Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menangkap teri, melepas kakap

Ahli biologi james a. bohnsack berpendapat bahwa gen-gen pembawa sifat besar pada ikan akan musnah, bila para nelayan lebih suka menangkap ikan besar terus-menerus. ahli genetika john gold menyanggah.

25 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA yang terjadi, kalau orang-orang yang berbadan jangkung semuanya dibunuh? "Saya bisa masuk dalam tim basket nasional," ujar Dr. James A. Bohnsack, ahli biologi pada National Marine Fisheries Services di Florida, AS, berseloroh. Bohnsack, 53 tahun, yang semasa kecil beranganangan menjadi pemain basket top, tapi mentok gara-gara tinggi badannya cuma 165 cm. Kali ini Bohnsack tak sedang berseloroh soal ukuran fisik itu. Dia sering membayangkan pembantaian manusia-manusia, yang berbadan tinggi, akan memusnahkan stok genetik pembawa sifat postur jangkung. Kalau terjadi, sisanya adalah "manusia biasa" yang berbadan pendek. "Tragedi semacam ini sudah terjadi di laut bebas," tutur Bohnsack. Para nelayan di seluruh dunia, menurut ahli biologi laut itu, lebih suka menangkap ikan-ikan besar dengan jala atau kailnya. Ikan-ikan kerdil dilepaskan ke laut. Maka, yang tersisa di laut, kata Bohnsack, tinggal ikan-ikan yang bontet. Stok gen ikan besar pun kini terancam punah. "Gejala buruk ini harus disetop selekasnya," ujarnya. Untuk menghentikan pemusnahan gen unggul itu, Bohnsack hanya punya satu teori, yaitu "Tangkaplah ikan-ikan kecil, dan biarkan yang besar melanjutkan kehidupannya di lautan." Bohnsack, yang mengaku penggemar berat ikan bakar itu, hanya berteori. Selama lima tahun ia membatasi makan ikan kecil. "Saya mengajak semua nelayan, para pedagang, dan konsumen mengikuti jejak saya," katanya. Secara alamiah, ikan-ikan pun punya naluri untuk menyelamatkan diri dari jaring atau pukat nelayan. Rombongan ikan sering mengungsi ke laut-laut dalam dan berarus deras. Tapi, nelayan tak kalah pintar. "Mereka punya kapal-kapal yang bermesin besar, jala yang kuat, dan tahu posisi kawanan ikan berkat bantuan satelit serta perkakas sonar," tambah Bohnsack. Maka, hampir tidak ada tempat yang aman bagi ikan-ikan besar yang komersial. Dr. Gene Huntsman, kolega Bohnsack di Florida, punya catatan tentang tragedi pengerdilan ikan-ikan penghuni perairan Florida, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko. Mutu dari 275 jenis yang diamati, termasuk kerang dan ikan hias, menurut Huntsman, semuanya turun. "Secara rata-rata, beratnya turun 75%," kata Huntsman, seperti dikutip Science Times awal Januari. Huntsman pernah melakukan pengamatan serius antara 1972-1990. Selama 18 tahun, menurut hasil riset ahli perikanan laut itu, rata-rata berat ikan porgie merah yang ditangkap nelayan turun dari 1,2 kg menjadi 0,6 kg per ekor. Kakap merah merosot drastis dari 8,1 kg menjadi 2 kg. Karuan saja, pamor perairan Florida dan Laut Karibia, yang konon merupakan penghasil kakap merah nomor satu di dunia, pudar. Produksinya merosot dari 114 ton sehari pada 1983 menjadi 37 ton pada 1989. Namun, ahli genetika dari Texas A & M University, Prof. John Gold, menolak pendapat Bohnsack. "Posisi pemikiran dan hati Bohnsack sudah betul. Tapi, teorinya sulit dibuktikan secara empiris," kata ahli genetika molekuler itu. Gold tak percaya bahwa gengen pembawa sifat besar pada ikan musnah terbawa ikan-ikan hasil tangkapan nelayan. Karena, gen penentu ukuran badan itu berkaitan dengan sejumlah gen lain. Maka, Gold pun yakin ikan-ikan yang tersisa itu dapat tumbuh sama besar dengan pendahulunya. "Sifat itu bakal muncul kembali kalau menemukan kondisi lingkungan yang sesuai," tuturnya. Dalam soal ukuran tubuh ikan itu, Gold menduga, faktor umur dan perilaku individu akan lebih berperanan. Artinya, tak perlu menangkap teri, melepas kakap. Putut Trihusodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus