Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyandang tunanetra kini punya harapan baru untuk melihat. Berita baik ini datang dari sejumlah peneliti di Harvard Medical School, Amerika Serikat, pekan lalu. Penelitian itu dikembangkan untuk memangkas jalur penglihatan tanpa melalui mata. Caranya menggunakan elektroda-elektroda khusus untuk merangsang bagian otak yang berfungsi membaca sinyal dari mata.
Ketua tim peneliti, John Pezaris, mengatakan temuan ini amat bermanfaat bagi penderita kebutaan akibat penyakit atau kecelakaan. Menurut dia, kebutaan terjadi karena kerusakan pada mata, tapi fungsi pusat pengendali penglihatan di otak tak mengalami gangguan. "Inilah yang disebut memangkas jalur penglihatan," katanya.
Uji coba dilakukan dengan memakai monyet yang punya mata normal. Hewan itu dilatih untuk melihat obyek yang memancarkan cahaya dan mengikuti arah obyek. Lalu mata monyet ditutup dan dipasangi kacamata berkamera. Sebelumnya, peneliti memasang dua elektroda mini ke dalam otak binatang percobaan itu.
Ketika elektroda mendapat sinyal dari kamera, sang kera mengarahkan matanya-yang tertutup dan berkacamata tadi-mengikuti obyek bercahaya seperti saat latihan. Hasil ini membuat Pezaris optimistis bisa membantu penyandang kebutaan. "Masalahnya, untuk membantu manusia, harus digunakan setidaknya seratus elektroda," kata Pezaris.
Ian Andolina, pakar jaringan otak dari Institute of Ophthalmology, Inggris, mengatakan tak ada masalah dengan cara pengiriman sinyal yang diprakarsai tim peneliti Harvard. "Struktur otak memang mengizinkan kita memberikan rangsangan ke pusat penglihatan," ujarnya.
Mira Si Padi Nuklir
Mira kini menjadi primadona Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Inilah varietas padi yang telah terbukti menghasilkan gabah kering lebih banyak daripada padi biasa.
Padi ini mampu menghasilkan 9,2 ton gabah kering giling untuk setiap hektare sawah. Di Garut, Jawa Barat, hasilnya mencapai 11 ton. Itu jauh lebih tinggi dibanding rata-rata hasil padi di Indonesia, yaitu 6-7 ton per hektare.
Mira merupakan hasil persilangan padi-padi varietas unggul dunia dan lokal. Melalui proses radiasi nuklir, benih padi tumbuh dengan batang yang lebih kukuh ketimbang padi biasa. Padi ini amat cocok untuk daerah yang sering dihampiri badai dan angin kencang karena tahan rebah.
Meski telah berhasil baik, Batan terus melakukan uji coba penanaman Mira, yang dikembangkan sejak 2006. Pada awal pekan lalu, penanaman dilakukan di Magelang, Jawa Tengah. Sekretaris Utama Batan, Noor Agus Salim, mengatakan uji coba dilakukan untuk melihat apakah jenis padi itu konsisten menghasilkan gabah yang baik.
Menurut Agus, ada petani yang mengeluhkan benih padi Mira tak selamanya bagus. "Apalagi jika bibitnya berasal dari padi yang dipetik sebelumnya," ujarnya. Karena itu, dua atau tiga tahun sekali petani harus menyemai benih baru. n
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo