Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Madiun - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berharap kontrak kerjasama proyek pembuatan LRT Jabodebek dengan PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) dapat diperpanjang. Kontrak yang telah habis masa berlakunya itu berlangsung selama sepuluh bulan terhitung sejak 13 Maret 2018-14 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Tujuh Alasan LRT Jabodebek Dibangun Melayang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau kontrak masih terus dilakukan, akan disempurnakan ruang lingkup yang masih kurang. Hingga memastikan delivery trainset benar-benar terjadi," kata Direktur Pusat Teknologi Permesinan BPPT, Barman Tambunan, saat berkunjung ke kantor PT INKA di Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa, 15 Januari 2019. Dalam proyek LRT Jabodetabek ini PT INKA mendapat pesanan pembuatan 31 rangkaian kereta dari PT Kereta Api Indonesia. Nilai kontraknya sebesar Rp 3,9 triliun yang bersumber dari APBN.
Menurut dia, penyempurnaan masih perlu dilakukan pada aspek RAMS (reliability, availability, maintainability, and safety). Hal itu sesuai dengan kajian yang dilakukan BPPT dengan menggandeng para akademisi dari sejumlah perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dilibatkan, yaitu Institut Teknologi Bandung untuk review and engineering design, structure carbody and bogie; Universitas Indonesia dalam review and engineering design air conditioning cabin.
Pekerja sedang mengerjakan kereta LRT Jabodebek di workshop PT INKA (Persero), Selasa (15/1/2019). Foto: Humas BPPT
Selain itu, Universitas Sebelas Maret untuk review and engineering prosedur pengelasan alumunium; Institut Teknologi Sepuluh November dalam review and engineering design prototyping model and mask of car. Juga, dengan Universitas Gajah Mada untuk review and engineering interverter and baterai charger.
"Ke depan masih harus mendapatkan expert opinion (pendapat ahli). Kami berharap masih ada expert juctification (pembenaran ahli)," ujar Barman yang juga menjabat sebagai Kepala Program LRT Jabodebek dari BPPT.
Karena itu, BPPT meminta kepada PT INKA untuk memperpanjang kontrak kerjasama proyek pembuatan LRT Jabodebek. Sebab, dari kacamata BPPT, suatu kerjasama dapat dikatakan ideal jika dimulai sejak produksi hingga proses pengiriman atau penggunaan kereta cepat tersebut.
Pekerja sedang mengerjakan kereta LRT Jabodebek di workshop PT INKA (Persero), Selasa (15/1/2019). Foto: Humas BPPT
Project Manager LRT dari PT INKA (Persero) Panji Sulaksono, mengatakan bahwa kerjasama dengan BPPT kemungkinan akan terus dijalankan. Sebab, pembuatan LRT Jabodebek masih membutuhkan analisa RAMS untuk kelanjutan proyek hingga pengoperasionalan. "Insya Allah, ke depan akan ada kerjasama dengan BPPT terkait pembuatan RAMS analysis. Karena BPPT mengawal proses desain agar bisa berjalan baik hingga operasional," kata dia.
Simak kabar terbaru seputar BPPT hanya di kanal Tekno Tempo.co.