Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengenang 127 Tahun Alfred Nobel Tutup Usia, Ini Profil Penggagas Hadiah Nobel

Alfred Bernhard Nobel atau dikenal Alfred Nobel merupakan ilmuwan terkenal, penemu, pengusaha, sekaligus penggagas Hadiah Nobel atau The Nobel Prize.

10 Desember 2023 | 23.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Alfred Nobel. wikipedia.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 10 Desember 1896 silam, penggagas dan pendiri Hadiah Nobel atau The Nobel Prize Alfred Nobel tutup usia. Ia menderita angina pektoris pada 1895 dan meninggal usai pendarahan otak di vilanya di San Remo, Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampai akhir hayatnya pada 1896, ia mempunyai 355 hak paten.

Alfred Bernhard Nobel atau dikenal Alfred Nobel merupakan ilmuwan terkenal, penemu, pengusaha, sekaligus pendiri Hadiah Nobel atau The Nobel Prize.

Dikutip dari nobelprize.org, ia lahir di Stockholm, Swedia, pada 21 Oktober 1833. Alfred merupakan anak dari pasangan suami istri, Immanuel Nobel dan Andriette Ahlsell Nobel. Alfred mempunyai dua kakak laki-laki yakni Robert dan Ludvig, serta seorang adik laki-laki bernama Emil.

Alfred besar dari keluarga insinyur, dimana sang ayah Alfred bekerja membangun jembatan dan bangunan. Kemudian melakukan eksperimen untuk peledakan batu. Keluarganya juga keturunan Olof Rudbeck, seorang jenius teknik terkenal di Swedia pada abad ke-17. 

Di tahun saat Alfred lahir, bisnis sang ayah harus ditutup karena mengalami kerugian. Kemudian pada 1837, Immanuel memutuskan mencoba bisnisnya di Rusia. Sedangkan istrinya, Andriette yang berasal dari keluarga kaya tetap tinggal di Stockholm untuk mengurus keluarga dan memulai bisnis toko kelontong. Dimana penghasilannya untuk membantu menghidupi keluarga.

Selama di Rusia, bisnis Immanuel mulai berjalan dengan baik. Ia membuka bengkel mekanik untuk tentara Rusia, termasuk memproduksi ranjau laut yang dipakai menghentikan kapal musuh selama Perang Krimea pada 1853-1856. Atas keberhasilan tersebut, keluarga Nobel pindah ke St. Petersburg pada 1842.

Alfred dan ketiga saudaranya diberikan pendidikan kelas satu dibantu tutor pribadi, mempelajari ilmu alam, bahasa, dan sastra. Di usianya ke 17 tahun, Alfred sudah bisa berkomunikasi dan menulis dalam bahasa Swedia, Rusia, Prancis, Inggris, dan Jerman. Ia juga sangat tertarik dengan sastra, kimia, dan fisika. Kendati demikian, Immanuel tidak suka akan minat Alfred terhadap sastra, yang kemudian mengirimnya ke luar negeri untuk menjadi insinyur kimia. 

Dikutip dari Britannica, Alfred meninggalkan Rusia pada 1850. Ia menghabiskan satu tahun di Paris dan bekerja di laboratorium swasta Profesor TJ Pelouze, seorang ahli kimia terkenal. Di sana ia bertemu dengan seorang ahli kimia muda Italia, Ascanio Sobrero. Ia juga menyembangi Amerika Serikat dan bekerja di bawah arahan John Ericsson, pembuat kapal perang ketat Monitor. 

Pada 1852 Nobel kembali ke Sankt Peterburg. Nobel bersama ayahnya mulai mengembangkan nitrogliserin sebagai bahan peledak yang bermanfaat secara komersial dan teknis. Namun usaha keluarganya memburuk setelah Perang Krimea berakhir pada 1856.

Pada 1863, Alfred bersama keluarganya kembali ke Swedia. Ia kemudian berfokus pada pengembangan nitrogliserin sebagai bahan peledak. Namun sayangnya eksperimen tersebut menimbulkan kecelakaan, bahkan sampai menewaskan sejumlah orang dan Emil menjadi salah satunya. Alhasil, pemerintah melarang eksperimen ini dilakukan di dalam batas kota Stockholm.

Tak berhenti disitu, Alfred memindahkan eksperimenya ke tongkang atau perahu dasar datar di Danau Mälaren. Hasilnya, ia mulai dapat memproduksi nitrogliserin secara massal pada 1864. Tak merasa puas, Alfred terus bereksperimen dengan berbagai bahan tambahan untuk memproduksinya menjadi jauh lebih aman. 

Lewat eksperimennya yang menjadi sebuah penemuan pada 1866, Alfred menemukan bahwa nitrogliserin yang dicampur dengan pasir halus atau kieselguhr akan mengubah cairan menjadi pasta. Lalu dari situ bisa dibentuk menjadi batang yang dapat dimasukkan ke dalam lubang pengeboran. Tahun berikutnya, ia mendapatkan hak kepemilikan dan paten yang sah atas bahan tersebut yang dinamainya dinamit. Alfred juga menemukan tutup peledak atau detonator yang bisa dinyalakan apabila sekering menyala. 

Dinamit dan peledak milik Alfred banyak disukai di industri konstruksi. Pasalnya, temuan ini membantu mengurangi biaya pekerjaan konstruksi seperti pengeboran terowongan, peledakan batu, pembangunan jembatan, dan lain-lain. Hal ini lah yang membuat Alfred bisa mendirikan pabrik di 90 lokasi yang berbeda di lebih dari 20 negara. 

Pernah digambarkan sebagai gelandangan terkaya di Eropa, Alfred bekerja secara sungguh-sungguh dan terus menerus di Stockholm (Swedia), Hamburg (Jerman), Ardeer (Skotlandia), Paris dan Sevran (Prancis), Karlskoga (Swedia) dan San Remo (Italia). Selain dinamit dan tutup peledak, Alfred juga bereksperimen membuat karet dan kulit sintetis serta sutra buatan. 

Sebelum meninggal, Alfred Nobel menuliskan wasiat yang isinya adalah sebagian besar kekayaannya akan diberikan kepada orang yang telah melakukan yang terbaik bagi kemanusiaan di bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra dan perdamaian, dalam bentuk pemberian hadiah.

Dikutip dari biography.com, ia meninggalkan 31.225.000 kronor Swedia atau setara dengan 250 juta dolar AS untuk mendanai Hadiah Nobel. Alhasil, pada 1901, Penghargaan Nobel pertama dalam bidang Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran dan Sastra pertama kali diberikan di Stockholm, Swedia dan Penghargaan Perdamaian di Kristiania (sekarang Oslo), Norwegia.

KHUMAR MAHENDRA | PUSPITA AMANDA SARI
Pilihan editor: 6 Fakta Menarik Hadiah Nobel, Pernah Diberikan Kepada Orang Mati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus