Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menganalogikan mahasiswa sebagai perenang. Saat mengumumkan kebijakannya untuk perguruan tinggi yang diberi nama Merdeka Belajar: Kampus Merdeka, dia menjelaskan bahwa perenang itu tidak boleh hanya belajar di kolam renang saja, tapi juga di laut lepas.
Nadiem menuturkan, saat ini perenang hanya dilatih satu gaya saja, seperti gaya bebas. Nadiem mengartikan gaya bebas itu sebagai program studi (prodi). Sedang lingkungan kampus sebagai kolam renangnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saat ini semua mahasiswa hanya belajar satu disiplin, kalau berenang yang harusnya di laut malah di kolam renang yang tidak ada ombak, itu tidak ada tantangannya," ujarnya di Gedung D Kemdikbud, Jumat 24 Januari 2020.
Nadiem memberikan analogi tersebut saat menjelaskan kebijakan hak belajar tiga semester di luar prodi--satu dari empat kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Tiga lainnya adalah otonomi bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk membuka prodi baru, program re-akreditasi, dan memperbanyak PTN Badan Hukum yang otonom.
Jadi, Nadiem melanjutkan, bagaimana nanti perenang itu bisa bertahan di laut, perenang harus belajar berbagai macam gaya dan tidak hanya berenang di kolam. "Begitu pula dengan mahasiswa, mana ada sih profesi yang digunakan hanya dengan satu rumpun ilmu? Hampir tidak ada. Semua profesi membutuhkan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu," kata pendiri GoJek dan sukses mengantar startup itu tumbuh menjadi unicorn itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan 4 kebijakan untuk perguruan tinggi di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat, 25 Januari 2020. TEMPO/Putri.
Nadiem memberi contoh bagaimana menjadi pengacara yang baik. Individu tersebut juga dituntut mengerti finansial. Pun dengan sutradara yang harus bisa memasarkan filmnya, Juga dengan arsitek yang butuh memahami cara berpikir orang atau sosiologi. "Kenyataan sekarang sedikit sekali, bahkan mayoritas berkarir di tempat yang berbeda," katanya lagi.
Untuk itu Kemdikbud memberikan kebijakan, dari total delapan semester, perguruan tinggi harus memberikan tiga semester untuk belajar di luar prodi. Nadiem menyatakan bahwa kebijakan ini sifatnya bukan paksaan, ini hanya menjadi opsi untuk mahasiswa, "Tapi perguruan tinggi harus memberikan kesempatan kepada mahasiswanya kecuali untuk prodi kesehatan."
Dia membandingkan dengan perenang yang harus berenang di laut lepas, mahasiswa akan diarahkan program di luar kampus. Contoh yang disebutnya adalah magang, mengajar di daerah terpencil, melakukan riset, membantu penelitian mahasiswa S3. Selain itu, bisa kerja sama menciptakan proyek independen studi, kontribusi di desa untuk melajukan produk desa, tukar belajar antar kampus, enterpreneurship, dan merintis startup. "Tapi tetap dibina dosen," kata Nadiem Makarim.