Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pisang Kepok atau Musa Paradisiaca termasuk salah satu jenis pisang raja yang dibagi menjadi dua varietas di Indonesia, yakni pisang kepok kuning dan pisang kepok putih. Melansir dari fondazioneslowfood, tinggi pisang pohon kepok mencapai sekitar 2 meter biasanya menghasilkan 5 sampai 9 sisir pisang per tandan, yang berisi 10 hingga 14 buah per sisir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pisang yang tumbuh dibudidayakan secara teratur di daerah pedesaan ini sering disajikan sebagai camilan tamu dengan direbus, dikukus, atau digoreng. Faktanya, pisang kepok dapat diolah menjadi tepung sebagaimana dalam publikasi Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro meneliti kandungan cookies tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis. Tepung pisang kepok menjadi satu dari sekian daftar bahan pembuatan cookies, tepung ini dimodifikasi secara autoclaving cooling enzimatis autoclaving cooling.
Untuk membuat tepung pisang kepok dimulai dari daging pisang kepok kuning dicuci, diiris tipis untuk dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 50 derajat Celcius selama 24 jam. Pisang kepok yang telah kering dihaluskan dengan blender dan diayak.
Resep Nugget Pisang Pandan. tabloidbintang.com
Autoclaving, merupakan proses mematikan virus dan bakteri lainnya, proses ini membutuhkan selama 15 menit pada suhu 121 derajat Celcius, kemudian cooling pada suhu 4 derajat Celcius selama 24 jam. Tepung pisang kepok ditambahi enzim pullulanase sebanyak 2 persen dan diinkubasi dalam shaker incubator dalam selama 15 jam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi cookies tepung pisang kepok memiliki kadar pati resisten sangat tinggi. Saat pati resisten diproses oleh enzim pencernaan umumnya memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga mengkonsumsi pati resisten dapat menurunkan kandungan gula darah.
Pati resisten memiliki efek mengurangi respon glikemik dan insulin, menurunkan kolesterol, dan efek protektif terhadap kanker kolon melalui proses mikroflora, yang mengubah pati resisten menjadi asal lemak. Dikutip dari healthline.com, pati resisten memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan metabolisme.
Beberapa penelitian menganggap pati resiten dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga meningkatkan daya tanggap sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, dan menurunkan gula darah, pati resisten berpotensi membantu menghindari penyakit kroni dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca juga: Kaya Nutrisi, Berikut Beragam Manfaat Pisang Kepok
BALQIS PRIMASARI