Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada abad pertengahan cikal bakal Tembok Besar Cina diduga dirancang untuk mempertahankan diri melawan pasukan Mongol Jenghis Khan. Namun, studi besar pertama yang dilakukan peneliti dari Israel Hebrew University di Yerusalem menunjukkan bahwa tembok itu dibangun jauh sebelum dinyatakan sebagai benteng pertahanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tembok Besar Cina sebenarnya adalah kumpulan dari banyak dinding sepanjang 8.850 kilometer dari Dinasti Ming (1368-1644) dan memang dibangun untuk mempertahankan Cina dari Mongol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, berabad-abad sebelumnya, tembok itu dibangun jauh ke utara (Northern Line), yang kira-kira berdiri dari barat ke timur melalui Mongolia timur laut, masuk ke Rusia, dan berakhir di wilayah timur laut Mongolia Dalam Tiongkok.
"Ada yang menyebutkan dalam teks-teks klasik para pelancong yang melihatnya. Tapi itu tidak pernah menjadi fokus penelitian," ujar peneliti dari Israel Hebrew University di Yerusalem, Gideon Shelach-Lavi, seperti dikutip laman New Scientist, 9 Juni 2020.
Untuk mengetahui lebih lanjut, Shelach-Lavi dan rekan-rekannya menggunakan citra satelit dan fotografi drone untuk mensurvei seluruh Jalur Utara itu. Mereka juga menjelajahinya dengan berjalan kaki dan menggali beberapa area.
Berbeda dengan Tembok Ming yang terkenal terbuat dari batu, Northern Line dibangun dari tanah yang dibentuk menjadi gundukan dan dikompresi. “Lapis demi lapis mereka tumpuk, sehingga menjadi sangat keras," kata Shelach-Lavi. Banyak tembok Cina yang lebih tua dibangun dengan cara ini.
Tingginya sekitar 1 meter, meskipun mungkin awalnya diperkirakan 2 meter. Di sisi utara ada parit sekitar 2 meter, yang menurut Shelach-Lavi mungkin digali untuk memasok bahan tembok itu dari tanah. Dan tidak ada menara atau benteng. "Itu bukan hambatan yang sangat berat," kata Shelach-Lavi.
Berdasarkan penanggalan radiokarbon, tim berpikir bahwa tembok itu dibangun antara tahun 1000 dan 1100 M, artinya itu sebelum kelahiran Jenghis Khan, yang sekitar tahun 1162. "Itu tidak ada hubungannya dengan Jenghis Khan, tidak ada hubungannya dengan tentara Mongolia," tutur Shelach- Lavi.
Sebaliknya, itu kemungkinan dimanfaatkan oleh para penguasa Cina untuk mengontrol pergerakan rakyat Mongolia. Mongolia terkadang menderita musim dingin ekstrem yang disebut dzuds, yang oleh beberapa orang nomaden memilih untuk melarikan diri dengan pindah ke selatan.
"Dan tembok itu memungkinkan Cina mengendalikan banyaknya orang yang masuk, atau mungkin memajaki pengunjung yang masuk," ujar Shelach-Lavi.
NEW SCIENTIST