Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin rabies pertama kali ditemukan Louis Pasteur pada 1885. Louis Pasteur adalah seorang ilmuwan kelahiran Prancis yang berperan besar dalam dunia kedokteran, termasuk vaksin rabies.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awalnya, Louis Pasteur gagal menemukan dan mengisolasi virus tersebut. Tetapi dengan metode eksperimennya yang luar biasa, ia membangun mikro-organisme tak kasat mata untuk melemahkan virulensinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir cdc.gov, pada 6 Juli 1885, bersama dengan Vulpian dan Grancher, keduanya profesor di Fakultas Kedokteran, Universitas Paris), Louis Pasteur memvaksinasi Joseph Meister, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun yang digigit anjing gila. Anak laki-laki tersebut mengalami setidaknya 14 gigitan dan kematiannya akibat rabies tampaknya tak terhindarkan.
Dikutip dari Britannica, kala itu perawatannya dimulai dengan injeksi subkutan, diikuti dengan 12 dosis tambahan yang diberikan selama 10 hari berikutnya. Suntikan pertama sendiri berasal dari sumsum tulang belakang kelinci yang diinokulasi yang telah meninggal karena rabies 15 hari sebelumnya.
Vaksin itu sangat sukses sehingga langsung membawa kejayaan dan ketenaran bagi Louis Pasteur. Ratusan korban gigitan lainnya di seluruh dunia kemudian diselamatkan oleh vaksin Louis Pasteur.
Vaksin antirabies Louis Pasteur mendapat pengakuan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis dan dunia internasional pada Oktober 1885. Kemudian pada 4 Juni 1887, Pasteur Institute pun didirikan dengan tujuan melakukan penelitian mengenai rabies dan penyakit ganas yang menular.
Pilihan Editor: Ini Penyebab, Risiko, dan Gejala Rabies pada Anak