Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam serial The Last of Us, diceritakan terdapat jamur yang disebut Cordyceps telah berubah menjadi bentuk yang menakutkan dan menginfeksi manusia serta mengubah mereka menjadi makhluk yang mirip zombie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wabah yang ditimbulkan oleh jamur ini telah mengubah seluruh masyarakat dan menciptakan kehancuran di sepanjang perjalanan para karakter utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana sebenarnya fenomena wabah serupa zombie yang disebabkan oleh jamur di dunia nyata?
Walaupun fiksi, inspirasi The Last of Us didasarkan pada fenomena nyata yang terjadi di alam. Cordyceps adalah jenis jamur yang sebenarnya ada dalam kehidupan nyata. Mereka umumnya mempengaruhi serangga, mengendalikan pikiran inang mereka, dan membawanya pada kematian.
Hal ini juga menjadi inspirasi bagi pengembang serial untuk menciptakan konsep yang mengerikan dan menegangkan dalam dunia yang mereka gambarkan. Mengutip DariLaut.id mitra Teras.id, peneliti di bidang mikologi, kasus ini sebenarnya adalah fenomena yang terjadi pada hewan serangga.
Iwan Saskiawan, seorang periset di Pusat Mikrobiologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengulas tentang jamur ini dalam acara BRIN Insight Every Friday (BRIEF) ke-75 dengan judul "Mikologi, di Balik Serial The Last of Us," pada Jumat, 12 Mei 2023.
Menurut Iwan, spora merupakan jamur yang sangat kecil. Apabila spora jatuh di tempat yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya, maka akan berkembang menjadi hifa dan selanjutnya menjadi micellium.
Pada dunia nyata, fenomena tersebut benar-benar terjadi akibat infeksi spora pada semut. Semut jenis Camponotus ligniperda, ternyata menjadi inang yang baik bagi sebuah jenis jamur yang dikenal sebagai Jamur Semut (Ophiocordiceps unilateralis) atau semut zombie.
Semut yang terinfeksi jamur akan menunjukkan penampilan yang aneh dan menyeramkan. Jamur akan tumbuh pada tubuh semut tersebut dan secara perlahan membunuhnya.
Peristiwa ini dimulai ketika semut terinfeksi spora jamur yang masuk ke dalam tubuhnya. Senyawa aktif dalam jamur akan mengambil alih otak semut. Jamur ini disebut sebagai jamur entomopatogenik, yaitu jamur yang hidup sebagai patogen pada serangga.
Jika sistem saraf semut sudah dikuasai oleh jamur, perilakunya akan berubah dan menjadi gelisah. Jamur akan memaksa semut pergi ke bawah daun dan menggigitnya.
Kemudian saat semut mulai mati, tubuh buah jamur akan tumbuh pada tubuh semut dan terus membesar. Akhirnya, jamur akan melepaskan spora ke tanah dan menginfeksi semut-semut lainnya. Proses ini akan terus berulang.
Iwan menjelaskan bahwa keistimewaan jamur ini adalah kemampuannya untuk menginfeksi serangga dengan masuk melalui kutikula, saluran pencernaan, dan spirakel.
Walaupun di dunia nyata ada jamur yang serupa dengan yang ada di serial The Last of Us, tetapi jangan khawatir karena jamur memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem. Fungsi jamur sangat beragam, antara lain sebagai dekomposer, sumber pangan, bahan dasar minuman, dan bahan kosmetik, sebagai nutraceutical.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.