Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sorak sorai warga Tawangmangu pecah ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meletakkan batu pertama pembangunan SMA Tawangmangu pada Sabtu, 12 Juni 2021. Kecamatan Tawangmangu merupakan satu dari beberapa kecamatan di Jawa Tengah yang belum memiliki SMA Negeri. Biasanya, siswa yang lulus SMP yang ada di kecamatan itu mendaftar di SMA Negeri terdekat, yakni SMAN Karangpandan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekolah ini merupakan SMA pertama yang dibangun di Tawangmangu. Warga di sana menantikan pembangun sekolah ini. “Senang banget. Kami sudah lama ingin memiliki SMA negeri di sini, karena di kecamatan kami ini tidak ada satupun sekolah negeri,” kata Dowi, warga Tawangmangu seperti yang dirilis pada laman resmi Provinsi Jawa Tengah pada 12 Juni tahun lalu.
Dowi menceritakan, banyak anak Tawangmangu yang bersekolah ke Karanganyar, tepatnya di SMAN Karangpandan. Tapi karena saat ini menggunakan sistem zonasi, anak-anak Tawangmangu tergeser karena kalah dekat. Mereka yang terpental walhasil mesti bersekolah di sekolah swasta.
“Jaraknya jauh, sekitar 13-15 kilometer. Kalau zonasi, jelas tidak bisa. Padahal di sini, ada 700 (orang) lebih lulusan SMP tiap tahunnya. Karena tidak diterima di negeri, banyak yang sekolah swasta, bahkan ada yang tidak sekolah,” jelasnya.
Warga berharap dengan adanya SMA negeri di Tawangmangu, maka anak-anak tidak kesulitan melanjutkan sekolah. Selain itu, ongkos ke sekolah juga irit karena jarak ke sekolah dekat dengan rumah sehingga tak perlu ongkos.
SMA Pertama yang Dinanti
Pembangunan sekolah ini telah dirintis sejak 2020. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat kelas jarak jauh, yang mana anak-anak Tawangmangu bisa sekolah di SD Tawangmangu dengan status menginduk ke SMA Negeri Karangpandan.
Salah satu siswa yang sudah mengikuti program kelas jarak jauh, Resta Surya mengatakan senang dengan mulai dibangunnya sekolah di desanya. Sebab selain dirinya, adik-adiknya kelak tidak perlu kesulitan cari sekolah. “Terima kasih Pak Gubernur, sudah membangunkan SMA Negeri di Tawangmangu. Semoga kami lebih mudah mencari sekolah, dan anak-anak di sini semakin berprestasi,” ucapnya.
Gubernur Ganjar Pranowo saat itu begitu semringah saat meletakkan batu pertama dimulainya pembangunan SMA Negeri Tawangmangu. Sebagai anak asli Tawangmangu, Ganjar mengaku merasakan betul bagaimana warga menantikan kehadiran sekolah itu sejak lama.
“Sejak saya kecil, belum ada SMA Negeri di sini. Bismillah, hari ini kita bulatkan tekat untuk membangun. Mudah-mudahan tahun depan selesai, sehingga tahun ajaran 2022 bisa dipakai,” katanya.
Sekolah Percontohan dengan Desain Futuristik
Menurut Ganjar, sekolah baru tersebut akan dijadikan model pendidikan di Jawa Tengah. Selain bangunannya yang futuristik, kurikulum dan guru-gurunya juga akan disiapkan sejak awal.
“Sehingga ini akan jadi model, bahwa di lereng Gunung Lawu, ada sekolah yang melahirkan anak-anak hebat,” tegasnya.
Tak hanya Tawangmangu, Ganjar mengatakan akan terus mengebut pembangunan sekolah-sekolah di daerah lain. Sebab, masih ada beberapa daerah yang belum memiliki sekolah negeri.
“Sehingga dengan sistem zonasi seperti sekarang, mereka akan kesulitan. Negara harus hadir, dengan membuat sekolah-sekolah yang lebih banyak lagi. Selain Tawangmangu, ada beberapa yang akan kita bangun seperti di Banjarnegara, Purbalingga, dan beberapa daerah lainnya,” ujarnya.
Dibangun dengan APBD Rp 5,1 Miliar
Dari laman lpse.jatengprov.go.id yang dicek Tempo, pagu anggaran pembangunan sekolah itu mencapai Rp 6,5 miliar. Lelang pembangunan sekolah ini berlangsung pada April 2021.
Pemenang proyek itu adalah PT Wahyu Kusuma Jati Pratama yang beralamat di Taman Suryawijayan Blok C No. 3 RT 019/RW 005 Gedongkiwo Mantrijeron, Yogyakarta. PT Wahyu mengajukan harga penawaran Rp 5,1 miliar.
Sekolah ini dibangun dengan lahan sekitar 8 ribu meter persegi. Pekerjaan pembangunan tahap satu gedung dimulai pada Juli 2021 dan selesai pada 5 Desember 2021.
Gedung Sekolah Dibangun Asal-Asalan
Pada Ahad, 30 Januari lalu, Ganjar melalukan sidak ke sekolah itu dan menemukan bangunan sekolah tidak sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Saat tiba di lokasi, orang nomor satu di Jawa Tengah itu menemukan sejumlah bangunan terlihat dikerjakan asal-asalan. Besi pembatas tangga berkarat dan pengelasan tidak sempurna hingga lantai serta tembok retak dan batu bata yang tidak rapi.
Temuan yang paling parah adalah tembok di bawah jendela lobi sekolah yang ternyata hanya berupa papan serat. Ganjar yang melihat ada indikasi kejanggalan pada bagian tersebut kemudian mencoba menendang pelan dan ternyata langsung jebol.
Ganjar emosi dan memperingatkan pimpinan kontraktor melalui telepon. Ganjar meminta pelaksana proyek segera memperbaiki. "Masih ingat saya dulu ngomong ya, jaga integritas dan kualitas, jangan korupsi, sekarang pekerjaanmu kayak gini. Mau saya bawa ke kejaksaan?," ujar Ganjar.
DEVY ERNIS| ANTARA
Baca juga:
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.