Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Khasiatnya bila dipayungi piramida

Hasil eksperimen karl drabl, seorang ahli tehnik radio cekoslowakia, konon bentuk piramida bisa berkhasiat menjaga ketajaman pisau silet, menghilangkan bau air, mengawetkan makanan dan sebagainya. (ilt)

3 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

EMPAT potong kardus berbentuk segitiga dan pita rekat diperlukan untuk membikin sebuah model piramida. Konon piramida itu berkhasiat menjaga ketajaman pisau silet, menghilangkan bau air pompa, mencerdaskan pikiran, melenyapkan sakit kepala dan letih badan, mengawetkan makanan dan bahkan menghalau nyamuk. Ini bila satu sisinya dihadapkan ke utara dan-tentu saja ketika membuatnya --beberapa ukurannya terpenuhi. "Ukuran ini memang aneh," ujar Rahman Ramali yang gemar meneliti berbagai jenis energi ajaib. "Bentuk piramida jelas menyatakan angka pi," tambahnya. "Kalau tingginya dianggap radius sebuah lingkaran, maka kelilingnya sama dengan jumlah panjang alas piramida itu." Artinya -- seperti diterapkan Antoine Bovis beberapa dekade sebelumnya di Prancis -- panjang garis alas satu sisi piramida itu adalah « pi kali tinggi yang dikehendaki. Rahman Ramali, pegawai Departemen Penerangan yang MPP, berkenalan dengan ikhwal piramida sejak lima tahun lalu. Sekarang model piramida segala ukuran dan bahan bersebar di rumahnya. "Rasakan, tak seekor nyamuk di sini," ucap Ramali, mengungkap salah satu manfaat piramida itu baginya. Meminum air yang ditutup piramida setiap hari, "badan terasa tetap fit," tandasnya lagi. Istrinya tidak tahan meminum air pompa, meski sudah dimasak. "Rasanya memualkan." Tapi setelah disimpan di bawah piramida, rasa itu berubah. "Seperti air es, tapi tidak sedinin itu." Mutu air yang meningkat akibat dipayungi piramida, juga diyakini J. Sujanto di Jakarta. Di atas bak air di kamar mandinya tergantung sebuah piramida besar terbuat dari kardus. "Nyatanya (air itu) lebih segar," ujar Sujanto. Ia tidak lupa setiap hari meneguk air dari gelas yang ditutup piramida kecil. Piramida lain milik Sujanto menjaga selembar pisau silet merk Goal agar tetap tajam. Ada pula piramida kecil yang nyangkut di ujung antena radionya. "Daya tangkapnya menjadi lebih baik." Juga Sujanto mengenal seluk-beluk piramida itu sekitar lima tahun lalu. "Saya tertarik mengulang eksperimen dengan pisau silet yang dibahas dalam buku yang saya baca," ceritanya. Eksperimen itu memang klasik di kalangan pecandu energi piramida. Semula dilakukan Karl Drabl, seorang ahli teknik radio di Cekoslowakia. Drabl memang gemar meneliti efek berbagai jenis radiasi atas bentuk kristal molekul. Menurut teorinya, mata pisau silet akan tumpul jika memang terdapat sumber radiasi dalam model piramida itu. Tapi setelah dicobanya pada janggutnya sendiri, silet itu ternyata tetap tajam. Bahkan tetap tajam, walaupun berpuluh kali dipakainya. Atas penemuannya itu Drabl mencoba mengajukan paten. Tahun 1959 paten itu diberikan di Cekoslowakia dengan nomor 91304. Drabl sendiri tertarik melakukan eksperimen dengan piramida, setelah membaca tulisan seorang Prancis bernama Antoine Bovis. Awal abad ini, Bovis pernah berkunjung ke Piramida Besar Cheops di Giza, Mesir. Di sana ia menemukan berbagai bangkai binatang kecil mati di dalam piramida itu, tapi tidak membusuk. Bovis, yang sering meneliti segala bentuk radiasi yang belum bisa dijelaskan ilmu pengetahuan, menduga bahwa piramida itu menimbulkan energi tertentu yang mengawetkan bangkai binatang itu. Sepulangnya ke Prancis ia membuat sejumlah piramida kecil menurut skala ukuran piramida asli di Mesir itu. Satu ia buat setinggi 15 cm (1:1000) dan satu lagi dengan ketinggian 30 cm (1:500). Panjang garis dasar diperoleh Bovis dengan mengalikan tinggi itu dengan (pi: 2) atau 1,57079. Ke dalam model piramida itu Bovis memasukkan bangkai seekor kucing. Ternyata bangkai kucing itu tidak membusuk. Berpuluh eksperimen dilakukannya -- tidak hanya dengan bangkai kucing, tapi juga daging, telur dan binatang jenis lain. Semuanya bisa diawetkan dengan piramida buatannya itu. Di seluruh Eropa para penggemar mengikuti eksperimen Bovis. Termasuk Karl Drabl di Praha, Cekoslowakia. Juga orang Amerika Utara, Amerika Selatan Australia, Selandia Baru, Eslandia dan bahkan Uni Soviet turut sibuk menelitinya. Tahun 1970, Malinov, CSC., ahli fisika membahas "penemuan aneh" itu dalam suratkabar Komsomolskaja Pravda. Malinov menerangkan kekuatan piramida itu dengan teori elektromagnetika yang digabung dengan medan magnetika bumi dan "kekuatan Lorenz". Juga orang Indonesia tertarik. Sujanto, yang sering menulis dan memberi ceramah tentang piramida itu, banyak menerima surat. "Untuk menjawabnya semua, saya sediakan budget tersendiri," jelas Sujanto. Tidak semua pengirim surat itu melampirkan prangko buat balasannya. Kini di ruang kerjanya hadir sebuah piramida besar terbuat dari kayu jati, lengkap dengan pintu. Ukurannya? Menurut Sujanto, alasnya 218 cm dan sisi miringnya 210 cm. Terdapat pula kasur kecil dan sebuah lampu. "Kadang-kadang saya baca di sini," jelas Sujanto. "Daya konsentrasi dan persepsi meningkat." Bahkan anak-anaknya kini sudah gandrung belajar di tempat itu. Menghilangkan Jerawat Secara rasional masalah piramida belum bisa diterangkan. "Anggaplah ini suatu pengetahuan yang belum merupakan suatu ilmu," ujar Sujanto. Rahman Ramali sependirian. "Yang penting sekarang mengumpulkan data sebanyak mungkin," ujarnya. Frans Theuwis, tukang emas di Dedemsvaart, Negeri Belanda, tidak menghiraukan ejekan orang. "Yang penting bagi saya bahwa energi piramida itu memang ada," Piramida di rumah Theuwis terdapat dalam segala ukuran. Pianonya jarang perlu ditala karena dipayungi piramida. Bahkan sebuah piramida terletak di atas tanki bensin mobilnya. Ini menghemat bahan bakar. Menurut Theuwis, ratusan orang di negerinya melakukan ini dan hasilnya: lebih 40% penghematan. Theuwis membuat piramidanya dengan ukuran garis alas 15 cm dan rusuknya 14,25 cm. Satu sisi mengarah ke utara. Kebanyakan benda ditempatkannya pada segitiga tinggi dari dasar piramida itu. Satu waktu, setelah satu bulan, Theuwis teringat bahwa ia menyimpan air di bawah piramida. "Airnya menjadi kental, seperti minyak." Iseng-iseng air kental itu ia sapukan di kepalanya yang sudah botak. "Dua hari kemudian terasa rambut seperti melompat keluar," ujarnya serius. Pengalaman kosmetik dengan air piramida juga berkesan bagi seorang wanita pemilik salon kecantikan di Jakarta. Sesudah mendengar ceramah Sujanto, ia mencoba air piramida untuk menghilangkan jerawat pada wajah asistennya. Atas nasihat Sujanto, air itu disimpannya selama 4 x 24 jam. "Ternyata (jerawat) memang lenyap," ceritanya. Meski jerawat itu tumbuh kembali, tumbuhnya tidak secepat seperti dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus