DI abad ke-16 sebagian Eropa dikuasai Philip II, raja Spanyol.
Hegemoni Spanyol di laut hampir mutlak. Syahdan Francis Drake,
seorang laksamana angkatan laut Inggris, di zaman itu jadi
tersohor karena keberhasilannya menantang kekuasaan Spanyol di
laut.
Drake -- anak petani -- sejak kecil mengikuti kapal dagang,
bahkan sampai ke kepulauan Hindia Barat. Ia berkenalan dengan
keganasan pelaut Spanyol, yang menguasai wilayah itu.
Karena keberaniannya, Drake kemudian diberi tugas oleh Ratu
Elizabeth I menjelajahi Samudra Pasifik, yang ketika itu juga
wilayah kekuasaan Spanyol. Desember 1579, Drake bertolak dari
Plymouth memimpin 5 kapal dan 200 orang. Pelican (100 ton) ia
jadikan kapal bendera dan namanya ia ganti menjadi The Golden
Hind.
Armada kecil pimpinan Drake itu menyeberang Samudra Atlantik ke
Brazil, kemudian menyusur pantai Amerika Selatan, dan melalui
Selat Magellan memasuki Samudra Pasifik. Setelah mengarungi
pantai barat Benua Amerika sampai garis Lintang Utara 48ø, ia
mcnyeberang Samudra Pasifik dalam waktu 2 bulan.
Diduga ia singgah di Kepulauan Palau dan Filipina untuk kemudian
menuju Kepulauan Maluku. Di sana ia membuat perjanjian
perdagangan rempah dengan Raja Ternate. Setelah berbagai
petualangan di sekitar Teluk Tolo dan Tomiri ia menuju Pulau
Jawa untuk kemudian melalui Tanjung Harapan kembali ke Plymouth,
setelah menempuh pelayaran selama 2 tahun.
Sisa 3 kapalnya penuh dengan kekayaan seperti emas, perak, uang
logam Spanyol, batu mulia dan mutiara -- semua hasil rampokan
dari kapal Spanyol sepanjang pantai Barat Amerika. Elizabeth I
menyambut kedatangannya dan menobatkannya sebagai bangsawan di
atas geladak Tbe Golden Hind. Sir Francis Drake masih
melanjutkan pelayarannya sampai tewas dalam pertempuran melawan
Spanyol di Panama, Januari 196. Ia dikubur di Puerto Bello
(sekarang Portobello), Panama.
Meski tujuan utamanya bukanlah ilmiah, pengalaman yang diperoleh
dari perjalanan Drake itu, sangat berharga bagi Inggris dan
meletakkan dasar bagi kemampuan negeri itu menguasai sebagian
besar dunia kelak.
Berbeda dengan petualangan Drake, penjelajahan James Cook dua
abad kemudian terutama bertujuan ilmiah. Kapten angkatan laut
Inggris yang ahli matematika dan perbintangan itu pertama kali
diutus ke Samudra Pasifik tahun 1769. Ia mengantar serombongan
ilmiawan pimpinan Joseph Banks, ahli perbintangan. Setelah
mengamati lintasan planet Venus melalui Matahari, mereka
berhasil "menemukan" Terra Australia (Daratan Selatan).
Dunia Barat waktu itu belum mengenal benua Australia, meski
secara teoretis diduga terdapat daratan di belahan selatan bumi
sebagai imbangan daratan belahan utara. Cook berhasil
"menemukan" Kepulauan Selandia Baru dan kemudian pantai Timur
Australia. Perjalanannya 2 kali lagi mengelilingi dunia menambah
banyak sekali pengetahuan bangsa Inggris akan keadaan berbagai
pelosok dunia.
Semangat penjelajahan Inggris ini mencapai puncaknya di zaman
Ratu Victoria dalam abad ke-19. Waktu itu Inggris menguasai
hampir separuh dunia. Bahkan di laut tidak ada kekuatan yang
menandinginya, hingga tersohor pamco "Inggris menaklukkan
gelombang Samudra."
Sejak perjalanan Cook yang disponsori Royal Society (Himpunan
Kerajaan), tradisi petualangan yang dipadu penelitian ilmiah
mulai berakar. Kini penelitian ilmiah terutama didukung lembaga
swasta yang dikenal sebagai societies (himpunan). Di Inggris
jumlah societies itu ratusan dan ditunjang kalangan bisnis,
jutawan dan tokoh terkemuka dalam masyarakat.
Antara lain pada tahun 1960-an menonjol Scientific Exploration
Society (SES --Himpunan Penjelajahan Ilmiah). Promotornya ialah
John BlashfordSnell, berpangkat letnan kolonel dalam tentara
kerajaan. Semula BlashfordSnell memimpin penjelajahan
menyelusuri Sungai Nil Biru -- anak Sungai Nil yang bersumber di
dataran tinggi Etiopia. Dengan SES, ia mengaitkan usaha membina
kualitas dan mental calon perwira dan kaum pemuda umumn ya.
Bau Militer
Berbagai penjelajahan ilmiah sudah disponsori SES, termasuk
yang ke daerah aliran sungai Zaire di Afrika. Kini dalam
Operation Drake -- mengenang Sir Francis Drake empat abad lalu
-- SES dan beberapa himpunan lain mempersiapkan lagi
penjelajahan keliling dunia. Mereka menyusun tim ahli kesehatan,
ilmiawan berbagai disiplin, unsur militer dan penjelajah, serta
merangsang kaum remaja menunjang penjelajahan besar dan bermutu
ini. Seperti pernah dikemukakan Pangeran Charles yang menjadi
pelindung Operation Drake, remaja membutuhkan "berbagai
tantangan zaman perang dalam masa perdamaian."
Partisipasi unsur militer dalam penjelajahan ilmiah sejak Kapten
Cook sudah berakar dalam tradisi Inggris Operation Drake mencoba
mempertahankan tradisi itu, dalam zaman banyak kaum muda enggan
untuk menempuh karier di angkatan bersenjata. Tapi John
Blashford-Snell yakin bahwa dari Operation Drake -- yang juga
aktif di Indonesia selama 4 bulan sejak Januari dengan kapal Eye
of the Wind -- akan muncul sejumlah besar calon perwira. Paling
tidak, diharapkannya kaum remaja tidak terlalu skeptis terhadap
militer. "Saya pun dulu tidak suka terhadap segala yang berbau
militer," kata Charles Bainey, Koordinator Operation Drake
di Jakarta, pada wartawan TEMPO T. Manyaka Thayeb. "Tapi
sekarang setelah menyaksikan cara kerja dan kemampuan mereka,
pandangan saya berbalik."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini