Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIM mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia membuat alat bantu membaca teks di media cetak bagi para penyandang tunanetra. Perangkat bernama Smart-Blind itu dapat memproses gambar teks menjadi suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat ini dibuat oleh trio Maulana Bisyir Azhari, Nikolas Jalu Padma Iswara, dan Gibran Muhammad Fajar Wisesa. "Perangkat ini untuk membantu penyandang tunanetra yang selama ini kesulitan membaca teks di media cetak," kata Maulana, Selasa pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Maulana, ide merancang Smart-Blind muncul setelah ia melihat situs khusus yang dikelola penyandang tunanetra. Situs itu menggunakan aplikasi pembaca layar atau screen reader yang juga dipakai di laptop untuk mengkonversi teks menjadi suara. "Dari situ kepikiran, kenapa tidak sekalian saja bikin alat pengubah teks media cetak menjadi suara," ujarnya.
Nikolas mengatakan penyandang tunanetra umumnya kesulitan mendapatkan informasi secara cepat dari media cetak. Informasi teks di dalam gambar digital juga tidak bisa dideteksi aplikasi pembaca layar untuk diubah menjadi suara.
Menurut Nikolas, sudah ada yang mengembangkan perangkat untuk mengkonversi tulisan menjadi teks beraksara Braille. "Tapi tidak semua orang tunanetra mengerti Braille," katanya. "Kami berharap, dengan menggunakan teknologi suara, mereka lebih mudah memahami isi teks."
Ketiganya merancang sistem Smart-Blind di bawah bimbingan dosen Fakultas Teknik UI, Purnomo Sidi Priambodo. Alat tersebut juga akan dibawa ke Program Kreativitas Mahasiswa yang digelar di Yogyakarta pada akhir bulan ini.
Di dalam alat itu ditanam komputer mini, kamera, lampu, baterai berkapasitas 3.000 miliampere-jam, dan komponen penyokong. "Untuk cangkangnya, kami buat dengan teknologi cetak tiga dimensi supaya lebih presisi," tutur Nikolas. Dengan pengisian baterai sekitar satu jam, perangkat ini bisa digunakan seharian.
Saat alat diaktifkan, teknologi optical character recognition akan mendeteksi keberadaan teks, huruf, dan spasi pada gambar media cetak yang ditangkap kamera. Sistem kemudian memprosesnya menjadi kode-kode yang bisa dibaca komputer. Algoritma yang dibenamkan ke sistem kemudian mengkonversi kode itu menjadi suara.
Maulana mengatakan Smart-Blind ringkas dan mudah digunakan. Desainnya juga dibuat sederhana. Empat tombolnya disusun dalam satu baris agar lebih gampang dijangkau ibu jari penggunanya. "Alat ini tidak membutuhkan koneksi Internet ataupun pelatihan khusus," katanya.
Dalam sistem Smart-Blind sudah dimasukkan perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Smart-Blind juga dilengkapi dengan stok tipe huruf standar yang biasa digunakan dalam teks. "Kalau karakter unik, seperti dalam bahasa Arab atau huruf berhias, belum bisa terbaca," ujar Nikolas.
Konversi Teks Menjadi Suara
1. Corong perangkat Smart-Blind ditempelkan di atas teks.
2. Kamera di dalam Smart-Blind, dengan bantuan lampu sorot kecil, memotret teks dalam cakupan pemindai.
3. Komputer mini memproses data gambar menjadi kode yang bisa dibaca komputer.
4. Kode-kode dikonversi menjadi suara.
- Rata-rata durasi konversi teks menjadi suara: 20 detik
- Panjang area pindai: 10 sentimeter
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo