi nama kode YN 1 dan YN 1 S, yang kemudian diganti namanya dengan meru betiri dan baluran. Keduanya telah diuji coba di beberapa lokasi sekaligus. Hasilnya tak mengecewakan, mencapai 2,5 hingga 3,5 ton per hektare. Ini jauh di atas rata-rata produktivitas kedelai petani kita selama ini, yang rata-rata cuma 1,1 ton per hektare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo