Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

LIPI Kembangkan Teknologi Uji Produk Medis

Indonesia masih membutuhkan lab uji terakreditasi agar produk medis berdaya saing.

4 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Peralatan kesehatan dipamerkan dalam Indonesian International Hospital Expo di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Peralatan kesehatan dipamerkan dalam Indonesian International Hospital Expo di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 2018. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pusat Penelitian Teknologi Pengujian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan teknologi pengujian untuk keamanan dan keselamatan produk medis. Metode ini penting untuk memastikan keamanan dan keandalan produk medis elektronik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kami melakukan penelitian dan pengembangan sistem dan metode uji untuk alat kesehatan elektromedik sesuai dengan standar IEC 60601," kata Kepala Bidang Pengelolaan Penelitian Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI, Asep Rahmat Hidayat, pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Asep menjelaskan, penelitian ini dilakukan untuk mendukung daya saing produk alat kesehatan (alkes) elektromedik nasional. Pengujian dilaksanakan untuk menjamin alkes aman digunakan. "Hasilnya berupa sistem uji terverifikasi alkes elektromedik," ujar dia.

Kepala Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI, Agus Fanar Syukri, mengatakan metode uji dilakukan khusus untuk peralatan medis elektronik. "Uji mencakup keamanan perangkat, keselamatan pasien, dan keselamatan penyedia kesehatan," kata Agus.

Semua produk medis elektronik yang berhubungan dengan listrik dan elektromagnetik harus melewati serangkaian tes pengujian. Metode pengujian meliputi ketahanan, keselamatan dan sertifikasi, serta program pengujian lingkungan.

Dalam pengembangan teknologi pengujian, LIPI membagi empat kelompok penelitian, yaitu elektro medis, electromagnetic compatibility, energi dan lingkungan, serta kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan elektronik.

Kelompok elektro medis meneliti kualitas keamanan dan performa produk. Pengujian itu antara lain perbandingan sensor suhu inkubator bayi, pengembangan sistem uji tempat tidur rumah sakit, pengembangan simulator sinyal electrocardiograph, ketahanan EKG terhadap efek defibrilasi, wireless power transmission, dan multispectral imaging.

Untuk kelompok electromagnetic compatibility (EMC), penelitian terutama dilakukan terhadap gangguan elektromagnetik oleh saluran daya atau radiasi langsung yang mempengaruhi kinerja komponen sistem lain atau lingkungan elektromagnetik di luar sistem.

Tugas pokoknya adalah memeriksa keberadaan pancaran elektromagnetik suatu produk. "Bila terjadi radiasi elektromagnetik di sekitar kita, diperlukan fungsi untuk mereduksi efek dari perangkat elektronik yang memancarkan radiasi," kata Agus.

Peneliti Pusat Penelitian Teknologi Pengujian LIPI, Wahyu Hutomo, menjelaskan bahwa EMC adalah kemampuan alat untuk beroperasi secara normal di lingkungan elektromagnetik tanpa terpengaruh atau menghasilkan interferensi.

Terdapat sejumlah kemungkinan efek gelombang elektromagnetik yang merugikan pengguna dan peralatan di sekitarnya. "Misalnya, efek radiasi BTS, SUTET, atau ponsel terhadap kesehatan makhluk hidup yang ada di sekitarnya," kata dia.

Kelompok penelitian energi dan lingkungan berfokus pada efisiensi energi dan keselamatan peralatan rumah tangga. Hal itu diantisipasi dengan laboratorium pengujian terakreditasi yang memiliki peralatan memadai, sistem dan metode uji, serta sumber daya manusia yang andal.

Kelompok penelitian ini pun mengembangkan pemanfaatan dimethyl ether (DME) untuk bisa menggantikan liquefied petroleum gas pada kompor gas. "Di Indonesia, sumber untuk menghasilkan DME berlimpah. Cukup potensial di masa mendatang," ujar Agus.

Terakhir, kelompok penelitian kajian infrastruktur pengujian alat kesehatan berbasis elektronik berkonsentrasi pada isu ketergantungan pengadaan alat kesehatan dari luar negeri. Akibat minimnya laboratorium uji dan lembaga sertifikasi produk (LSPro), alat kesehatan harus diuji di luar negeri.

Menurut Agus, laboratorium pengujian LIPI tak lagi memiliki kewenangan memberikan layanan pengujian secara rutin. LIPI lebih berfokus pada layanan pengujian yang belum diberikan oleh lab pengujian lainnya yang ada di Indonesia.

"Dengan kondisi ini, kita membutuhkan tambahan lab uji dan LSPro yang terakreditasi agar Indonesia mempunyai daya saing," ucap Agus. AFRILIA SURYANIS


LIPI Kembangkan Teknologi Uji Produk Medis

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus