Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siang ini, sebagian wilayah Indonesia akan dilewati fenomena alam yang selalu menarik perhatian banyak orang: gerhana matahari. Gerhana akan dimulai pada pukul 10.00 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 12.00 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gerhana kali ini merupakan gerhana matahari cincin atau disebut juga cincin api. Disebut seperti itu lantaran ketika bulan menutupi permukaan matahari, tepi matahari tetap terlihat bersinar dengan bagian tengahnya berwarna gelap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanya, menyaksikan fenomena astronomi yang tak terjadi setiap hari ini harus hati-hati. Sebab, gerhana matahari tak boleh dilihat langsung dengan mata telanjang. Jika dilihat secara langsung, gerhana matahari dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan.
Cara aman untuk melihat gerhana matahari adalah memakai alat optik khusus, misalnya kacamata hitam khusus. Atau bisa juga menggunakan kamera dan teleskop yang dipasangi alat penyaring filter khusus pada lensanya.
Cara aman lainnya yang murah dan gampang bisa dengan membuat kamera lubang jarum. Kamera ini sangat mengandalkan cahaya matahari. Cara kerjanya, cahaya yang menerobos lubang kecil hasil tusukan jarum akan menggambarkan piringan matahari.
Ketika terjadi gerhana, matahari di dalam kamera juga akan ikut tertutupi bayangan hitam yang aslinya berasal dari bulan yang menghadang sinar matahari ke bumi. Pengamatan gerhana dengan kamera lubang jarum memerlukan syarat, yaitu mataharinya terlihat.
Mengingat kini musim hujan, ada potensi peristiwa langit itu terhadang awan atau hujan. "Ya, ada kemungkinan langit berawan pas terjadi gerhana," kata penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, Avivah Yamani, Senin lalu.
Berharap langit cerah dan proses gerhana matahari bisa terlihat, komunitas Langit Selatan Bandung mengajak masyarakat menyaksikan gerhana matahari secara aman. Mereka membagikan cara mudah membuat kamera lubang jarum sederhana dan sejenisnya.
Model pertama menggunakan dua lembar kertas karton. Selembar karton dilubangi dengan jarum dan sehelai karton lainnya digunakan sebagai layar. Karton yang digunakan sebagai layar dilapisi kertas putih agar citra matahari bisa terlihat jelas.
Kemudian, sejajarkan dua karton tersebut dengan matahari. Karton yang dilubangi menghadap ke matahari, sedangkan karton layar diposisikan berada di bawah karton yang dilubangi. Atur jarak di antara kedua karton sampai didapatkan citra matahari yang jelas atau citra piringan matahari yang tajam.
Cara kedua adalah memakai kotak kardus. Prinsip kerjanya sama seperti memakai dua helai karton tadi. Hanya, pada kotak kardus, titik lubang jarum harus dilapisi aluminium foil pada bagian luar kardus. Kemudian, bagian dalam kardus tempat sinar matahari akan jatuh dilapisi dengan kertas putih agar citra matahari terlihat jelas.
Cara ketiga adalah menggunakan kotak korek api. Cuma, berbeda dengan karton dan kardus bekas, kamera lubang jarum berbahan kotak korek api lebih digunakan untuk mengabadikan fenomena alam ini dalam bentuk foto.
Tanpa harus menatap langsung ke langit, menyaksikan proses gerhana matahari dapat dilakukan dengan cara sederhana dan murah, yakni melalui karton atau kardus bekas.
ANWAR SISWADI | FIRMAN ATMAKUSUMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo