EMPAT potong kardus berbentuk segitiga dan pita rekat diperlukan
untuk membikin sebuah model piramida. Konon piramida itu
berkhasiat menjaga ketajaman pisau silet, menghilangkan bau air
pompa, mencerdaskan pikiran, melenyapkan sakit kepala dan letih
badan, mengawetkan makanan dan bahkan menghalau nyamuk. Ini bila
satu sisinya dihadapkan ke utara dan-tentu saja ketika
membuatnya --beberapa ukurannya terpenuhi.
"Ukuran ini memang aneh," ujar Rahman Ramali yang gemar meneliti
berbagai jenis energi ajaib. "Bentuk piramida jelas menyatakan
angka pi," tambahnya. "Kalau tingginya dianggap radius sebuah
lingkaran, maka kelilingnya sama dengan jumlah panjang alas
piramida itu." Artinya -- seperti diterapkan Antoine Bovis
beberapa dekade sebelumnya di Prancis -- panjang garis alas satu
sisi piramida itu adalah « pi kali tinggi yang dikehendaki.
Rahman Ramali, pegawai Departemen Penerangan yang MPP,
berkenalan dengan ikhwal piramida sejak lima tahun lalu.
Sekarang model piramida segala ukuran dan bahan bersebar di
rumahnya. "Rasakan, tak seekor nyamuk di sini," ucap Ramali,
mengungkap salah satu manfaat piramida itu baginya. Meminum air
yang ditutup piramida setiap hari, "badan terasa tetap fit,"
tandasnya lagi. Istrinya tidak tahan meminum air pompa, meski
sudah dimasak. "Rasanya memualkan." Tapi setelah disimpan di
bawah piramida, rasa itu berubah. "Seperti air es, tapi tidak
sedinin itu."
Mutu air yang meningkat akibat dipayungi piramida, juga diyakini
J. Sujanto di Jakarta. Di atas bak air di kamar mandinya
tergantung sebuah piramida besar terbuat dari kardus. "Nyatanya
(air itu) lebih segar," ujar Sujanto. Ia tidak lupa setiap hari
meneguk air dari gelas yang ditutup piramida kecil.
Piramida lain milik Sujanto menjaga selembar pisau silet merk
Goal agar tetap tajam. Ada pula piramida kecil yang nyangkut di
ujung antena radionya. "Daya tangkapnya menjadi lebih baik."
Juga Sujanto mengenal seluk-beluk piramida itu sekitar lima
tahun lalu. "Saya tertarik mengulang eksperimen dengan pisau
silet yang dibahas dalam buku yang saya baca," ceritanya.
Eksperimen itu memang klasik di kalangan pecandu energi
piramida. Semula dilakukan Karl Drabl, seorang ahli teknik radio
di Cekoslowakia. Drabl memang gemar meneliti efek berbagai jenis
radiasi atas bentuk kristal molekul. Menurut teorinya, mata
pisau silet akan tumpul jika memang terdapat sumber radiasi
dalam model piramida itu. Tapi setelah dicobanya pada janggutnya
sendiri, silet itu ternyata tetap tajam. Bahkan tetap tajam,
walaupun berpuluh kali dipakainya. Atas penemuannya itu Drabl
mencoba mengajukan paten. Tahun 1959 paten itu diberikan di
Cekoslowakia dengan nomor 91304.
Drabl sendiri tertarik melakukan eksperimen dengan piramida,
setelah membaca tulisan seorang Prancis bernama Antoine Bovis.
Awal abad ini, Bovis pernah berkunjung ke Piramida Besar Cheops
di Giza, Mesir. Di sana ia menemukan berbagai bangkai binatang
kecil mati di dalam piramida itu, tapi tidak membusuk. Bovis,
yang sering meneliti segala bentuk radiasi yang belum bisa
dijelaskan ilmu pengetahuan, menduga bahwa piramida itu
menimbulkan energi tertentu yang mengawetkan bangkai binatang
itu.
Sepulangnya ke Prancis ia membuat sejumlah piramida kecil
menurut skala ukuran piramida asli di Mesir itu. Satu ia buat
setinggi 15 cm (1:1000) dan satu lagi dengan ketinggian 30 cm
(1:500). Panjang garis dasar diperoleh Bovis dengan mengalikan
tinggi itu dengan (pi: 2) atau 1,57079. Ke dalam model piramida
itu Bovis memasukkan bangkai seekor kucing. Ternyata bangkai
kucing itu tidak membusuk. Berpuluh eksperimen dilakukannya --
tidak hanya dengan bangkai kucing, tapi juga daging, telur dan
binatang jenis lain. Semuanya bisa diawetkan dengan piramida
buatannya itu.
Di seluruh Eropa para penggemar mengikuti eksperimen Bovis.
Termasuk Karl Drabl di Praha, Cekoslowakia. Juga orang Amerika
Utara, Amerika Selatan Australia, Selandia Baru, Eslandia dan
bahkan Uni Soviet turut sibuk menelitinya. Tahun 1970, Malinov,
CSC., ahli fisika membahas "penemuan aneh" itu dalam suratkabar
Komsomolskaja Pravda. Malinov menerangkan kekuatan piramida itu
dengan teori elektromagnetika yang digabung dengan medan
magnetika bumi dan "kekuatan Lorenz".
Juga orang Indonesia tertarik. Sujanto, yang sering menulis dan
memberi ceramah tentang piramida itu, banyak menerima surat.
"Untuk menjawabnya semua, saya sediakan budget tersendiri,"
jelas Sujanto. Tidak semua pengirim surat itu melampirkan
prangko buat balasannya.
Kini di ruang kerjanya hadir sebuah piramida besar terbuat dari
kayu jati, lengkap dengan pintu. Ukurannya? Menurut Sujanto,
alasnya 218 cm dan sisi miringnya 210 cm. Terdapat pula kasur
kecil dan sebuah lampu. "Kadang-kadang saya baca di sini," jelas
Sujanto. "Daya konsentrasi dan persepsi meningkat." Bahkan
anak-anaknya kini sudah gandrung belajar di tempat itu.
Menghilangkan Jerawat
Secara rasional masalah piramida belum bisa diterangkan.
"Anggaplah ini suatu pengetahuan yang belum merupakan suatu
ilmu," ujar Sujanto. Rahman Ramali sependirian. "Yang penting
sekarang mengumpulkan data sebanyak mungkin," ujarnya.
Frans Theuwis, tukang emas di Dedemsvaart, Negeri Belanda, tidak
menghiraukan ejekan orang. "Yang penting bagi saya bahwa energi
piramida itu memang ada,"
Piramida di rumah Theuwis terdapat dalam segala ukuran. Pianonya
jarang perlu ditala karena dipayungi piramida. Bahkan sebuah
piramida terletak di atas tanki bensin mobilnya. Ini menghemat
bahan bakar. Menurut Theuwis, ratusan orang di negerinya
melakukan ini dan hasilnya: lebih 40% penghematan.
Theuwis membuat piramidanya dengan ukuran garis alas 15 cm dan
rusuknya 14,25 cm. Satu sisi mengarah ke utara. Kebanyakan benda
ditempatkannya pada segitiga tinggi dari dasar piramida itu.
Satu waktu, setelah satu bulan, Theuwis teringat bahwa ia
menyimpan air di bawah piramida. "Airnya menjadi kental, seperti
minyak." Iseng-iseng air kental itu ia sapukan di kepalanya yang
sudah botak. "Dua hari kemudian terasa rambut seperti melompat
keluar," ujarnya serius.
Pengalaman kosmetik dengan air piramida juga berkesan bagi
seorang wanita pemilik salon kecantikan di Jakarta. Sesudah
mendengar ceramah Sujanto, ia mencoba air piramida untuk
menghilangkan jerawat pada wajah asistennya. Atas nasihat
Sujanto, air itu disimpannya selama 4 x 24 jam. "Ternyata
(jerawat) memang lenyap," ceritanya. Meski jerawat itu tumbuh
kembali, tumbuhnya tidak secepat seperti dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini