Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Kemendikbud Luncurkan Program Kampung Cekattan, Bantu Korban Gempa Cianjur

Perguruan tinggi akan membantu memberdayakan masyarakat guna mempercepat pembangunan ekosistem ekonomi di wilayah terdampak gempa Cianjur.

15 Desember 2022 | 15.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga melintas di dekat bangunan yang rusak akibat gempa cianjur di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 25 November 2022. Dalam data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terakhir total rumah rusak akibat Gempa Cianjur mencapai 56.311, dengan rincian rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi meluncurkan program Kampung Cekattan. Cekattan merupakan akronim dari Cepat, Tanggap, Kolaboratif untuk Bangkit dan Tangguh Bersama. Program ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi untuk membantu penanggulangan gempa Cianjur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perguruan tinggi akan membantu memberdayakan masyarakat guna mempercepat pembangunan ekosistem ekonomi di wilayah terdampak gempa. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam berharap perguruan tinggi dapat membantu di tiap tahapan penanganan bencana mulai dari tahap tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, hingga rekonstruksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya harap teman-teman perguruan tinggi terus bisa membantu TNI dan Polri yang terjun ke lapangan, dan juga masyarakat serta relawan untuk bergotong royong melakukan tanggap darurat untuk dapat mengurangi korban lanjutan dan mempercepat pemulihan,” ujar Nizam dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada Kamis, 15 Desember 2022.

Perguruan tinggi juga diharapkan dapat membantu proses trauma healing bagi warga Cianjur khususnya anak-anak. Selain itu, bagi mahasiswa dapat berpartisipasi membantu mengajar di sekolah-sekolah sebagai pusat pembelajaran darurat dengan mendampingi guru melalui program Kampus Mengajar. 

Nizam menambahkan bahwa prinsip dalam mitigasi bencana adalah membangun kembali lebih baik dari kondisi sebelum gempa. Untuk itu diperlukan pemahaman masyarakat terhadap konstruksi tahan gempa. Relokasi pemukiman di daerah rawan gempa juga perlu dilakukan untuk menghindari kejadian serupa. Perguruan tinggi diharapkan dapat membantu mengatasi masalah tersebut. 

“Saya harapkan teman-teman bisa melakukan itu bersama-sama dengan dinas terkait, pemerintah daerah untuk kita bergotong royong membangun Cianjur agar bisa pulih kembali dengan cepat dan lebih tangguh,” pungkas Nizam.

Tjitjik Srie Tjahjandarie selaku Pelaksana tugas Sekretaris Ditjen Diktiristek menjelaskan bahwa hingga saat ini lebih dari 73 perguruan tinggi negeri maupun swasta sudah terjun ke lapangan, bahu membantu masyarakat terdampak gempa di Cianjur. Melalui program Kampung Cekattan, mendapatkan tambahan 10 perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Dengan alokasi anggaran sebesar 5 miliar, 10 PTS membuat program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan sebaran wilayah di 6 kecamatan dan 18 desa.

“Kita juga merencanakan adanya pelatihan kepada masyarakat terkait dengan perancangan bangunan tahan gempa yang berkolaborasi dengan teman-teman yang bahkan dari UGM juga ITB kemudian dari IPMI, kemudian ruang pengelolaan publik, manajemen kebencanaan, penyuluhan dan konsultasi hukum,” ujar Tjitjik. 

Kepala LLDIKTI Wilayah III Paristiyanti Nurwardani menyampaikan bahwa Kampung Cekattan ini akan dikawal bersama-sama untuk membantu percepatan pemulihan di Cianjur. Ia berharap program ini menjadi percontohan di tempat bencana yang lainnya sehingga menjadi kemajuan yang luar biasa bagi Indonesia.

“Mari semuanya gotong royong memberikan bukti bahwa pendidikan tinggi betul-betul memberikan solusi untuk seluruh permasalahan gempa di Cianjur,” ujar Paris.

Kepala LLDIKTI Wilayah IV Samsuri juga mengungkapkan perguruan tinggi di wilayahnya turun langsung ke Cianjur dikarenakan sejumlah perguruan tinggi memiliki posisi di wilayah Jawa Barat dan Banten, sedangkan yang lainnya dikoordinator oleh masing-masing wilayah. Bantuan diberikan oleh perguruan tinggi dalam bentuk donasi berupa uang maupun sarana prasana yang dibutuhkan.

Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan Ditjen Diktiristek dan perguruan tinggi untuk warga Cianjur. “Tentunya dengan pemikir-pemikir dari perguruan tinggi, anggota DPR RI sekiranya solusi-solusi untuk kami jalankan ke depan, kami mohon petunjuk dan arahan sehingga warga masyarakat Cianjur yang diungsikan tetap bisa menghidupi kehidupan sehari-harinya,” ucap Herman. 

Dalam kesempatan tersebut, Ditjen Diktiristek memberikan bantuan berupa 300 tablet dan 5 laptop merah putih untuk korban gempa Cianjur. Adapun penyaluran bantuan diberikan kepada STIKes Cianjur 25 tablet, STIKes Permata 25 tablet dan 5 laptop, UNPI Cianjur 40 tablet, Universitas Suryakencana 60 tablet, SMP 5 Cianjur 100 tablet dan SDN Sukamaju 1 Cianjur 50 tablet.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus