Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) mengumumkan 10 kandidat astronot baru yang bakal bisa terbang ke Bulan suatu hari nanti. Dari 12.000 orang yang mendaftar pada Maret 2020, hanya ada enam pria dan empat wanita yang terpilih dan saat ini sudah mulai berlatih untuk menjadi astronot secara penuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para astronot yang diumumkan adalah bagian dari generasi Artemis. Nama tersebut mengacu pada program Artemis NASA, yang bertujuan untuk mengirim wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama ke permukaan bulan pada awal 2025 (jadwal pendaratan yang dianggap sangat ambisius).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Pusat Antariksa Johnson NASA, Vanessa Wyche, menjelaskan bahwa program tersebut menyerukan peluncuran astronot pada serangkaian penerbangan ke luar angkasa dengan roket besar NASA yang baru, Space Launch System, atau SLS, dan akhirnya berpuncak pada pendaratan manusia di Bulan sekali lagi.
"Para astronot NASA ini akan merencanakan, melatih, dan menerbangkan misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan ke Bulan di bawah misi Artemis, dan akhirnya ke Mars," ujar dia dalam pengumumannya Senin, 6 Desember 2021.
NASA belum menentukan kru ke salah satu misi yang terkait dengan program Artemis, jadi secara teknis penerbangan masih bisa diperebutkan. Namun, pada Desember 2020, NASA mengungkapkan kepada Tim Artemis, 18 astronot sudah menjadi bagian dari badan antariksa yang berpotensi dipilih untuk terbang dalam misi Artemis.
Agaknya, kandidat yang dipilih hari ini akan bergabung dengan kumpulan astronot yang dipilih NASA lainnya. Selain misi Bulan, NASA masih secara teratur menerbangkan astronot ke dan dari ISS dengan pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon. Boeing CST-100 Starliner juga akan membawa astronot ke ISS ketika sudah dianggap siap.
Tapi sebelum rekrutan baru bisa terbang, mereka harus berlatih. Para astronot akan menjalani kira-kira dua tahun pelatihan di Johnson Space Center NASA di Houston, yang mencakup terbang dengan armada pesawat jet T-38 milik agensi, pelatihan spacewalk, pekerjaan robotika, dan banyak lagi. Jika itu semua berjalan dengan baik, mereka akhirnya akan lulus dengan status astronot penuh.
"Hari ini kami menyambut sepuluh penjelajah baru, sepuluh anggota generasi Artemis," kata administrator NASA Bill Nelson saat pengumuman sambil menambahkan bahwa mereka akan melanjutkan generasi Apollo yang menebarkan manfaat pada banyak orang.
Calon astronot tersebut adalah Nicole Ayers, Marcos Berrio, Christina Birch, Deniz Burnham, Luke Delaney, Andre Douglas, Jack Hathaway, Anil Menon, Christopher Williams, dan Jessica Wittner. Sebagian besar dari mereka memiliki semacam pengalaman militer, dengan berbagai anggota yang saat ini atau sebelumnya terdaftar di Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika.
Salah satunya Burnham, merupakan insinyur pengeboran dari Alaska, sementara Menon baru-baru ini bekerja sebagai petugas medis di SpaceX. Ayers juga salah satu dari sedikit wanita yang saat ini menerbangkan F-22 untuk Angkatan Udara, menurut NASA, dan dia memimpin formasi pesawat pertama yang seluruhnya wanita dalam pertempuran.
Untuk dipertimbangkan sebagai astronot NASA, kandidat harus merupakan warga negara Amerika dan memiliki gelar master di bidang terkait STEM dari universitas terakreditasi. Selain itu, pelamar harus memiliki setidaknya 1.000 jam mengemudikan pesawat jet atau setidaknya tiga tahun pengalaman di bidang terkait STEM. Dengan semua persyaratan di tangan, finalis kemudian harus lulus tes fisik NASA sebelum dipertimbangkan.
THE VERGE | NASA
Baca:
NASA Uji Misi Menabrak Asteroid untuk Lindungi Bumi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.