Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badai matahari terkuat dalam lebih dari dua dekade terakhir telah melanda atmosfer bumi. Badai itu menciptakan fenomena cahaya utara atau aurora borealis yang menakjubkan di beberapa wilayah dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Space.com, aurora merupakan fenomena yang terjadi ketika partikel bermuatan tinggi dari matahari menabrak atmosfer atas bumi dengan kecepatan mencapai 72 juta kilometer per jam (72 juta kpj), tetapi medan magnet bumi melindungi kita dari dampaknya yang keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika medan magnet bumi mengarahkan partikel-partikel ini ke arah kutub, proses ini berubah menjadi fenomena atmosfer yang memukau dan mempesona bagi para ilmuwan dan pengamat langit.
Di wilayah utara Bumi, peristiwa ini dikenal sebagai cahaya utara (aurora borealis), sementara di wilayah selatan disebut cahaya selatan (aurora australis).
Tempat untuk melihat aurora borealis
Dikutip dari Best-served.co.uk, lokasi ideal untuk mengamati aurora borealis adalah yang minim polusi cahaya, memiliki langit yang cerah, dan bebas dari curah hujan.
Cahayanya hanya terlihat di daerah lintang utara ketika gelap, sehingga bulan September-April merupakan waktu yang optimal untuk menyaksikan aurora.
Beberapa tempat yang akan mendapat suguhan pemandangan aurora borealis tahun ini yaitu negara-negara di belahan Bumi bagian utara, seperti Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Finlandia, Kanada, Islandia, dan Greenland.
Mengapa aurora tidak muncul di Indonesia?
Dilansir dari Infoastronomy.org, fenomena aurora biasanya terlihat pada malam hari dengan cahaya yang terlihat turun, diikuti oleh pola cahaya yang melengkung di atasnya, menciptakan tampilan cahaya yang bersinar terang.
Di Indonesia, kemungkinan terjadinya aurora sangat rendah karena negara ini berada di sekitar khatulistiwa, di mana medan magnet Bumi yang diperlukan untuk fenomena aurora hanya terdapat di dekat kutub-kutubnya.
Karena itu, meskipun partikel-partikel tersebut ada di atmosfer, kemungkinan untuk melihat aurora di Indonesia sangatlah kecil. Di dekat khatulistiwa, garis medan magnet hampir sejajar dengan permukaan bumi, yang berarti aurora cenderung terkonsentrasi di dekat wilayah kutub.
Inilah sebabnya mengapa negara-negara yang lebih dekat dengan kutub, seperti negara-negara yang berada di garis lintang utara atau selatan, memiliki peluang lebih besar untuk menyaksikan cahaya utara atau selatan.
Selain itu, di dekat khatulistiwa, aurora akan tampak sangat rendah di cakrawala dan sering kali tertutup oleh kecerahan lampu kota dan kondisi atmosfer yang lazim di wilayah tersebut.
Karena itu, meskipun bukan tidak mungkin untuk melihat aurora dari wilayah khatulistiwa saat terjadi badai geomagnetik yang sangat hebat, hal ini jauh lebih jarang terjadi dibandingkan di wilayah yang lebih dekat ke kutub.
Pilihan Editor: Waktu Terbaik Traveling ke Norwegia Melihat Aurora